Chapter 7

30 2 0
                                    

.
.
.
.
Jia mengunjungi rumah sakit dan terlihat dokter dan suster berada dlam ruangan ibunnya.

"Ibu!!"

"Ibu!!" Teriak jia khawatir karena sepertinnya ibunya sedang tidak baik baik saja.

"Nona harap keluar sebentar" ucap suster itu menyuruh jia keluar dan menutup pintu ruangan.

Jia terduduk khawatir akan kondisi ibunnya. Air matannya tidak bisa terbendung lagi. Ia tidak ingin kehilangan ibu dan orang satu satunnya yang ia miliki.

Tidak lama kemudian dokter datang dan menghampiri jia.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkehandak lain" ucap dokter itu.

Jia terpatung seketika mendengarnya ia langsung masuk kamar ibunnya dengan tergesa gesa. Ia melihat ibunnya tertutup selimut dan dengan cepat jia memeluk tubuh kaku sang ibu.

Ia berteriak histeris dan tangisnya pecah melihat ibunya sudah tidak bernyawa lagi.

"Ibu!! Hiks hiks"

"Ibu janji akan mendampingiku wisuda, ibu janji akan berfoto denganku menggunakan almet ugm. Ibu!!" Tangis jia pecah.

"Ibu... ibu bangun.. ibu" ucap jia lagi menangis.
.
.
.
.
.
Raisya pulang dengan amarahnya ia melihat tuan arie yang sedang duduk bersantai sambil memejamkan kepalannya menikmati alunan musik.

Raisya segera mengambil hiasan taring gajah yang berada diruang tamu dan ingin memukul tuan arie seketika.

Tuan arie merasa ada sesuatu di belakangnya dan ia kemudian menoleh terkejut.

Tuan arie mengernyitkan dahinnya ia merasakan sesuatu tanpa alasan, pasalnya tidak ada siapa siapa dibelakangnya.

Ia kemudian mendengarkan alunan musik klasik kembali dan memejamkan matannya.

Raisya memegang hiasan itu sambil merutuk ricky diam diam. Ia mengurungkan niatnya dan duduk di belakang laci.
.
.
.
.
Keesokan harinnya

Jia membereskan barang barang ibunnya dan mengurus administrasi disana. Ia baru saja selesai memakamkan ibunnya di TPU dekat rumahnya.

Hari ini jia terpaksa izin dari sekolah untuk tidak mengikuti pembelajaran.

Ia mengurus pemakaman ibunnya sendiri dan membereskan beberapa barang di rumah sakit.

Jia mengambil ponsel milik ibunnya dan membukanya.

"Ryan alfahry?" Ucap jia terkejut melihat ponsel ibunnya di salah satu kotak pesan.

'Kamu memiliki seorang putri lainnya'

Jia membelalakkan matannya ia terlalu mengerti isi maksud dari pesan itu.

"Alfahry?" Ucap jia pelan. Ia seperti tidak asing dengan nama itu.

"Ayahku juga adalah ayahnya misell?" Ucap jia terkejut.

Karena mengeahui nama alfahry adalah nama keluarga misell dan nama ayah misel sendiri adala ryan alfahry.

Jia membereskan barang barang ibunnya lagi dan menemukan selembar foto sepasang kekasih berpotret dihamparan pantai pasir putih yang indah.

Jia menutup mulutnya seketika, dugaanya ternyata benar ayahnya misel dan ibunnya benar didalam foto itu. Ia kemudian jatuh lemas karena syok.

Alasan ia selalu beradu peringkat dengan misell adalah karena mereka satu ayah.

Jia membereskan semua barang2 ibunnya dengan cepat ia mengingat semua perlakuan anak anak araya dan teman sekelasnya.
.
.
.
.
Raisya menatap tuan arie sambil tersenyum ia kemudian memijat pundak suaminnya lembut.

Araya CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang