Prolog

112 18 19
                                    

'Apa? '

'Aku mau dia. '

'Baik, tapi... '

★★★

"Apa itu? Berikan padaku!" selidiknya, merampas barang milik orang asing.

Perempuan yang mengenakan kacamata bulat dengan rambut yang di kepang, di kejutan dengan kedatangan seorang lelaki yang baru saja merampas barang miliknya. Dirinya semakin di kejutkan karena lelaki tersebut melukai tangannya dengan benda tajam tersebut, darah segar mengalir.

"Seorang gadis kecil membawa barang seperti ini dan berkeliaran di tengah malam, apakah kau sedang mencari mangsa Rubah kecil?" sindir lelaki tersebut dengan senyuman yang mengisyaratkan, dia bukanlah orang baik.

Keadaan berbalik. Siapa yang menyangka gadis berkacamata tersebut meraih tangannya yang terluka, seperti serangan balik yang mengejutkan. Gadis tersebut memerhatikan dengan seksama darah yang mengalir dari tangan si lelaki, tak lama dia menjilat darah tersebut dengan sensual. Lelaki tadi tak dapat berkutik di buatnya, bulu kuduknya meremang.

Bau anyir yang di rindukannya, menusuk harum ke dalam indra penciumannya. Rasa manis dan asin yang bercampur menjadi satu, sensasi yang luar biasa untuknya. Darah dari lelaki ini membuatnya, menginginkan lebih, lagi, lagi, dan lagi.

Perempuan berkacamata itu memperlihatkan ekspresi yang aneh, seperti seseorang yang terobsesi dengan sesuatu. Degg... Sepertinya lelaki tersebut menyadarinya, sedikit merinding melihat perubahan cepat yang terjadi pada Rubah kecil itu.

"Beri aku lagi! Aku akan membayarnya." Nada suaranya yang awalnya tinggi, lama kelamaan berbisik dan terdengar seperti tawar menawar yang menggelikan.

Tentu saja dia tak akan menuruti gadis Rubah kecil, lelaki tersebut memperlakukannya layaknya menculik anak kecil. Dia memasukannya ke dalam pakaian yang terbilang big size, perempuan itu sampai susah bernafas karena di kurung di dalam.

"Karena aku tahu rahasiamu. Bagaimana jika aku juga membagi rahasiaku padamu, Rubah kecil?" tawar lelaki itu, belum mengeluarkan setengah tubuh gadis kecil yang ada dalam dekapannya.

Suaranya terdengar serak-serak basah, seperti tenggelam. Itu menakutkan.

Gadis berkacamata menendang salah satu paha atas lelaki tersebut, tapi lelaki tersebut malah menciumnya. Sekilas dia mengecup bibir mungil Rubah kecil dan gadis berkacamata malah menangis, dia memukul lelaki itu seperti perempuan lemah.

"Aku suka menghancurkan... Sesuatu yang tak berdaya dan memberikan pelajaran yang menyakitkan untuk mereka yang tak pernah memahamiku." terangnya, terdengar aneh namun akrab.

Tangisan gadis tersebut meredah, kemudian dia mengigit salah satu tangan lelaki tersebut. "Kalau begitu, aku akan menghancurkan mereka yang menghalangimu." bisik Rubah kecil, menatap sinis ke arah lelaki di depannya.

Akhirnya bisa lepas dari lelaki dengan aura aneh itu.

Mungkin beberapa dari kalian akan bingung jika bertemu dengan pasangan yang mengeluarkan ekspresi yang cukup menarik tersebut, bukan karena tatapan saja, tapi cara mereka berkomunikasi.

"Benarkah? Senang mengenalmu, semoga kita lekas berjumpa." pamit lelaki itu, diam-diam mengambil benda milik Rubah kecil.

Awal pertemuan mereka, menyisakan banyak tanda tanya. Apa yang akan terjadi nanti masih misteri, namun yang di mulainya sekarang saja sudah penuh dengan teka teki.

Cinta pada pandangan pertama? Hahaha... Siapa sangka, cinta pertamanya adalah seorang gadis berkacamata yang memiliki kepribadian yang jauh lebih aneh darinya?

★★★

'Ternyata seorang mahasiswa, menarik.' Batinnya.

"Maaf... I-itu, maaf Pak kemarin saya kerja part time. Jadi, hum..." Memikirkan alasan, menggigit bibir bawanya.

"Jangan melukai dirimu, temui saya sepulang sekolah." tegas sang Dosen, terlihat begitu serius.

Buahaha... Jangan lupa vote, kalo lupa nih di ingatin. Baru juga ketemu main cium-cium, situ waras? Hihi... Makasih dah baca❤

My Darling -•- Because this is our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang