Part 3 // Awan Gelap dan Mentari

19 7 1
                                    

Terdengar dobrakan pintu yang sangat keras, dan saat Yasha ingin keluar langkahnya pun terhenti saat melihat sosok Ayah yang sedang berdiri di mulut pintu.

"Ahhh anak perempuanku ingin sekolah rupanya" Ucap Ayah dengan nada yang mengejek.

"Permisi Ayah aku ingin keluar" Jawab Yasha dengan nada kesal.

"Hey tunggu dulu, dimana ibu mu?" Sahut Ayah sembari menjegat Yasha.

"Ibu tidak ada dirumah dia sedang pergi" Jawab Yasha berbohong karena dia tahu kalau Ayah hanya ingin meminta uang Ibu.

"Ada apa aku di sini" Sahut ibu yang tiba-tiba datang.

"Ahh anakku sudah pintar berbohong rupanya" Sahut Ayah yang mulai kesal.

"Sudah biarkan Yasha dia ingin sekolah, apa yang kau inginkan !?" Jawab Ibu yang selalu membela kami dan melindungi kami.

"Ahh yang ku inginkan hanya satu, mana uangku!?" Sahut Ayah dengan nada kesal.

"Uangku sisa sedikit jika kau mau, menyingkirlah dari pintu dan biarkan Yasha lewat dia ingin Sekolah!" Jawab Ibu yang sudah mulai Kesal.

Sementara Kedua orang tuaku sedang berbicara dengan nada yang sedikit tinggi, aku hanya terpaku menatap mereka berdua, dan tak bisa berbuat apapun.

"Ahh baiklah aku akan menyingkir" Jawab Ayah dengan nada mengejek.

Dan Sementara itu Yasha yang sudah pamit kepadaku dan Ibu langsung pergi tanpa berpamitan kepada Ayah.

"Hey apa anak itu tidak kau ajarkan sopan santun!?dia tidak berpamitan kapada Ayahnya ini loh!?" Jawab Ayah yang semakin Jengkel.

"Biarkan dia yang kau inginkan hanya uang kan, ini ambil dan pergilah!" Sahut Ibu dengan nada kesal dan ingin segera Ayah pergi.

"Okee baiklah aku akan pergi, dahh Istri dan anakku yang Tercintah!" Sahutnya sambil pergi dengan puas karena berhasil merampas dan mengejek kami.

Sementara Ayah pergi sambil tertawa dan melambaikan tangan padaku dan Ibu yang masih kesal, dan ibu dengan penyakit nya merasa lemas dan segera pergi ke kamarnya.

Akupun selalu menyesal saat kejadian seperti ini selalu terulang, dan apa yang ku lakukan? Hanya diam terpaku dan tak berbuat apapun.

Akupun pergi ke kamar Ibu sambil membawa obatnya karena memang ini sudah jamnya ibu meminum obat.

Ku buka kamarnya dan terlihat dia sedang terbaring lemas di atas kasur, ku hampiri dirinya yang bagaikan mentari di kala ku membutuhkanya dan selalu menjadi pelindung bagi kami anak-anaknya.

"Ibu waktunya minum obat" Ucap ku dengan suara parau karena masih menyesal akan kejadian tadi.

"Iyah Fathan kesini nak" Jawab Ibu dengan suara lemas namun memaksakan tetap kuat.

"Baik bu" Jawabku dengan membawa gelas dan obat untuk ibu.

"Kamu sudah makan nak?" Sahut Ibu memecah lamunanku.

"Hmm sudah bu" Jawab ku berbohong karena memang sudah tidak ada makanan dan aku tidak ingin Ibu khawatir.

"Hmm yasudah, Ibu ingin istirahat dulu yah Fathan, bangunkan Ibu kalau sudah ingin Ashar" Jawab ibu dengan senyum manisnya dan lemas karena kelelahan.

"Baik bu" Jawab ku sambil berjalan keluar kamar.

Setelah aku memberi Ibu obat akupun keluar kamar dan menonton Tv di sofa, yang tanpa ku sadar akhirnya akupun terlelap dan tertidur.

After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang