Chapter 5

34 2 0
                                    

.
.
.
.
Pak hadi mengikuti mobil nyonya raisya dari jauh. Mobil sedan putih itu berhenti tepat disebuah rumah putih bergaya modern.

"Kesini kau rupannya" ucap pak hadi pelan menatap nyonya raisya yang turun dari mobil.

Raisya melepaskan kacamata hitamnya pelan. Ia memandang rumah itu seksama.

"Aku datang. Dokter budiono" ucap raisya pelan

"Permisi!"

'Tok!tok!tok!tok!'

"Yokkk" ucap seseorang dari dalam.

Seorang pria paruh baya membuka pintu rumahnya bersamaan dengan itu raisya membalikkan tubuhnya menghadap pria itu.

Pria itu membulatkan matannya sempurna dengan kedatangan raisya di kediamannya.

"Senang bertemu denganmu kembali" sapa raisya tersenyum tipis.

Dokter budiono seketika tercenggang dengan kedatangan nyonya kurniawan. Ia masih mengingat jelas sosok wanita itu.

Wanita dokter terhebat dan termasuk rekan kerjannya dulu. Tapi hanya dengan satu malam ia mengkhianati wanita didepannya.

"Kau tidak mempersilahkanku masuk? Sudah lama sekali semenjak terakhir kali kita bertemu" ucap raisya memasuki rumah dokter budiono.

Raisya melirik dokter budiono yang asih berdiri terpaku di ambang pintu.

"Kenapa terkejut seperti itu? Aku hanya mengunjungi teman lama. Apa kau tidak merindukanku?"ucap raisya

"Kenapa datang tiba tiba?" Tanya dokter budiono berbalik menatap raisya.

"Bagaimana kau bisa menemukanku?" Tanya dokter budiono lagi.

"Kenapa kau takut seperti itu?" Tanya raisya.

"Aku kesini hanya untuk melihat keadaanmu" ucap raisya lagi.

"Bagaimana kau bisa hidup damai selama ini" ucap raisya lagi menatap tajam dokter budiono


Raisya kemudian tersenyum mencairkan suasana.

"Kenapa kau keluar dari rumah sakit tiba tiba haha? Setelah merawat dan menyelamatkan suamiku" ucap raisya tersenyum.

Dokter budiono menatap raisya pelan ia benar benar merasa bersalah karena mengkhianati wanita sebaik dan setulus itu.

"Aku mempunyai alasan untuk itu" jawab dokter budiono.

"Memang benar sudah lama sekali. Aku harap kau baik baik saja selama ini" ucap dokter budiono menunduk.

"Kenapa aku tidak baik baik saja? Aku hidup bahagia. Bersama suamiku" balas raisya.

Dokter budiono duduk berhadapan dengan raisya. Raisya berdiri dari duduknya sambil melihati pajangan ruang tamu dokter budiono.

"Kau mengkhawatirkan aku seperti selama ini aku hidup bukan dengan suamiku" ucap raisya tiba tiba.

Dokter budiono membulatkan matannya sempurna.

"Kau.." ucap raisya berbalik menatap dokter budiono.

Dokter budiono menoleh pada raisya dengan cepat.

"Apa yang kau lakukan malam itu pada keluargaku"

.
.
.
.
.
.

Kelas 2-1 mipa telah usai mengikuti pelajaran renang. Misell melihat jia yang tengah sibuk membersihkan peralatan renang karena ini jadwalnya piket bersama teman teman yang lain.

Araya CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang