Happy Birthday, Honey! - I Miss You So Badly!

145 24 7
                                    

Happy Birthday, Honey
To Sehun : Ish! I Miss You So Badly!
...

"Heh, Luhan."

"Heh. Ayo bangun, tukang tidur."

Aku mengerjap pelan. Tepukan-tepukan ringan di bahuku itu terasa begitu mengganggu. Aku menyingkirkan tangan-tangan itu dan berusaha untuk menegakkan tubuhku. Aku menyandar pada kursi dan mulai merasakan pening yang mendera kepalaku. Leherku juga terasa pegal, aku meringis ketika mengusapnya. Mungkin hal ini karena efek posisi tidurku. Tadi aku melipat lengan di atas meja dan menjadikan lenganku itu sebagai bantal untuk tidur.

"Kelas sudah bubar, Luhan. Mau pulang, tidak?"

"Apa?" tanyaku serak. Aku membuka sebelah mata untuk melihat Baekhyun yang melipat lengannya di depan dada. Perempuan bermata sipit itu kelihatan jengkel. Dan aku sama sekali tak peduli.

"Mau pulang, tidak?" ulang Baekhyun mencoba untuk sabar.

Aku melirik jam tanganku, menguap kemudian. Aku mengangguk untuk pertanyaan Baekyun tadi. Setelah itu aku ditariknya untuk berdiri dan keluar dari kelas yang sudah sepi itu.

Hari sudah sore. Meskipun begitu, kampus ini masih ramai saja dengan mahasiswa yang dapat kelas malam. Aku dan Baekhyun berjalan di koridor yang ujungnya adalah tempat parkir. Setelah masuk semester lima ini, Baekhyun diperbolehkan membawa mobil untuk kuliah. Entah pikiran orang tua Baekhyun itu bagaimana, aku tidak tahu. Seharusnya di semester lima ini, Baekhyun harus lebih banyak fokus untuk belajar. Kalau diperbolehkan bawa mobil kan Baekhyun bi―Ah, sudahlah. Aku tidak ingin memikirkankannya.

"Kyungsoo mana?" tanyaku di tengah-tengah perjalanan.

Baekhyun hanya menjawab, "Tadi dibawa kabur sama Jongin." dengan mata yang fokus pada layar ponselnya. Ketika kulirik, pesan dari Chanyeol lah yang sedang Baekhyun balas saat itu. Aku memutar kedua bola mata jengah setelah melihatnya. "Aku pikir mereka berdua makin sinting."

"Biarkan mereka menikmati masa-masa pacaran mereka, Baekhyun." sahutku pahit.

Baekhyun lantas memandangku iba. Ia menepuk-nepuk bahuku seraya mengatakan, "Yang sabar, ya."

Aku berdecak pelan, menekuk bibir membuat wajahku terlihat sedih. Baekhyun yang melihatnya, tertawa terbahak-bahak. Aku mengangkat kedua alis tak mengerti dan memandang perempuan ini dengan aneh. Masa iya, aku sebegitu menyedihkannya sampai Baekhyun tertawa? Aku mendengus jengkel, tak ingin lagi mengetahui kenapa alasan Baekhyun bisa tertawa terbahak-bahak seperti itu.

Baekhyun masih belum bisa menghentikan tawanya ketika sudah mencapai tempat parkir kampus ini. Banyak candaan yang aku lontarkan sampai membuat Baekhyun hampir menangis karena tertawa. Jika ada Kyungsoo di sini, pasti akan lebih seru. Terkadang Kyungsoo mampu membuat suasana seperti ini makin hidup karena kelucuannya saat sedang pura-pura sok polos di hadapanku dan Baekhyun.

Waktu di dalam mobil, candaan itu berubah menjadi obrolan-obrolan menyenangkan yang diciptakan Baekhyun untukku. Obrolan itu rata-rata tentang hal-hal berbau kampus. Aku tak begitu banyak tahu tentang kabar teman-teman satu angkatan karena memang aku tak begitu suka menggosip. Hanya Baekhyun dan beberapa temanku yang lain saja yang lebih suka bercerita tentang kampus padaku.

"Bagaimana kabar Sehun?" tanya Baekhyun mengganti topik pembicaraan.

Aku menoleh padanya, lalu menghela napas kecil. "Makin sibuk." jawabku murung.

Gravity and Happy Birthday, Honey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang