Chapter 4

36 1 0
                                    

.
.
.
.
.
"Aku ingin kau menemukan pria ini" ucap raisya pada agen detektif di kotannya.

"Namannya budiono lesmono. Aku ingin kau mencari dimana alamatnya dan apa pekerjaannya sekarang" ucap raisya.

Detektif itu melihat foto yang telah dicetak raisya dan beserta informasi disana.

"Kenapa kau ingin mencari orang ini?" Tanya detektif itu.

"Seperti yang tertulis disana dia mengundurkan diri setelah dia merawat suamiku. Dicky arie kurniawan. Jadi aku ingin bertannya sesuatu padannya" ucap raisya.

Raisya kemudian menyodorkan amplop coklat berisi 75jt yang diserahkan pada detektif itu.

"Semakin cepat kau menemukannya. Aku akan memberimu lebih dari ini" ucap raisya menatap detektif itu.

Detektif itu melirik dan menatap nyonya raisya. Ia kemudian mengambil amplop coklat itu dan melihat isinnya.

"Berapa banyak yang akan kau berikan?"  Tanya detektif itu.

Raisya tersenyum tipis dan kemudian menyerahkan amplop kecil pada detektif itu.

Detektif itu membuka amplopnya dan ternyata berisi 1 cek kosong.

"Berapapun yang kau tulis" jawab raisya.

"Tapi jika kau menemukannya besok. Aku tidak akan membayar lebih" ucap raisya.

"COOL!" ucap detektif itu menyanggupi.

"Serahkan semua ini padaku bu raisya" ucap detektif itu.
.
.
.
.
.
.
Raisya memasuki ruang kerja tuan arie. Sebelumnya ia memulangkan semya pelayan dan mematikan cctv di ruang kerja tuan arie.

Ia menggeledah sedikit demi sedikit barang yang ada disana.

Sampai ia menemukan sebuah buku tebal yang menonjol dari yang lain. Ia membuka buku itu dan nampak beberapa foto bayi kembar serta 2 orang anak kecil laki laki.

"Ini bukan bara dan veira" ucap raisya pelan ia memotret foto itu dengan ponselnya

Sampai pada foto terakhir ia menemukan foto remaja dicky dengan pemuda yang memiliki muka sama persis dengannya.

"Ya tuhan!"ungkap raisya terkejut melihat foto tersebut.

'Tit' 'tit'  suara pintu terbuka sempurna.

Raisya menyadari bahwa tuan arie telah tiba dirumah. Ia buru buru memotret dan membereskan foto foto tersebut.

Langkah kaki tuan arie terdengar menuju ruang kerja. Raisya segera bersembunyi dibalik sofa.

"Kemana perginnya semua orang?!" Ucap tuan arie dengan pak hadi. Raisya mencoba untuk menahan nafasnya dan merangkak berbalik arah dibelakang sofa. Kini ia tepat membelakangi tuan arie.

Pak hadi yang menyadari keberadaan bu raisya segera menutupinya dengan badannya.

"Kau telah tiba?" Ucap raisya tiba tiba berdiri seakan akan ia baru tiba.

Tuan arie berbalik ke arah istrinnya.

"Kenapa tidak ada seorang pun dirumah?" Tanya tuan arie.

"Aku memulangkan semua pembantu dirumah. Grizz sedang tidur dikamarnya. Aku minta maaf karena tidak tahu kau datang tadi" ucap raisya tersenyum.

"Kau pasti sangat lelah.. aku akan membuatkan teh untukmu" ucap raisya mengusap pundak tuan arie lembut sambil tersenyum.

Raisya berbalik berjalan menuju dapur. Senyuman manis yang ia suguhkan telah hilang seketika.

Araya CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang