Part 2 // Pelangi di kala Hujan

26 9 1
                                    

Terasa sangat singkat waktu saat itu tak terasa waktu sudah menjelang Siang, dan Hujan pun telah usai.

Saat ku tatap langit, terpancar ke indahan yang memanjakan Mata, Pelangi yang Anggun terpancar indah di atas langit yang biru berawan.

"Wahh Hujanya telah berhenti yah?" Ucapnya memecah lamunan ku.

"Iyah dan ada Pelangi yang indah di atas sana" sahutku sambil menunjuk langit.

"Wahh kau benar indah sekali yaa" Jawabnya sembari tersenyum manis, hingga membuat sedikit lesung pipit di pipinya yang membuat nya semakin cantik.

Saat ku lihat jam di tangan ku terlihat sudah pukul 10.00 yang artinya hari ini aku terlambat dan di nyatakan membolos :(

"Hey kamu tidak jadi Sekolah?" Tanya nya kepadaku yang sedang melirik jam.

"Hmm aku terlambat" Jawabku dengan suara rendah.

Dia menatapku dengan wajah yang se akan ingin menertawakan ku, pasti dia ingin mengejekku.

"Hmm tak apa lagi pula hujan tadi sangatlah deras, gurumu pasti paham apa lapi dengan kondisi jarak rumah mu yang cukup jauh, mereka pasti paham" Ucapnya sambil menyemangati ku.

Aku sedikit terkejut ternyata dia tidak mengejekku melainkan memberi semangat, aku sudah sangat salah menilai nya.

"Hmm iyahh terimakasih" Jawabku dengan nada rendah karena malu dalam hati.

"Yahh baiklah sudah waktunya, jika Hujan kembali turun itu pertanda untuk kita biaa bertemu lagi nanti ;)" Ucapnya sambil berdiri dan tersenyum dengan sangat manisnya.

Aku agak sedikit terkejut karena dia seolah berharap kita bertemu kembali nanti.

"Baiklah aku duluan yah, cepat pulang dan ganti bajumu itu yang sangat basah, nanti kau sakit" Ucapnya sembari ingin berjalan pergi.

"Hmm iyah baiklah terimakasih" Jawabku dengan sedikit gugup.

Dan ia pun pergi dengan riangnya di bawah pancaran sinar mentari dan keindahan dari sang pelangi yang saat menatap punggung nya saja bisa membuatmu seperti terhipnotis dalam keindahan surga.

Dan aku pun langsung pulang juga ketika wanita itu meninggalkan ku.

Seperti roda yang berputar, baru beberapa menit yang lalu hati ku seperti bergetar karena terkagum oleh ke indahan dari seorang wanita, Namun kini hatiku menangis ketika melihat ibuku yang terkapar di lantai.

"Ibuu!! Ibuu!! Yasha! Yasha!" Ku berteriak panik memanggil adikku

Dan ia pun datang sambil berlari dan panik.

"Kak ibu kenapa kak? Kenapa bisa sampai terjatuh di lantai? " Ucapnya dengan suara parau karena ingin menangis.

"Ibu tidak apa-apa, Ibu hanya sesak dan terjatuh tapi ibu sudah lebih baik dan sudah bisa bangun" Ucap ibu yang tiba" memecah kepanikan kami.

"Kamu dari mana yasha? Kenapa ibu kamu tinggal sendirian?" Ucapku dengan suara parau karena masig panik.

"Aku habis mencuci piring kak" Jawabnya dengan agak sedikit menyesal karena meninggalkan ibu.

"Fathan baju kamu basah semua, cepat kamu mandi supaya tidak sakit" Ucap ibu sembari ingin bangun.

"Kaka tumben sudah pulang?" Ucap Yasha bertanya.

Melihat kondisi Ibu yang masih lemas aku tidak berani untuk berkata bahwa aku terlambat dan membolos.

"Iyah hari ini karena Hujan sangat lebat sekolah membolehkan para murid untuk pulang cepat" Jawabku berbohong.

"Hmm gitu, yasudah cepat kaka mandi sudah bau" Ucap Yasha sambil tertawa meledekku.

Adikku ini bernama Yasha Apriani dia masih kelas IV SD dia kadang suka jahil dan iseng kepadaku, dia paling hobi jika meledekku, tapi jika tidak ada dia rumah yang hanya di huni kami bertiga dan ayah yang jarang pulang ini pasti akan terasa amat sepi karena tidak ada sosok yang humoris seperti dia.

Aku segera mandi dan merendam baju seragam ku.

Setelah aku mandi perutku terasa sangat lapar, karena dingin dan memang belum makan sejak pagi.

"Yasha kamu udah makan?" Tanyaku kepada adikku.

"Belum kak tadi aku baru bikin makan buat ibu, karena udah gk ada makanan lagi kak, telur juga udah habis tadi terakhir buat Ibu" Jawab adikku.

"Yasudah kamu makan telur masih ada setengah di dapur" Sahutku menyuruh adikku makan.

"Loh memang kaka sudah makan?" Tanya adikku memastikan.

"Sudah tadi di jalan" Jawabku sambil meminta maaf dalam hati karena berbohong lagi.

"Hmm gitu, yasudah aku makan yah kak habisnya udah laperr bangetzz" Jawab adikku riang sambil tertawa.

Ketika aku kedapur ingin makan, aku hanya melihat setengah telur dadar yang ada di piring, karena itu aku memastikan adikku apakah dia sudah makan, dan ternyata benar dugaan ku bahwa dia belum makan, jadi biarlah dia yang kenyang dan ku yang kelaparan :)

"Kakak aku mau berangkat Sekolah" Teriak adikku membangunkan ku.

Tak terasa aku ketiduran di sofa dan sekarang sudah memasuki jam 11.30 yang artinya adikku akan berangkat sekolah dan aku yang akan bergantian menjaga ibuku.

"Hati-hati yah ade ngeselinn dan bawel" Sahutku meledek saat ia ingin salim.

"Hmph aku gk bawel !!! Kakak noh yang cerewet banyak aturan !! Wlee :p " Jawabnya sambil meledek balik.

Saat adikku bangun dan ingin berangkat sekolah, tiba-tiba pintu pun terbuka dengan kencang, dan berdiri seseorang yang sangat kami kenal dengan perawakan yang gemuk dan perut buncit, yaa dia adalah Ayahku yang baru pulang berjudi dan mabuk.

Apakah dia akan mengamuk kembali karena sedang mabuk?

Apakah dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu uang untuk berjudi kembali?

Jika kalian masih penasaran tunggu Chapter selanjutnya yah ;)

Chapter 2 "Pelangi di kala Hujan"

Di chapter ini terlihat bahwa Wanita itu ingin bertemu kembali dengan Fathan yang mempunyai hobi menulis, apakah mereka benar-benar akan bertemu kembali??

Dari latar keluarga Fathan yang terlihat kurang baik dalam segi ekonomi, namun kasih sayang dari ibu dan adik Fathan akan menjadi sebuah dorongan yang sangat besar bagi masa depan nya nanti.

Chapter 3 "Awan gelap dan Mentari"

SPOILER !!!

Di chapter selanjutnya akan terlihat sosok dari ayah Fathan dengan karakter yang kurang baik, yang sekarang pulang untuk meminta uang, dan saat Yasha berada di jalan yang sepi sedang sendiri dia bertemu oleh seorang wanita yang nantinya akan kenal sangat dekat denganya.

Jika kalian suka dengan cerita saya jangan lupa di Vote dan Follow dulu yah ;)

#happyreading

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang