|10. Lebih pendiam.

32 17 1
                                    

Haloo selamat siang para readers👋.

Sehat selalu ya manteman🤗

Semangatku karena dukungan kalian semua unchh>3

intinya mah aku ga bakal berhenti buat ngingetin kalian agar terus membaca cerita ini dan berikan juga vote,koment okeyy;)

SELAMAT MEMBACA:)

~Kita adalah sisa sisa kepastian yang tak dipastikan.

HAPPY READING💞

-------------------------------------,

Bu Sinta memutuskan Diana untuk duduk bersama Fely.

Diana pun hanya mengangguk menuruti perintah Bu Sinta, Ia pun berjalan kebelakangan barisan untuk menghampiri tempat duduknya.

Maura sudah panas dingin ditempatnya. karena kini Diana berjalan tepat disamping mejanya, dan yang lebih parah Ia dan Diana duduk sebaris. oh now!

Menutupi wajahnya dengan buku sambil menunduk itu lah yang dilakukan Maura.

Kay yang melihat Maura bertingkah seperti itu mengerutkan kening bingung.

"Woi, ngapa lo?" Tanya Kay menepuk pelan tangan Maura.

"Eng-engga! nah iya gue gapapa." jawab Maura gegelagapan.

Kay merasa aneh karena tingkah Maura tapi ia tak ingin memperdulikan.

Diana duduk ditempatnya tanpa menyapa Fely. begitupun dengan Fely si gadis datar yang tak akan ingin menyapa jika tak disapa.

Beginilah jadinya jika gadis cuek disatukan dengan gadis datar yang tidak banyak bicara.

Diana tak sengaja menjatuhkan pulpennya kebawah kolong mejanya Naura.

Naura mendengar suara benda terjatuh langsung menunduk kebawah yang tepatnya diujung sepatunya ada pulpen.

Naura menunduk mengambil pulpen tersebut dan kembali menegakkan badannya lalu berbalik kebelakangan.

"Punya lo?" Tanya Naura datar.

"Oh lo!" sinis Diana menyangka bahwa naura kini adalah Maura yang tadi sempat bertemu dengannya ditoilet.

Naura bingung mengapa Diana begitu sinis terhadapnya. Padahal Ia dan Diana baru saja bertemu disini.

Tanpa memperdulikan Diana. Naura kembali menghadap kedepan masih dengan wajahnya yang selalu datar.

Saat Diana ingin membuka suaranya kembali. Bu sinta memulai pembelajaran akhirnya sebelum bell pulang sekolah.

******,

Semua murid berbondong-bondong keluar kelas agar segera pulang.

Naura beserta teman-temannya masih duduk santai dibangku mereka menunggu kelas sudah sepi.

Maura yang sejak kedatangan Diana ia menjadi lebih pendiam. Bahkan tadi dikelas pun yang biasanya mengoceh tak jelas, tadi ia tak mengeluarkan sepatah katapun.

Diamnya Maura membuat semuanya bingung. Karena tak biasa seorang Maura yang terkenal bawel dan suaranya yang cempreng kini diam tanpa sebab.

"Maura lo kenapasi gua perhatiin dari pas masuk kelas lo jadi diem gini?." Karena sudah tak tahan dengan diamnya Maura. Kay kembali menanyakan ada apa sebenarnya dengan Maura.

Mendengar pertanyaan kay membuat Naura dan yang lainnya menatap Kay dan Maura.

"Lah kalian kembar?!" tanya Diana kaget sambil menunjuk Naura dan maura.

jleb!

Maura kini menegang ditempatnya karena sekarang ia sudah ketahuan.

"Iya." jawab Naura datar.

"Terus siapa diantara lo yang ketemu gue ditoilet?." Diana kembali bertanya.

Pertanyaan Diana membuat Naura mengerti mengapa tadi Diana sempat menatapnya sinis. Ternyata Diana salah mengira bahwa Naura adalah Maura.

"Maura, Lo kan tadi bilang ke kita kalo lo mau ketoilet?." keysha bertanya tepat sasaran.

Kini mereka mengerti mengapa tadi sikap Maura menjadi lebih pendiam.

Diana terus memperhatikan Naura dan Maura. Ia bingung mengapa mereka berdua tak ada perbedaan sedikit pun pada wajah mereka.

Kay sejak tadi hanya menjadi penonton kini ia pun mengeluarkan suara. bukan, lebih tepatnya menuduh.

"Lo ga ngintipin orang-orang ditoilet kan?." tuduh Kay sambil menatap tajam Maura.

Maura yang dituduh seperti itu langsung menjitak kening Kay dengan keras.

"Enak aja lo nuduh gua begitu, gua masih normal ye!" Maura marah saat dirinya dituduh seperti itu.

Kay mengaduh kesakitan mengusap keningnya yang dijitak keras oleh Maura.

"Heum normal ya." sinis Diana menatap Maura. "iya sih ga ngintip, cuman otak lo penuh sama pikiran yang kotor!" lanjutnya.

Keysha dan Kay langsung menatap Maura dengan tatapan menuntun penjelasan.

"Ekhem! Gue balik duluan ya udah sepi ni, Naura hayo." Maura mengalihkan percakapan dengan pulang dan menarik tangan Naura untuk segera menuju parkiran mengambil motor.

Fely pun beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar kelas tanpa pamit pada teman-temannya.

Kay dan Keysha yang melihat Fely yang berjalan meninggalkan kelas segera pamit pada Diana dan menyusul Fely.

Setelah semuanya pergi meninggalkan kelas. Diana mengeluarkan ponsel yang disakunya untuk menghubungi seseorang.

"Mereka sudah dalam jangkauan saya tuan."

---------------------------------LDR-------------------------------

Heyyo manteman.

gimana ni sama part ini?

Ternyata Maura bisa diem juga ya gayss wk:v

Diana nelpon siapa ya, dan mereka itu siapa?

penasaran akan kelanjutan konflik cerita ini?

ikutin terus dan selalu berikan vote,koment ya manteman:).

jaga kesehatan ya para readers ku.

sekian, and SEE YOU BABAY;)👋💞

Long Distance Relationship(LDR)!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang