11

329 55 8
                                    

happy reading!!!!

***

"Emm, ntar gue ada acara pulang sekolah, gue balik sendiri aja gausah jemput ya"

sasa berucap ragu menatap jalanan kota yang sedikit padat

"yaudah abis acara telpon aku aja ntar aku jemput"

"gausah, gue bisa balik ama temen gue kali"

"papa bilang kamu cuma boleh balik sama aku"

sasa menatap jason sinis, makin kesini ucapan pria ini semakin menggelikan di telinga nya, aku kamu, dan sekarang ikut memanggil papa nya 'papa'? hey dia pikir dia siapa?.

"maksud lo papa siapa dah?"

"ya papa kamu"

"itu papa gue sendiri lo gausah ikut ikutan panggil papa"

"papa kamu kan papa aku juga"
ucap jason tanpa dosa

"gue gibeng pala lo yee, gausah macem macem lo, sama satu, gausah pake aku kamu lah anjir najis gue"

"ya terserah aku"

"tuhh kan ihh"

"harusnya kamu yang gaboleh pake lo gue lagi"
jason menambahkan, tertawa geli, mengganggu wanita ini kini sudah menjadi kebiasaan nya.

"lo ngomong sekali lagi gue pecahin ni ye kaca mobil lo"

"hahaha iya iya, btw pulang sekolah nya sama aku aja ya, aku gabakal ganggu kok cuma anterin kamu balik aja udah, aku cuma jalanin perintah papa kamu ga lebih, jam berapapun kamu balik telpon aja, pokonya aku bakal selalu ada kalo buat kamu"
jason terkekeh pelan di akhir mencerna kata katanya barusan.

"najis banget anjir, udadeh gue mau sekolah, ntar gue telpon"
sasa beranjak turun

"ni ga cipika cipiku dulu ni?
jason tergelak

"lo gue aduin bapak lo ntar ye"

"yahhaha iya becanda, yaudah hati hati cantik, bye!"
jason tersenyum manis dan melambai pelan pada sasa

"najis banget hahhaa, bye"
sasa tersenyum melambaikan tangannya singkat.

buset ni gue apa apaan dah anjir

ucapnya menyadari tangannya kini melambai manis pada pria itu.

***

Malam yang cerah, ada bulan yang seolah tersenyum di luar sana, di temani ratusan bintang yang tersusun indah malam ini.
Sasa melangkah lesu, menatap kalender kecil di kamarnya, hari ini, tepat hari ini harusnya dia tengah berbahagia merayakan anniversary ke 5 nya dengan.. dengan siapa lagi, tentu saja dengan raka.

huhhhhh

ia bernapas kasar, mencoba menyalurkan kekesalan,

tak lama ia meraih ponselnya, mencari kesibukan adalah satu satunya cara yang bisa dilakukannya sekarang, belum lama berselancar di dunia maya sebuah pop up menunjukkan notifikasi sindi yang tengah melakukan live Instagram, dengan cepat pun ia menekan notifikasi tersebut.

"oh my God"

Sasa menatap nanar ponsel nya yang menunjukkan kemesraan sindi dan raka melalui live Instagram.

"fuck malam ini kita anniversary ke 5 bisa bisanya lo asik asikan sama cewe baru lo"

brakkk

ia membuang ponselnya asal, melemparkan nya ke sembarang tempat tanpa peduli keadaan ponsel itu setelah nya.

Sasa menutup matanya kuat, ada sesuatu yang sangat sulit untuk di ungkapkan di dalam sana, tanpa sadar air matanya menetes, dengan cepat ia mengusap nya, menatap sebuah bingkai foto yang menunjukkan foto nya dan raka tengah tersenyum senang dengan raka yang menggunakan kaos basket kebanggaan nya,

Sasa berdiri cepat, membanting pintu kamarnya kasar, berjalan menuruni tangga entah menuju kemana. keluar rumah segera membuka pagar dengan telaten, lihatlah tidak ada yang peduli, bahkan satpam rumahnya yang selalu berjaga pun entah kemana perginya, sasa tidak peduli, entahlah mungkin sekarang ia harus bersyukur tidak ada yang menghalangi langkahnya malam ini.

Lama berjalan akhirnya ia tiba di sebuah halte bus, lihatlah betapa bodohnya seorang joy denysa, dengan piyama nya ia berjalan sejauh ini tanpa tujuan, ia memukul mukul kakinya yang kini terasa pegal,  menatap jalanan sepi dengan tatapan kosong, entah apa lagi yang kini harus di lakukan nya, tiba tiba hujan turun, entah bagaimana bisa padahal jelas jelas cuaca sangat cerah sebelumnya, oh ayolah sasa bahkan tidak peduli, hingga suara deru motor manarik nya ke dunia nyata, itu.. Raka.

perlahan pria itu mendekat, tanpa membuka helm pun sasa bisa memastikan dengan sangat yakin bahwa pria ini adalah Raka, seseorang yang jujur saja sangat di rindukannya, raka berhenti, melepaskan helm nya cepat dan mengibas kan rambutnya pelan, lihatlah betapa tampannya makhluk tuhan yang satu ini, wajahnya terlihat lesu, mungkin sedikit pucat, sasa mencoba untuk tidak peduli entah apa yang terjadi.  Sasa tersadar, ia menggeleng cepat mengusir semua pemikiran di kepalanya, tampak nya raka belum menyadari kehadiran sasa disini, mencoba menghindari raka sasa hanya bisa berbalik, bagaimanapun ia tidak mungkin menerobos hujan yang begitu deras sekarang.

"Sasa??"

sasa terdiam, menatap raka yang tampak sedikit kaget, berpura pura tidak peduli ia kembali menatap jalanan basah yang kosong. entah apa yang dilakukan pria ini yang pastinya sasa mengetahui ia duduk tepat di sebelah sasa.

sasa yang merasa sedikit panik hanya bisa berpura pura tenang padahal ia benar benar berkecamuk di dalam sana.

"kamu ngapain disini?"
raka bersuara pelan

sasa mendecih, jelas jelas kemaren pria kasar ini menyakitinya.

"gausah sok akrab lo"
ucap sasa sinis

"kamu kangen aku ya?"

"apasih aku kamu najis gue"

"sa aku serius"

"sinting ya lo"

"kamu inget ga hari ini anniversary kita yang ke lima?, jujur aku kangen banget sama kamu sa"
suaranya terdengar lirih

Sasa lemah mendengar nya, membalikkan badan, kini ia menatap raka lama.

"gue capek ya liat semua kelakuan lo, mau lo apa si?"
ada sirat kecewa yang begitu kentara di kalimat nya.

Perlahan raka mendekat, menatap sasa tenang, tatapan itu, tatapan menenangkan yang begitu sasa rindukan, perlahan raka memeluk sasa kuat. pelukan yang kini terasa benar benar tulus.

"lepas ga gilak ya lo"
sasa berucap cepat

"Sebentar aja sa, sebentar aja"

Sasa bingung, memberontak pelan namun tidak dapat di pungkiri ia juga merindukan pria ini. namun apapun itu ini tetap saja tidak benar, dengan segera ia menepis tubuh Raka kuat.

Saaa berdiri, rasanya semakin tidak benar berlama lama di dekat pria ini,

"SAA GUE KANGEN SAMA LO, TERSERAH LO MAU MIKIR APAPUN TAPI GUE TETEP GABISA LUPAIN LO SEMUDAH ITU, GUE SAYANG SAMA LO, TAPI GA PEDULI SEKUAT APA PUN GUE BERUSAHA GUE TETEP GABISA NGELAWAN TAKDIR TUHAN"

Sasa yang hampir beranjak kini diam, semakin bingung, apa yang sebenarnya pria ini inginkan?. ada banyak tanya di hatinya, dengan cepat ia berbalik.

"maksud lo apasi ka? lo tiba tiba mutusin gue dan sekarang lo kaya gini mau lo apa?.

Raka terdiam lama, ada banyak hal yang tampak nya ingin ia jelaskan tapi sasa pun tidak tahu apa.

"Kita beda sa, tuhan kita yang beda, gue ga pernah jelasin dan bahas ini bukan berarti kita sama, apapun itu gue tau endingnya hubungan kita bakal gimana, buat apa kita jalanin kalau endingnya emang ga bakal berubah, gue sayang sama lo tapi gue lebih sayang sama tuhan gue sa, sorry to say tapi ini semua bener bener di luar kendali gue, kalau lo kira gue baik baik aja sama perbedaan ini, lo salah.

Sasa terdiam, tanpa sadar air matanya menetes seiring rintik hujan yang terdengar jelas.

***

jasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang