Lagi rajin update🤭
.
..
Restoran
Setelah berdebat dengan pikiran nya sendiri, Sandara memilih untuk menandatangani surat perjanjian dengan Nyonya Kwon, dimana pada surat itu tertulis bahwa dia menerima tawaran keluarga Kwon dan lisensi kerja ayah nya juga akan di kembali kan.
Orang tua Sandara tidak tau lagi harus bagaimana, mereka sudah tidak memiliki pilihan lain. Jika putri mereka melanggar surat perjanjian itu, tentu gadis malang itu harus siap di tuntut. Dengan terpaksa mereka menerima, dan di sini lah mereka berakhir. Di Restoran, tempat dimana kedua belah pihak keluarga akan bersatu.
"Terimakasih atas kedatangan kalian, kami sangat senang." Nyonya Kwon mengawali percakapan dengan ramah.
Sandara melirik seorang pria berkemeja navy yang duduk bungkam di sebelah nya, berharap jika sikap diam pria itu adalah sebagai tanda dari penolakan. Jika Kwon Jiyong sendiri menolak, maka Nyonya Kwon bisa apa? Tidak mungkin ia akan memaksa putra nya sendiri bukan?
"Jiyong-ah, kau tidak akan menyapa calon mertua mu, nak?" Lanjut Nyonya Kwon menegur putra nya yang melamun.
"Katakan tidak!" Batin Sandara penuh harap.
Seperti mengerti akan pikiran Sandara, Kwon Jiyong melirik nya sekilas. Pria itu tersenyum hangat lalu berdiri. "Terimakasih telah datang menghadiri acara makan malam ini, ayah, ibu. Tidak apa-apa kan jika mulai sekarang aku memanggil kalian ayah dan ibu?"
Sandara sungguh tidak menduga akan sikap Kwon Jiyong ini, bahkan Mr. Dan Mrs. Park pun terlihat gugup menyambut keramahan Kwon Jiyong. "T-terimakasih. Tentu kau juga bisa memanggil kami seperti apa yang Dara lakukan." Balas Mrs. Park.
"Jika begitu jangan sungkan kepada ku, ibu. Kita akan segera menjadi keluarga." Lagi lagi pria yang memiliki image dingin itu tersenyum kepada keluarga Park.
Kwon Yejin, ibu Kwon Jiyong memulai percakapan ringan yang melepas canggung mereka, sama sekali tidak ada aura intimidasi seperti sebelumnya. Menunjukkan jika keluarga Kwon menyambut dengan baik calon besan mereka. Sang kepala keluarga Kwon pun mengumumkan jika Mr. Park akan di beri jabatan direktur pada rumah sakit mereka, membuat ayah dari satu anak itu tidak tau lagi harus menjawab apa selain berterima kasih.
Sangking baiknya penyambutan itu, membuat Sandara melupakan keraguan nya. Terlebih ketika Kwon Jiyong sama sekali tidak menghindari kontak mata mereka saat Sandara sengaja melirik nya.
"Jangan melihat secara diam-diam, kita memiliki banyak waktu untuk saling mengenal." Ucap Jiyong yang spontan membuat wajah Sandara memerah. Dengan asal ia mengalihkan pandangan nya dan tidak sengaja bertemu tatap dengan sosok putra bungsu keluarga Kwon.
Berbeda dengan keluarga nya, Kwon Mino sangat jelas menunjuk kan tatapan tidak ramah nya. Remaja itu seakan menyiratkan rasa bencinya melalui tatapan sengit kepada Sandara. Seperkian detik tatapan nya, Kwon Mino tiba-tiba membanting alat makan nya ke atas piring. Membuat bunyi nyaring di tengah-tengah suasana hikmat.
Keluarga Sandara tentu kaget dengan sikap spontan dari pewaris bungsu keluarga tersebut. Kwon Yejin langsung berdiri dan membungkuk minta maaf pada keluarga Park.
"Mino, minta maaf!" Yejin menepuk pundak putra bungsu nya dan menyuruh nya mengatakan maaf. Namun hal yang terjadi selanjutnya malah lebih mencengangkan.
Kwon Mino berdiri dari meja makan dan dia keluar begitu saja dari restoran dengan wajah marah.
"Maaf, dia masih remaja dan kekanakan. Aku akan menyusul nya dulu, permisi." Ucap Jiyong lalu pamit untuk mengejar sang adik.