6.gara gara pembalut

3 1 0
                                    

Typo area

Gilang meneliti tampilan arin dari atas sampai bawah. Sama seperti andra, penampilan arin tampak normal. Tidak ada darah atau pun luka, semuanya normal. Walau wajahnya agak pucat. Tapi yang lebih membuat Gilang heran adalah hantu anak kecil itu. Ia yakin hantu itulah penyebab kecelakaan arin. Tapi apa tujuannya?

"Kok lo tau nama gue?" Tanya Gilang spontan. Pertanyaan yang sedari tadi ingin ia lontarkan. Bagaimana arin tahu namanya? Padahal cowok itu tidak menyebutkannya sama sekali.

Arin yang sedang melihat lihat figura dimeja Gilang pun menoleh. Hantu itu menunjukkan seragam Gilang yang diletakkan diatas kursi. "Name tag lo gamblang gitu. Gue nggak buta huruf ngomong ngomong."

Matanya tiba tiba membulat saat melihat salah satu foto. Hantu itu spontan berteriak gemas. "Ini elo? Kiyuut banget! Cuma pake kolor pula."

Gilang langsung menyambar figura yang memajang foto nya saat masih berumur 7 tahun. Foto itu diambil saat ia berenang disungai. "Bilang kalau lo nggak lihat apa apa."

Arin tersenyum jahil. "Duh, gimana ya? Ingatan gue ini tajam loh. Btw tadi gue lihat kartun Spongebob di-"

"HEH!" Gilang melotot. Wajah cowok itu merah padam. Malu. "Gue kira lo cewek yang anggun karena pacarnya si candra. Eh, taunya lo bar bar juga ya."

Arin tergelak."emang gue bar bar ya?"
Tanyanya sok polos. "Yaudah lah ya. Itukan foto lo pas masih kecil. Kalau udah gede mah, beda lagi ceritanya."

Hantu itu kemudian menghampiri boneka SpongeBob dipojok kamar Gilang. Ia agak terkejut Gilang suka dengan kartun itu. Bahkan sampai sekamar kamarnya pun warna kuning. Unik sekali cowok satu ini.

Tangannya terulur untuk menyentuhnya, namun tangannya malah menembus benda itu. Bibir arin mengerucut.

"Lo kenapa ngikutin gue sih?" Cowok itu memutar matanya jengah. Baru saja lepas dari andra, sekarang diikuti arin. Kalau dilihat lihat, arin dan andra ini sebelas duabelas. "Gangguin orang lain aja jangan gue."

"Ya, mau gimana lagi. Cuma elo yang bisa lihat gue."

"Indigo itu banyak. Kenapa harus gue sih? Gangguin pacar lo aja sono!"

"Lo nggak tahu ya rasanya dicuekin itu gimana? Sakitnya tuh disini tau gak?" Balas arin mendramatis. Hantu itu mengepalkan tangganya didepan dada dengan ekspresi yang menurut Gilang mirip dengan orang sedang menahan boker.

Cowok itu menoleh, melihat jam dinding. Matanya membulat saat mengetahui sudah jam 2 siang. "Mampus, gue harus jemput Gita. "

Gilang menyambar kunci motor diatas meja dan berlari keluar. Arin terkejut dan mengikuti Gilang. "Lang, lo mau kemana?"

"Jemput adek gue, " Jawab Gilang sambil memakai helm. Setelahnya, Gilang melaju meninggalkan arin. Arin mulai gelisah. Ia tak suka ditinggal sendirian. Saat melihat sosok genderuwo mengintip dari belakang rumah. Hantu itu spontan berteriak.

"GILANG, TUNGGUIN GUE!"

_indigo in love_

Didepan gerbang SMP Andromeda, Gita menghentakkan kakinya kesal. Mulutnya tak berhenti menyumpah serapahi kakaknya. Sudah 30 menit ia menunggu, tapi kakaknya itu tak kunjung datang menjemput. Ditelfon tidak aktif, di WA hanya centang 1. Kemana cowok rese yang menyandang gelar kakaknya ini?

Gilang tiba 1menit kemudian. Cowok itu membuka kaca helmnya dan meringis melihat wajah masam adiknya.

"Kakak kemana aja sih? Ditelfon nggak aktif,di WA centang satu. Pengel  tau nggak duduk terus disini, panas lagi. Kalau emang ada acara setidaknya kabarin dulu kek!"

indigo In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang