Jika di tanya apa salah ku atau apa penyesalan ku pada Haruto, aku merasa adalah orang yang paling berdosa padanya, aku sangat terkejut saat berita tentang anak itu bahawa ia mati bunuh diri.
Dia tipe anak yang ceria, apalagi jika ia bersama jeongwoo satu koridor kelas 10 di penuhi oleh gelak tawa mereka.
Tapi tak ada asap jika tak ada api, aku tau jika Haruto depresi, tanpa sepengetahuan jeongwoo temannya, Haruto sering menyendiri dan menangis di belakang sekolah.
Semenjak hari dimana aku menemukannya sedang menangis, mulai saat itu aku terus membuntutinya, tak baik jika membiarkannya sendiri dalam suasana hati yang buruk.
Aku tak tau apa masalah yang menimpanya sebenarnya, kenapa ia begitu terlihat sangat terluka. Jadi aku memutuskan untuk mendekatinya dan menanyakan apa yang menimpa dirinya.
"Haruto!, Cobalah bersandar di pundak ku, mungkin kau akan merasa lebih baik!"
Aku tak tau jika kata kata seperti itu bisa membuat seseorang merasa lebih baik, efeknya sangat kuat, Haruto jauh merasa lebih baik saat bertemu dengan ku.
Kami mulai dekat, Haruto mulai mengajak ku berteman dengan jeongwoo namun aku menolaknya, aku lebih suka sendiri dan memperhatikan orang orang dari pada berteman, jika suatu saat nanti teman itu berkhianat dirimu juga yang akan merasa kecewa dan sedih.
Kami sering bertemu di belakang sekolah, perlahan tapi pasti Haruto mulai menceritakan satu satu masalahnya.
Mulai dari, ibunya yang bersikap dingin padanya sepanjang hari dan kakak laki lakinya yang acuh tak acuh padanya, hidup di tengah keluarga seperti itu membuat Haruto merasa sesak tinggal di dalamnya.
Ibunya tipe orang tua yang membenci anak yang bodoh, namun Haruto harus apa jika di lahirkan menjadi anak yang bodoh, itu bukan kesalahan haruto.
Haruto selalu dapat nilai rendah, ia selalu di banding bandingkan dengan jeongwoo yang selalu mendapatkan nilai sempurna, di tambah kakaknya yang juga sama pintarnya dengan jeongwoo. Haruto makin merasa tinggal di neraka.
"Tapi coba lah untuk mengerti keluarga mu, mungkin ibu mu marah dan membanding bandingkan mu untuk membuat kau lebih giat lagi!"
"Ku rasa tidak, untuk membuat ku lebih giat jangan merendahkan ku seperti itu!"
Aku rasa, rasa kebenciannya mulai tumbuh semakin besar, ia tak lagi ingin mendengarkan omongan ku.
Aura Haruto makin kelam, ia selalu berjalan menunduk, bahkan jeongwoo yang mengajaknya berbicara ia acuhkan. Ketika bertemu dengan ku ia selalu murung dan yang paling aku kejutkan ia tak ingin bertemu dengan ku lagi, ia selalu menghindari ku, aku rasa ia muak dengan ceramah ku.
Sungguh aku benar benar merasa kasian padanya.
Suatu malam aku baru saja menyelesaikan tugas ku di perpustakaan, namun aku melihat haruto berjalan sendirian menuju atap sekolah, aku langsung saja mengikuti nya, pikiran ku sudah berjalan kemana mana.
Benar saja haruto berdiri di pembatas atap sembari menutup mata membentangkan kedua tangannya bersiap untuk jatuh.
"HARUTO KAU GILA!" Aku menarik langsung menarik tangan Haruto, hingga kami berdua tersungkur kelantai.
"Doy-"
"Apa tidak cukup ceramah ku kemaren, sudah ku bilang akan berapa banyak orang yang akan menangis jika kau mati, tapi apa yang kau lakukan barusan!"
"Tidak doyoung, aku hanya ingin menikmati angin malam!"
Kemudian kami berdua tertawa, aku kira malam itu ia ingin mengakhiri hidupnya, ternyata ia hanya ingin menghilangkan sesak, ia bercerita pada ku hari ini seharunya ia bertemu seorang guru membicarakan tentang kenaikan kelas bersaratnya, namun sang guru tidak ia temukan, ibunya di rumah sudah mewanti wanti agar bertemu dengan sang guru, namun ia tidak menemukannya jadi ia takut untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Sorry - Haruto[✓]
RandomIni tentang segala penyesalan orang orang yang berada di sekitar watanabe haruto. Star: 17/01/2021 End: 02/04/2021