Paper Plane of Hope (Atsumu)

765 116 7
                                    

Tittle: Paper Plane of Hope
Pair: Miya Atsumu x Reader
Genre: Childhood, slice of life
Warning: Typo and the gang, absurd pastinya.

Please, jangan copy cerita Author dari web atau cara apapun.

_________________√__________________

Angin malam berhembus menerbangkan pelan rambut halus berwarna [h/c] di balkon rumahnya. Ia menghela nafas bosan dengan wajah datarnya yang menatap ke arah langit, berharap sesuatu akan menghiburnya seperti apa yang diharapkan oleh anak anak lainnya.

Melihat bulan...

Bintang jatuh...

Bintang...

Atau, pesawat?

Terlahir di keluarga pemusik memang membuatnya tak bisa tidur semalaman karena kedua orang tuanya yang selalu berlatih untuk penampilan mereka dan ia berharap saat besar nanti, ia tak akan memainkan alat musik apa pun.

Secarik kertas berada di tangannya, sebuah kertas pendaftaran untuk les piano dari ibunya dan ia tak pernah menginginkannya sama sekali. Dia harap dia bisa membuangnya tanpa sepengetahuan ibunya yang berada di lantai bawah.

Tangan kecilnya yang geram sekaligus dorongan hatinya yang kesal akhirnya memutuskan untuk merobek habis formulir pendaftaran tersebut sebelum-...

"hei!"

Ia menoleh, mencari sumber suara yang ternyata berada di hadapannya. Balkon rumah di hadapannya kini dihuni oleh anak laki laki berambut hitam yang melambai ke arahnya.

"aku tak pernah melihatmu disana!" [name] bahkan tak tahu bahwa rumah di sampingnya dihuni oleh anak yang seumuran dengannya. [name] hanya diam, ia tak tahu harus mejawab apa.

"kulihat kau ingin merobek sesuatu tadi! Apa itu?!" ujarnya sembari berteriak dari balkon sebrang. Apa daya suara [name] yang amat kecil dan pemalu ini?

Dengan polosnya ia memperlihatkan kertas tersebut pada anak laki laki di sebrang, namun sepertinya bacaannya tak bisa terbaca dari jarak sedekat itu.

"aku tak bisa melihatnya!" [name] menjadi bingung, tapi apa gunanya juga anak laki laki tersebut melihat formulir kosong itu? Lagipula mereka tak saling mengenal. Dia ingin meremas dan melempar kertas tersebut namun jika ibunya melihatnya, dia akan terkena hukuman di ruang bawah.

"oh! Aku tahu! Coba buat pesawat dari kertas itu!" [name] yang mengerti akhirnya melipat kertas tersebut hingga membentuk pesawat kertas. Ia menatap anak laki laki tersebut sejenak dan mana mungkin ia bisa melempar pesawat kertas tersebut padanya dengan jarak yang jauh.

"sekarang lempar!" teriakan semangat anak laki laki tersebut masih tak dapat menghilangkan rasa gugupnya.

"hei! Aku percaya padamu! Lempar pesawat kertas itu dengan sekuat tenaga padaku!"

[name] menatap sejenak pesawat kertas di tangannya dan mengumpulkan keberaniannya. Persetan dengan les piano yang sama sekali tak ingin ia ikuti selama hidupnya nanti.

Pesawat kertas di lempar dengan sekuat tenaga oleh [name] dan anak laki laki tersebut tangkap sebelum terjatuh dari balkon. Matanya dituntun untuk membaca setiap kata di dalamnya.

"formulir les piano?" gumamnya pelan sebelum kembali menoleh pada anak perempuan di sebrangnya. Anak perempuan tersebut hanya menunduk, ia tahu bakat seharusnya dikembangkan. Tapi ia muak dengan semua suara suara dan not balok yang dia hafalkan. Disaat anak lain bermain, dia terkurung dengan piano tua.

Inarizaki OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang