04.Jang Wonyoung

1.3K 202 9
                                    

Untuk pertama kalinya aku melihat seorang watanabe haruto yang selalu bahagia, yang selalu menapakkan gigi putihnya pada siapa pun, kapan pun, sekarang menangis di belakang sekolah.

Ia mengeluarkan begitu banyak air mata, ia terus menghapus dengan lengan seragam sekolahnya.

Ada apa dengannya kenapa ia menangis?

"Seharunya aku menanyakan apa kau baik baik saja? waktu itu, tetapi aku terlalu bodoh hanya diam saja dan memperhatikan mu dari jauh"

Monolog ku pada batu nisan yang bernamakan Watanabe Haruto itu.

Aku membasahi nisan itu dengan air mataku yang jatuh satu persatu.

Aku tidak tau bahwa tangis itu berdampak buruk padanya, aku pikir ia hanya butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri, karna itu aku tidak menghampiri nya.

Seharunya aku memeluk dan mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuat mu merasa lebih baik seperti...

"tidak apa apa menangis lah, semua akan baik baik saja"

Sepertinya itu tidak mungkin, menatap matanya saja aku tidak kuat, aku begitu malu hanya untuk menatapnya apa lagi untuk memeluknya.

Sekarang pria yang sangat aku sukai, terbaring di bawah tanah.

"Bahkan aku belum mengungkapkan perasaan ku pada mu, tetapi kau sudah pergi"

Betapa terpukulnya aku ketika mendapat kabar dari orang orang, bahwa haruto bunuh diri, tentu aku tidak mudah percaya terkadang berita sekolah tidak benar.

Untuk memastikannya aku harus cari tau sendiri, aku memilih bolos sekolah dengan cara memanjat pagar sekolah, aku pernah melihat haruto melakukan itu.

Setelah tiba di rumahnya, jangan tanya kenapa aku tau rumah haruto karna aku adalah salah satu penggemar nya.

Setelah tiba di rumah itu, orang orang banyak berkumpul, terlihat mobil polisi dan sebuah ambulans yang terparkir di depan rumah.

Lalu beberapa saat setelah itu, aku melihat para petugas membawa seseorang di atas tandu dengan di tutupi kain putih, apakah itu haruto?.

Benar itu adalah haruto, ibunya terus menangis menatap haruto yang di naikkan ke atas ambulans dan kakak haruto yang setia memegang sang ibu dan taklupa ada jeongwoo teman karip haruto yang ikut menangis melihat sang teman yang di masukan kedalan ambulans, pada saat di naikkan tangan haruto tak sengaja keluar dan menampakkan luka sayatan yang menganga membuatku menutup mata seketika.

Aku menangis saat itu, aku hanya diam sembari terus mengeluarkan air mata melihat mobil ambulans yang terus menjauh.

Kini haruto ku sudah pergi.

"Beritahu pada aku ini hanya mimpi, ini hanya mimpi bukan!"

Aku terus memukul mukul makam haruto, aku tidak bisa terima ini semua, aku sangat mencintainya kenapa ia pergi bahkan aku belum menyatakan perasaan ku.

"Heii ayolah dia sudah tidak ada"

Sungguh aku terkejut dengan kedatangan jeongwoo, ia tiba tiba berdiri di samping ku dan mengucapkan kata kata itu.

"Menangis lah tidak apa apa, tapi jangan berharap ia akan kembali"

Aku berdiri dan menghapus air mata ku, aku menatap jeongwoo kesal kenapa ia berkata seperti itu, seolah ia sudah menerima semua ini.

"Kau tau sampai kapan pun, aku tidak akan pernah merelakan kepergian haruto" ucapnya seloah tau isi kepala ku.

"Tetapi sebuah fakta menampar ku dengan begitu keras, bahwa teman ku haruto tidak akan pernah kembali" ia menatap makam haruto penuh makna, ia seolah melakukan dosa besar kepada haruto sehingga ia terus menangis menatap nisan bernamakan watanabe haruto tersebut.

"Tidak apa apa menyesal dari pada seolah semua hanya baik baik saja" ucap ku.

Aku tau ia pasti melakukan kesalahan besar kepada haruto sehingga ia bersikap seperti ini bahkan menyedihkan untuk di lihat.

"Seharunya kau menemaninya menangis di belakang sekolah"

Ia terkejut, mendogakkan kepalanya kepada ku.

Memang benar seharunya sebagai seorang teman ia juga harus ikut menangis bersama haruto dan juga ikut merasakan sakit yang di rasakan haruto.

"Kau melihatnya menangis?"

Aku mengangguk

"Aku melihatnya menangis berderaikan air mata di belakang sekolah, ia terus menghapus air mata itu, ia hanya sendiri terisak isak penuh kesedihan, entah kesakitan apa yang di rasakannya sehingga ia menangis begitu menyedihkan, saat itu aku ingin menghampiri nya tapi aku bukan siapa-siapa"

Aku tidak tau apa yang di rasakan jeongwoo saat ini, ia hanya diam menatap makam haruto, air matanya keluar begitu cepat, ia memegang dahinya mencoba menahan tangis, aku rasa saat ini ia benar benar mengutuk dirinya sendiri.

Aku memilih pergi, aku tidak ingin menganggu seorang teman yang sedang mentangisi temennya yang sudah pergi.

Selamat jalan haruto, kau akan selalu menjadi orang yang aku sukai.

Tungkai ku, melangkah menjauhi makam dan jeongwoo disana, aku akan selalu bersukur atas apa yang aku dapat selama ini, belum tentu orang orang di luar sana bahagia seperti diriku.

"Maafkan aku Haruto."

_
_
_
_

TBC

Be Sorry - Haruto[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang