1

998 143 29
                                    


"Huftt ... "

Sunghoon menghela napas panjang. Merasa lelah dengan acara pernikahannya yang mengundang banyak orang. Mulai dari kerabat, kolega, hingga sahabatnya. Orang-orang terus berdatangan seperti tidak ada hentinya.

Kenapa juga papanya harus mengundang banyak orang. Seharusnya cukup dihadiri oleh kerabat penting dan sahabatnya.

Sunghoon tidak mengerti dengan jalan pikiran orang tuanya. Apa mereka tidak malu? Atau mereka tidak takut bisnis mereka hancur gara gara tersebar gosip anaknya menikah dengan orang miskin? Sunghoon merasa orang tua terkadang berpikir aneh.

"Oii !"

Sunghoon menoleh dan mendapati Jake, sahabatnya sejak sekolah menengah atas berdiri di depannya dengan membawa sekotak coklat. Sunghoon mempunyai firasat itu pasti bukan coklat biasa.

"Duh, gue kira lo yang atas, ternyata lo yang bawah. Semoga aja lo kuat. Emang sakit di awal, tapi lama-lama ya gitu. Nanti lo pasti bakal ketagihan."

Sunghoon mendengus, "Lo ngomong kayak udah pernah ngelakuin aja."

"Emang belum. Tapi gue dapet dari sumber yang terpercaya," Jake memberikan sekotak coklat itu pada Heesung.

"Ini buat lo, kak. Lo mesti tau ini coklat bukan sekedar coklat. Ini kalo lo makan satu, beuh ... , dijamin berjam-jam masih semangat. " Jake mengepalkan tangannya.

Sunghoon memijat pelipisnya. Merasa malu sekaligus pusing. Ia yakin pasti bukan hanya Jake yang membawa barang aneh seperti ini.

"Oh iya, ini kadaluarsa tahun depan. Kalo mau lagi, call gue aja. Gue pesenin banyak buat kalian berdua. Udah ya, gue mau makan dulu. Selamat menempuh hidup baru buat kalian berdua."

Setelahnya Jake turun dari altar. Bergantian dengan Jay yang kini naik ke atas altar dengan menggandeng pacar manisnya, Yang Jungwon.

"Selamat ya kak, semoga langgeng terus sampe tua," Jungwon menyalami Sunghoon dan Heeseung secara bergantian.

"Terima kasih."

Jay menghadap Heeseung. "Selamat ya kak. Gue tau lo pasti bingung. Ini bukan kemauan lo maupun Sunghoon. Kalo Sunghoon pernah kasar sama lo, gue sebagai sahabat kecilnya mau minta maaf. Dia sulit ngontrol emosi. Tapi, lo harus tau, Sunghoon ngga sekasar itu. Kalo dia benci pasti dia punya alasan. Dan gue yakin alasan itu bukan hal yang sepele. Jadi, gue minta tolong sama lo, kak. Tolong buat Sunghoon terbuka dan nerima lo. Tolong jaga dia. Gue percaya lo pasti bisa jaga dia dengan baik."

Heeseung menepuk sebelah pundak Jay, "Tidak perlu khawatir. Sunghoon adalah istri? Haha ... Saya tidak tau harus memanggilnya apa karena dia laki-laki."

Sekilas ia melirik Sunghoon yang kini sedang asyik berbincang dengan Jungwon.

"Yang pasti Sunghoon sekarang adalah pasangan hidup saya. Sekasar apapun tindakan yang dia lakukan, tidak akan menjadi alasan bagi saya untuk mengabaikan atau meninggalkannya. Saya akan berada disisinya saat dia membutuhkan sandaran. Dan saya berjanji akan menjaga Sunghoon dengan sebaik-baiknya. Karena dia adalah tanggung jawab saya."

Jay tersenyum lega mendengar jawaban Heeseung. Sunghoon itu beruntung sekali bisa mendapatkan suami seperti Heeseung.

"Thanks, kak. Gue jadi lega. Lo kalau butuh bantuan bisa telpon gue atau Jake. Kita disini bakal bantu lo."

"Terima kasih banyak, Jay."

Sementara itu, Jungwon memberikan sebuah parfum pada Sunghoon.

"Kak Sunghoon, ini kado dari aku sama kak Jay. Parfum ini katanya cocok buat pengantin baru. Wanginya bikin suami nempel setiap hari. Nih, biar kalian makin romantis."

Sunghoon tersenyum kaku. Ia menerima kado itu dengan setengah hati. Ada- ada saja. Kenapa mereka memberinya barang tidak berguna? Sunghoon tidak akan memakai parfum ini. Berdiri berdampingan bersama Heeseung saja Sunghoon kesal, apalagi jika Heeseung sampai menempel padanya.

Huh, mengerikan!

Tinggal satu lagi, yaitu Ni-Ki. Adik angkat Jay. Katanya dia diangkat menjadi bagian dari keluarga Park saat berumur 4 tahun. Mama Jay merasa kasihan melihatnya meringkuk kedinginan disamping tong sampah. Maka ia memutuskan untuk mengadopsi Ni-Ki. Sekalian agar Jay mempunyai teman.

"Yooo ... Selamat kawin, kak! Ini gue kasih buket bunga. Gue cuma bisa ngasih itu. Lo kan udah kaya kalo mau apa-apa bisa beli sendiri. Gausah nunggu kado dari gue."

"Heh bocah, siapa juga yang nunggu kado dari lo!"

Ni-Ki tersenyum jenaka, "Galak amat, Lo pasti deg-degan ya mau gas apa ngga nanti malam. Saran gue sih mending gas aja. Dah ah, gue mau makan. Sekali lagi selamat kawin."

Sunghoon haya bisa mengelus dadanya. Menguatkan dirinya untuk bersikap sabar.

Heeseung melihat itu hanya tersenyum kecil. Rasanya menyenangkan melihat interaksi Sunghoon dan para sahabatnya Itu. Ditambah dengan ekspresi kesal Sunghoon yang tampak lucu dimatanya.

"Apa liat-liat?!"

Heeseung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum teduh.

"Enggak, kamu cantik hari ini. Apalagi kamu lagi kesel kaya gitu. Jadi tambah cantik."

Sunghoon mengerutkan dahinya. Merasa tidak suka dengan gombalan Heeseung. Apa-apaan itu. Gombalan murahan tidak akan membuat Sunghoon meleleh.

"Apa sih?! Mending bantu cari note yang Ni-Ki selipin di buket bunga tuh. Takut ada apa-apa. Ngadi-ngadi anaknya."

"Kamu kasih saya imbalan apa kalau sampai ketemu?" tanya Heeseung.

"Apapun yang lo mau. Cepet bantu, gausah banyak tanya."

Heeseung mengangguk patuh. Bergeser mendekati Sunghoon. Membantu mencari note yang dimaksudkan. Ia langsung memberikan note tersebut pada Sunghoon setelah ditemukan.

Sunghoon memegang note tersebut sedikit ke tengah. Agar Heeseung juga bisa membaca isi notenya.

'Selamat makan pisang setiap hari'

Sialan.

Sunghoon mengutuk Ni-Ki semoga bocah itu ditolak untuk yang kelima kalinya.

"Kamu tidak lupa imbalan saya kan," bisik Heeseung.

Sunghoon menggigit bibir bawahnya. Ia malu setengah mati. Ia yakin wajahnya pasti sudah memerah.

"Jadi Sunghoon, kapan saya akan mendapat imbalan?"

Sunghoon bisa melihat Heeseung yang tersenyum miring kearahnya. Terkesan mengejek.

Sialan. Sialan. Sialan

Lee Heeseung sialan. Bisa-bisanya dia membuat Sunghoon malu seperti ini.
Tunggu saja, Sunghoon pasti akan membalasnya.
































Aku mau minta saran kalian nih, kira kira siapa yang cocok buat jadi mama sama papa nya Sunghoon?

Nacthmerrie | HeehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang