379 51 3
                                    

Wooyoung mengikuti Seonghwa di belakang sambil beberapa kali melirik aksen kapal yang begitu kental dengan ornamen antik yang ditata apik oleh sang pemilik. Sepertinya Captain menyukai hal berbau klasik.

"Kita sudah sampai, disini kau bisa memasak," Ucap Seonghwa tiba-tiba membuat Wooyoung kembali meletakkan fokusnya kepada sang Quartermaster. Kapal sekelas Marauder memang beda, walau beroperasi di laut tapi terasa seperti bekerja di darat. Hebat.

Quartermaster itu melirik jam yang bertengger di dinding, melihat pukul berapa sekarang. Jarum panjang berada tepat di angka 3 dan jarum pendek berada di angka 6, membuat jarak antara kedua jarum itu menunjukkan waktu sekarang.

"Sudah hampir waktu makan malam, kau bisa membuat makanan sekarang. Dan tugasmu selama disini hanya memasak, baik itu untuk makan siang atau makan malam. Untuk sarapan itu terserah kau saja, khusus makanan untuk captain jangan dipakaikan paprika, ia tak suka. Bisa, Jung Wooyoung?"

Yang ditanya pun mengangguk paham akan tugasnya dan langsung mengerjakan apa yang Quartermaster itu katakan. Seonghwa pun pergi meninggalkan Wooyoung dengan kesibukannya sendiri. 

Sementara yang ditinggalkan mulai bereksperimen menggunakan bahan masak yang ada. Tangan-tangan terampilnya mulai mengubah ikan dan sayur menjadi sebuah karya, ia sudah seperti seniman.

Lain Wooyoung lain pula dengan Yeosang dan Jongho. Setelah diberitahu mengenai denah kapal oleh Mingi dua anak adam itu mulai berbicara serius. Memperhatikan sekitar tak ingin isi percakapan mereka diketahui oleh orang lain.

"Orang-orang itu, apakah mereka tau kita ada di sini? Aku khawatir kalau mereka mengetahuinya. Aku tak ingin melukai siapapun hanya karena sebuah barang yang orang asing itu tinggalkan."

Jongho menghela napasnya berat tak jauh beda dengan Yeosang yang juga mengerutkan alis pertanda sedang berpikir. Menjelajah ingatannya kembali dan mencoba menarik benang merah antara titik satu dengan yang lain. Mengapa 'dia' meninggalkan ini kepada kami? pikirnya.

Sunyi sudah seperti tamu yang datang berkunjung pada mereka. Guratan bingung, lelah, dan penasaran akan hal yang dialami terpampang jelas di wajah rupawan dua anak adam itu.

Berawal dari mereka yang sedang jalan-jalan menikmati suasana perkotaan berujung menjadi menegangkan karena ulah seseorang tak dikenal yang memberikan mereka sebuah gulungan kertas. Hal tersebut berlalu begitu cepat, mereka tiba-tiba dikejar oleh sekelompok orang-orang berpakaian kelas atas. Mereka seperti bukan orang dari wilayah ini.

"Jongho, apa kamu ingat orang itu bilang apa ketika dia memberi ini?" Yeosang bertanya pada yang lebih muda. Mengerutkan kening menggali ingatan pada ruang memori.

"Sepertinya ada, sebentar... Ah iya benar, ada!"

"Apa?"

"Orang itu hanya berkata 'Roi Pirate' dan aku tak mengerti apa maksudnya.." raut kecewa terlihat pada wajah si muda.

"Roi Pirate... Kau penasaran gak sama gulungan ini? Entahlah aku sepertinya sedikit paham akan maksudnya."

"Sejujurnya aku penasaran... Dapatkah kita membuka gulungan ini?"

Yeosang dan Jongho bertatapan seperti mengirim sinyal. Melakukan gerakan seragam ketika mereka memutus kontak mata, mengalihkan pandangan pada benda yang dipegang oleh yang lebih tua. Bertatapan kembali lalu mengangguk dengan keputusan bulat. Mereka akan membuka gulungan itu, gulungan yang membuat mereka seperti buronan beberapa hari ini.

"Jongho ini—"

"A-aku tidak mengira..."

"Gak mungkin ini..."

Mereka terpaku melihat isi dari gulungan tersebut yang ternyata sesuai dengan dugaan Yeosang. Menelusuri lekukan pada gambar dan membaca seksama tiap untaian huruf yang membentuk sebuah nama. Pantas saja orang-orang itu mengejar mereka, hal sepenting ini tidak boleh jatuh ke tangan yang salah.

Setelah puas mengamati, Yeosang segera menggulung kembali kertasnya dan menyimpan pada bagian dalam bajunya harap-harap orang lain tidak mengetahui keberadaan benda itu. Jongho yang masih setia pada raut tidak percayanya hanya melamun ribut dengan isi kepalanya. Mereka sungguh tak habis pikir.

"Bagaimana kalau kita berikan saja benda ini kepada captain?" Tanya Jongho memberikan pendapat.

"Aku juga berpikir seperti itu. Dia terlihat dapat memegang hal sepenting ini. Tapi, apa kita dapat mempercayainya? Kita baru aja mengenalnya bukan?"

"Kita tunggu sampai tiga hari kedepan, bagaimana caranya memberi komando pada kru. Jika tidak sesuai, kita terpaksa harus mengubur benda itu sehingga tak satupun yang dapat mengetahui keberadaannya."

"Baiklah, aku ikut perkataanmu."

Terlalu serius akan percakapan, mereka tak sadar bahwa ada Yunho yang mendengar sedikit apa yang dibicarakan oleh dua anak adam itu. Tidak, Yunho tidak bermaksud untuk menguping hanya saja ia tak sengaja mendengar nya ketika ia ingin melihat kondisi San.

Berbalik arah kemudian menghilang di balik tiang, Yunho naik ke dek atas dengan pikiran yang berkecamuk. Seharusnya nanti aja cek kondisi San.

Karena terburu-buru meninggalkan dek bawah Yunho tak sengaja menabrak Wooyoung yang ingin memberitahu Seonghwa bahwa makan malam telah siap. Yang di tabrak menatap bingung kepada si tinggi, ekspresi nya seperti tertangkap basah telah melakukan pencurian.

Wooyoung bukanlah tipe orang yang dapat memendam emosi dan perasaan, ia adalah orang yang akan langsung mengutarakan hal yang dirasakan. Seperti menanyai kenapa Yunho terlihat panik saat mengetahui bahwa ia menabrak Wooyoung misalnya.

"A-ah maaf maaf aku gak liat ada orang, maaf."

"Hey santai aja, salahku juga gak liat-liat pas jalan tadi."

"Sekali lagi, maaf."

"Iya, aku juga gak terluka. Tak usah meminta maaf, omong-omong kenapa kau terlihat terburu-buru?" Wooyoung bertanya sembari memicingkan matanya.

"Gak ada apa-apa hahaha iya gak ada apa-apa tadi cuma mau periksa San, iya periksa San."

Aneh, kenapa bicara nya terbata-bata?

"Benar."

"Baiklah. Omong-omong makan malam sudah ku siapkan, kau dapat mengambilnya di bawah."

"Terimakasih." Ucap Yunho seraya meninggalkan Wooyoung. Untung aja gak ketahuan, batinnya. Menghela napas lega kemudian turun ke dek bawah.

TBC
•••

Hiii I'm back! After my last post finally bisa lanjutin cerita ini. I made twitter acc, wanna be my friend there? I drop my username here { @recountdas }

See you next chapter!

Roi Pirate ; ateezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang