🕊️1

27 3 0
                                    

Present Day . . .

"Knock.. Knock..."

Suara ketukan pintu yang terdengar kedalam kamar Sica, tidak perlu alarm atau teriakan seseorang untuk membangunkan Sica, cukup dua ketukan pintu yang membuatnya bangun dari tidurnya.

Seperti biasa Sica mencuci muka dan gosok gigi sebelum keluar dari kamarnya setelah bangun dari tidurnya.

Dan jangan lupa untuk tersenyum sebelum keluar dari kamarnya.

"Selamat Pagi." sebuah salam dari seorang Maid di Rumah Sica.

"Pagi, Bi." balas Sica dengan senyuman nya.

"Nyonya Sica sarapan sudah siap."

"Berhenti memanggilku Nyonya, aku teralu muda untuk dipanggil Nyonya."

Sica sudah beritahu untuk semua Maid bahwa dirinya tidak ingin Nyonya karena usianya yang masih tergolong muda, 15 tahun.

"Mm–m, baik Sica." Ucap Maid tersebut.

Sica menuruni tangga yang ada di rumahnya...

Tiba-tiba Sica terpatung berdiri di tangganya,  pandangan Sica tertuju ke sebuah meja makan yang terdapat adik perempuannya Leah Lee, Yang sedang bersama Pria dewasa berjas hitam.

Tanpa memikir lagi Sica menuruni tangga dengan cepat, dan menghampiri Pria tersebut.

"Hey, jangan dekati adikku, kau ingin menculik adikku ya? dengan umpan permen? itu tidak akan mempan paman, karena dia sudah terdidik oleh ku dan orang tuaku." itulah Sica dia sangat sayang kepada adiknya.

"Itu paman Johnny temen Ayah, Unnie." Ujar Leah

"Oh, benarkah?" Sica pun terkejut.

"Maafkan aku paman, maaf aku tidak tahu." Permintaan maaf Sica hanya dibalas lirih suara ketawa dari Johnny.

"Hahah, tidak apa Sica, sepertinya kalian lupa denganku." Pernyataan dari Johnny.

"Iya paman, sepertinya." balas Sica yang membenarkan pernyataan Johnny bahwa mereka memang lupa dengan nya.

Johnny mempersilakan Sica menyantap makanan terlebih dahulu sebelum Johnny mengajak ngobrol Sica.

Tidak sampai 10 menit Sica telah selesai sarapan pagi nya, dan langsung menuju ruang tamu untuk berbicara dengan Johnny.

"Ada apa paman?" tanya Sica yang baru selesai dari sarapan nya.

"Oh, kau sudah selesai."

"Sebenarnya Paman ke sini ada urusan apa?"

"Tidak apa-apa, hanya ingin memastikan kalian berdua aman, karena orang tua kalian sedang keluar kota untuk beberapa hari." jelas Johnny.

"Kita baik-baik saja Paman, kalau begitu aku dan Leah ingin bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah ya Paman."

"Baiklah, silakan."

"Mm—m Paman, tapi Ayah sama Ibuku pergi ke Kota mana?" tanya Sica yang masih penasaran.

"New Jersey."

。◕‿◕。


Rintikan gerimis yang menimpa jendela mobil Sica sangatlah membuat hati menjadi tenang dan sejuk.

"Leah, Unnie duluan ya kamu baik di Sekolah ya." Sica sambil mengusap kepala Leah.

"Baik Unnie, Unnie harus biasakan berbahasa Korea, 1 minggu lagi kita akan pindah kesana." Ucap Leah dengan Bahasa Korea.

Leah memang lebih lancar berbahasa Korea ketimbang Sica yang masih belajar, yang terkadang membuat Sica malu kepada adiknya sendiri, yang jauh lebih muda 5 tahun darinya sudah fasih 2 Bahasa.

*

"Sica Annyeong." sapa Tiffany.

"Annyeong." jawab Sica.

*

Tiffany adalah termasuk teman baru bagi Sica, tetapi Tiffany banyak membantu Sica untuk berbicara Bahasa Korea dan membaca Hangeul.

Bisa di bilang mereka seperti tukar tempat, Tiffany adalah Korean-American sama seperti Sica, bedanya Tiffany adalah pendatang baru di California sejak seminggu yang lalu dan Sica seminggu lagi akan pergi ke Korea.

*

"Pagi yang indah?" tanya Tiffany dengan eye smile-nya.

"Tidak begitu, bangun pagi kedua orang tua ku sudah pergi keluar Kota." jawab Sica murung menatap ubin koridor.

"Kemana?" tanya Tiffany.

"New Jersey."

"Itu sangat jauh Sica."

"Aku tahu itu, tapi mau bagaimana lagi. Sudah lah, Ayo kita masuk kelas sebelum bell berbunyi." Ujar Sica.

"Ne, kaja."


。◕‿◕。


"Lihat lah siapa yang datang..."




끝...

끝

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
F L Y ; Just spread your wingsWhere stories live. Discover now