Our Heartbeat
***
Keesokan paginya Yeri dan Joy bangun lebih dulu dari semua orang, tentu saja jika berurusan tentang pergi berbelanja kedua gadis ini akan berdiri di barisan paling depan. Kedua gadis yang dianggap kurcaci oleh ke-3 kakaknya itu, sudah duduk depan televisi dan menonton berita pagi itu.
Irene keluar dari kamarnya dan segera masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan kedua kurcaci yang menyapanya itu.
"permisi"-panggil seseorang dari luar
"Joy buka"-suruh Yeri tanpa menoleh ke arah orang yang disuruhnya itu.
"tidak mau kau saja"-ucap Joy tanpa melepas pandangannya dari televisi, tiba-tiba Wendy keluar terburu-buru dari kamarnya dengan keadaan sangat rapi, dan menabrak Seulgi yang baru juga keluar dari kamarnya dengan mengusap matanya.
"AKHHh"-teriak seulgi karena kepala terbentur ke pintu kamarnya.
"eh, maaf seul aku buru-buru nyonya semalam sudah menjemput ku"-ucap Wendy sebelum membuka pintu.
"IYA AKU TAU TAPI KEPALA KU SAKIT WENDY BODOH!!!"-teriak Seulgi kesal sembari mengusap kepalanya yang terbentur.
"hehe, aku menyayangi kalian dahh"-ucap Wendy lalu keluar bersama supir yang sudah terperangah mendengar teriakan seulgi tadi.
"ohh wendy sudah di jemput, eh kau kenapa seul, kenapa kau tadi berteriak?, dan kepala mu apa yang terjadi?"-tanya Irene yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Wendy mendorong ku hingga kepala ku berciuman dengan tembok"-ucap Seulgi lalu berjalan melewati Irene kekamar mandi.
"emang kepala bisa ya berciuman dengan tembok?"-tanya Irene pada dua kurcaci yang sedari tadi melihat kearahnya.
"entahlah"-jawab kedua gadis itu sembari mengerdikkan bahu.
"huh,Seulgi seulgi"-ucap Irene lalu masuk ke kamarnya, oh sedari tadi dia hanya berlapiskan handuk saja .
***
"eh, maaf nyonya, anda jadi harus menunggu lama"-ucap Wendy sopan.
"tak apa nona Son, lagi pula saya hanya menunggu sekitar 58 detik sajaj, jadi itu tidak terlalu lama"-ucap Nyonya itu sembari menoleh kearah jamnya.
"wahh detik saja di hitung, keluarganya pasti sangat disiplin"-ucap wendy dalam hati.
"Baiklah, nona son hari ini kau akan temani saya bertemu dengan teman-teman sosialita saya, kau hanya berperan sebagai asisten saya paham?"-jelas nyonya itu dan hanya di angguki oleh Wendy.
"yah, satu lagi kau hanya perlu mengiyakan semua yang saya katakan"-lanjut nyonya itu dan lagi-lagi di angguki oleh wendy.
"oh iya, nyonya apa nanti saya bisa pergi sebentar setelah pertemuan anda selesai?"-tanya Wendy ragu-ragu.
"boleh, saat pertemuan pun boleh, tapi kau ingin kemana nona son?"-tanya Wanita itu sembari menaikkan sebelah alisnya.
"e.e. aku. aku ingin pergi untuk membeli sesuatu nyonya "-jawab Wendy gugup.
"hmm baiklah, kau bisa pergi saat pertemuan tapi kau harus memanggil ku eomma?, bagaimana?"-ucap Nyonya itu dengan sangat santai, sementara Wendy hanya bisa membesarkan bola matanya terkejut.
"hah? apa? eomma?, Nyonya saya rasa itu terlalu berlebihan, bagaimana jika bibi saja?"-tanya wendy memberikan penawaran.
"hentikan mobilnya"-suruh wanita itu pada supir, dan tentu saja di turuti, Wendy? dia menatap aneh pada wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Heartbeat || BTS x Red Velvet
Fanfiction(officially ended) Putus dengan pasangan itu adalah masalah yang biasa terjadi, termasuk kisah ke-5 gadis ini. Namun sayangnya hubungan mereka yang sudah berjalan cukup lama harus kandas ditengah jalan akibat campur tangan orang ketiga. Ini adalah k...