06. Sebuah kebenaran.

1.5K 219 24
                                    

Doyoung tidak kembali dari rumah Haruto, malam itu ia melihat seseorang masuk kedalam kamar haruto di lantai bawah.

Doyoung pikir semua ini tidak benar, jadi ia memilih menyusul Haruto dan mengatakan ada seseorang masuk kedalamnya.

Baru saja doyoung ingin mengetuk pintu, ia sudah mendengar suara teriakan ibu Haruto, ia rasa anak itu tengah di marahi habis habisan. Doyoung jadi tidak enak untuk menganggu, jadi tidak ada pilihan lain, ia masuk ke kamar haruto.

Gelap, ia tidak melihat apa apa. Tapi tiba tiba ada seseorang membekap mulutnya dan menyudutkannya ke dinding. Doyoung yakin orang ini adalah maling itu.

"Jangan macam macam" bisik orang itu.

Doyoung langsung membesarkan matanya kala ia mengenal suara orang itu, langsung saja doyoung menginjak kaki orang itu dan langsung melepaskan bekapannya.

"Ayah!" Ujarnya.

Kedua insan itu langsung bungkam satu sama lain. Terkejut akan fakta yang ia mereka hadapi sekarang.

"Dari sekian banyak perkejaan kenapa ayah harus jadi pencuri?"

Pantas selama ini ayahnya tidak pernah memberitahukan tentang pekerjaanya dan ternyata ini adanya, ayahnya itu ternyata seorang pencuri.

"Keluar cepat!" Ayah doyoung menarik tangan anaknya untuk keluar, namun doyoung memberontak.

"Aku kecewa yah!"

"Tidak ada waktu untuk membicarakan itu sekarang!" Bentak sang ayah.

Doyoung menahan emosinya, ia juga mengerti keadaan sekarang sedang genting tak ada waktu untuk mengobrol, jadi ia menuruti perintah sang ayah doyoung berjalan ke arah jendela.

Namun baru saja ia ingin melangkahkan kaki, pintu kamar terbuka dengan Haruto yang berdiri mematung menatap dua orang yang tiba tiba berada di kamarnya.

"AA-hmmmpp!"

Mulut Haruto langsung di bekap oleh ayah doyoung.

"Keluar cepat!" Ucap sang ayah yang terus menahan tubuh kuat Haruto.

"Lepaskan saja ayah kita bisa jelaskan baik baik padanya" Ujar doyoung menghampiri sang ayah.

Melihat wajah Doyoung Haruto semakin terkejut, ia makin memberontak, bahkan sampai melompat lompat agar bisa lepas.

"Haruto tidak seperti apa yang kau pikirkan, ayah hanya-"

BRUKK!

Kepala Haruto terbentur kedinding, langsung saja haruto ambruk.

"Ayah!, Ayah bagai mana ini!"

Mereka berdua mematung menatap haruto yang pingsan.

"Sudah ayah bilang keluar!"

"Ayah... Harutoo" lirih doyoung, sekarang air mata doyoung mulai mengalir.

Sang ayah menghapus air mata anaknya itu "jangan menangis, dia hanya pingsan, sekarang keluar dan kabur dari sini!"

"Ayah harus berjanji jangan apa apakan Haruto!"

Sang ayah mengangguk.

Doyoung pun perlahan keluar dari jendela, dengan berlari kecil ia keluar pekarangan rumah Haruto dan pergi mengendari motornya.

Ayah doyoung bingung, harus ia apakan anak ini, jika ia biarkan Haruto akan bangun di pagi hari dan melaporkan tindak kriminal yang terjadi padanya.

Ayah doyoung yang sempat mendengar pertengkaran Haruto dan ibunya menimbulkan sebuah ide di otaknya.

Ia mengeluarkan pisau cutter kecil dari sakunya, dan mulai menyayat nadi Haruto.

Keluarganya pasti akan percaya jika anaknya mati bunuh diri, sebab malam sebelum kematiannya mereka sempat bertengkar.

Ayah doyoung menatap seisi kamar, ia mengobrak abrik kamar haruto, meletakkan pisau di tangan anak itu, mereka Yasa semuanya sesolah olah Haruto benar benar bunuh diri.

Setelah selesai ia langsung keluar dari kamar, memperhatikan halaman rumah jika ada cctv, tapi amat sangat beruntungnya sang ayah, tidak ada cctv di rumah Haruto dan juga tak ada cctv yang terpasang di depan rumah atau pun di tiang listrik sekitar rumah Haruto.

Nah disini lah titik kebenarannya, bahwa Haruto tidak bunuh diri, ayah dari Kim doyoung tak sengaja mendorongnya hingga pingsan, jadi ia tak punya pilihan lain selain membunuh Haruto agar ia tetap aman.

Di pagi hari doyoung mendapat kabar bahwa Haruto bunuh diri, tentu ia sangat terkejut, bukannya malam itu ia hanya pingsan.

Langsung saja ia menghubungi ayahnya.

"Ayah apa yang kau lakukan pada Haruto?"

"Kau sudah dengar kabarnya?, Karna kau sudah tau mulai sekarang kau harus diam demi ayah mu, berpura pura lah tidak ada yang terjadi!"

Doyoung menjatuhkan ponselnya, jika ia tau ini yang akan terjadi ia tidak akan pergi dari rumah Haruto malam itu.

"Maafkan aku Haruto!"

"Maafkan aku Haruto!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cuma fiksi belaka, jika ada kesamaan nama dan latar tempat mohon di maafkan.
Semua yang terjadi dalam cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan idol itu sendiri.
Mohon bijak dalam membaca, zeyeng;)










Haii...
Makasih udah mau baca dan vote komen, Lope yang gedek buat kalian♥:)

Sampai jumpa di cerita aku yang selanjutnya..... Bayiiii;)


Bikin book 2 nya apa tidak?

Be Sorry - Haruto[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang