10°

139 13 2
                                    


Esoknya Yeosang dan Jongho pun memulai misi mengamati Hongjoong dimana sang Captain sedari pagi hanya berada di ruangannya dan malah Seonghwa yang sibuk keluar masuk ruangan Captain.

Sepertinya keberuntungan tidak sedang memihak mereka, Mingi yang memang sedari awal sudah menaruh curiga ikut memata-matai kedua anak baru itu. Meskipun begitu dirinya hanya diam sembari mengumpulkan bukti jika dugaannya benar, maka ia akan melaporkannya pada Captain sesegera mungkin.

Yeosang dan Jongho berbagi tugas, dimana Yeosang kedapatan mengawasi Hongjoong ketika ia berada di tempat senjata dan Jongho mengawasi di gudang bawah. Dan mereka berdua akan mengawasi bersama ketika situasi tidak ramai.

Secara kebetulan Mingi yang sedang berada di tiang pengawas bersama Yunho menangkap gerak gerik Yeosang, yang mana pria itu terlihat tidak melepaskan pandangannya pada sang Captain. "Yunho, apa kau merasa akhir-akhir ini seseorang atau mungkin lebih sedang mengawasi Captain?"

Yunho seketika tergagap, ia teringat akan malam dimana dirinya tak sengaja mendengar percakapan Yeosang dan Jongho malam itu. "A-aku ti-tidak mengerti apa maksudmu," ucapnya sambil memegang tengkuk. Dokter itu terlihat lebih gugup dari biasanya, namun Mingi yang dari awal hanya berfokus pada dugaannya pada kedua kru baru tak menyadari hal itu. Kali ini Yunho selamat.

"Kau tahu sejujurnya aku merasa dua kru baru yang dibawa Captain itu sedikit aneh, maksud ku gerak gerik mereka aneh," kata Mingi dengan pandangan yang terus mengawasi Yeosang. Yunho tegang.

***

Di sisi lain kapal, Wooyoung baru saja membuat cemilan dan berniat memakannya di ruang istirahat kru itu terkejut karena San sudah berada di posisi duduk padahal tadi pagi ia masih memejamkan mata. Wooyoung yang melihat San kesusahan mengambil air terdorong untuk membantu.

"Terima kasih um..."

"Wooyoung, namaku Wooyoung."

"Terima kasih Wooyoung," Ucap San bersamaan dengan senyumannya.

Wooyoung pun ikut tersenyum dan mengangguk, dirinya memutuskan untuk menikmati cemilannya di samping San berniat untuk menemani. Merasa suasana sedikit canggung, Wooyoung menawarkan camilan yang ia buat kepada San namun ditolak halus karena San belum terlalu berselera.

"Omong-omong aku belum memperkenalkan diri, aku San mantan kru kapal ini," katanya sambil mengangkat tangan hendak berjabatan dengan Wooyoung. Sang lawan bicara pun terkesiap dengan ucapan San tadi.

Apa katanya? mantan kru marauder?

San yang melihat ekspresi kebingungan Wooyoung terkekeh gemas dan saat itu pula Wooyoung sadar dari keterkejutannya, ia langsung buru-buru menjabat tangan San.

"Keren sekali, tapi maaf jika ini akan menyinggung... kenapa kamu bilang mantan kru?" tanya Wooyoung hati-hati.

"Mau mendengar sebuah cerita?" anggukan pun San dapatkan.

- Flashback -

Kericuhan terjadi di tengah pasar kota Pallas yang terletak tak jauh dari pelabuhan, tak lain dan tak bukan hal tersebut terjadi karena seorang bermata mirip kucing sedang dikejar oleh lima orang berpakaian ala pengawal para bangsawan. “Sialan para pengawal itu sungguh cepat!”

Pemuda itu berlarian tak tentu arah dengan tujuan tidak tertangkap oleh pengawal, melewati para pedangan yang sedang menjajakan barang-barang andalan mereka bahkan saking paniknya ia seringkali menabrak para pedagang.

“Maaf nanti San ganti!”

Berpindah dari satu gang ke gang lainnya, tak terasa San berlari menuju pelabuhan kota, dengan cepat ia menaiki sembarang kapal dan bersembunyi disana. Setelah dirasa sudah aman, San beranjak dari persembunyiannya hendak keluar namun sudah terlambat, kapal yang ia naiki sudah berlayar lebih dulu. Hari yang sungguh sial untuknya.

Secara diam-diam tak ingin dipergoki telah menjadi penumpang gelap kapal, ia tak sengaja masuk ke dalam ruangan berukuran empat kali tiga meter dengan meja kerja dan juga tempat tidur di dalamnya. Ketika sedang melihat-lihat isi ruangan, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu membuat San panik mencari tempat bersembunyi.

Pandangannya tertuju pada celah kecil di samping lemari tak jauh dari kursi, tempatnya memang terlihat tersembunyi bila seseorang datang dari pintu dan tidak berjalan ke arah meja karena terdapat sekat yang mengapit meja tersebut.

KREET

“Capt, ada suatu hal yang penting untuk dibicara- eh? tidak ada orang rupanya.”

Suara decitan pintu disusul suara seseorang terdengar di telinga si pemuda, dengan jantung yang berdebar kencang berharap semoga dewi keberuntungan melindunginya.

Seseorang dengan tinggi semampai berambut kecoklatan berjalan tegas masuk ke dalam, pandangannya menyisir ruangan secara seksama. Orang itu adalah sang Quartermaster Marauder, Seonghwa dan hal ini berarti San tak sengaja menaiki Marauder yang sedang mengisi perbekalan di Pallas.

Langkah tegas sang Quartermaster terdengar semakin dekat dengan meja tak jauh dari lemari membuat San semakin gusar takut ketahuan. Lima menit telah berlalu dan San tak lagi mendengar suara langkah kaki, saat ingin memeriksa keadaan tangannya tak sengaja tertusuk kayu halus yang membuatnya menjerit kaget dan kesakitan.

“Akh sialan sakit!”

Seonghwa yang masih berada dalam ruangan tersentak kaget dengan sebuah figura di tangan di depan meja kerja sang Captain.

Seonghwa segera meletakkan figura itu dan mendekati sumber suara. "Siapa di sana?" tanyanya dengan nada waspada.

San, yang sudah tidak bisa mengelak lagi, perlahan keluar dari tempat persembunyiannya sambil memegang tangannya yang terluka. "Maafkan aku, aku hanya mencari tempat untuk bersembunyi," jawabnya dengan nada bersalah.

Seonghwa mengamati San dengan teliti. "Kau bukan kru kami, bagaimana bisa kau ada di sini?" tanyanya sambil mengerutkan kening.

San mengambil napas dalam-dalam, "Aku buronan. Aku naik kapal ini tanpa sengaja saat melarikan diri dari para pengawal bangsawan. Aku tidak punya tempat lain untuk pergi."

Seonghwa memandang San sejenak sebelum akhirnya mengambil keputusan. "Ikut aku. Kau akan dibawa ke Captain untuk menjelaskan semuanya."

Dengan langkah tegas, Seonghwa membawa San keluar dari ruangan Hongjoong dan secara kebetulan mereka langsung bertemu dengan sang Captain yang baru saja naik ke atas kapal.

"Ada apa, Seonghwa?" tanya Hongjoong.

"Captain, aku menemukan penumpang gelap di kapal ini. Dia mengaku sebagai buronan," jawab Seonghwa sambil mendorong San ke depan.

Hongjoong akhirnya memalingkan pandangannya dari Seonghwa, matanya menatap tajam ke arah San. "Jelaskan," perintahnya singkat.

San pun menceritakan seluruh kejadian yang menimpanya, mulai dari menjadi buronan hingga menaiki kapal Hongjoong tanpa sengaja. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya memiliki pengetahuan tentang merawat kapal karena pernah bekerja di kapal bangsawan sebelum menjadi buronan.

Mendengar cerita San, Hongjoong terdiam sejenak, berpikir. "Jadi, kau bisa merawat kapal?" tanyanya untuk memastikan.

San mengangguk. "Ya, aku pernah bekerja di kapal bangsawan. Aku tahu cara merawat dan mengelola kapal."

Hongjoong tersenyum tipis. "Baiklah, kau bisa tinggal di kapal ini. Tapi ingat, kau harus bekerja keras dan membuktikan dirimu. Tidak ada ruang untuk penumpang gelap yang tidak berguna di sini."

San mengangguk bersemangat. "Terima kasih, Captain. Aku tidak akan mengecewakanmu."

***

Kembali ke masa sekarang, San menyelesaikan ceritanya di depan Wooyoung yang mendengarkannya dengan penuh perhatian. "Begitulah caraku bergabung dengan Marauder dan akhirnya menjadi kru yang diakui. Tapi setelah beberapa waktu, aku memutuskan untuk mencoba berdagang di darat dan meninggalkan kehidupan di kapal," jelas San.

Wooyoung mengangguk, mengagumi keberanian dan tekad San. "Kau benar-benar luar biasa, San. Terima kasih sudah berbagi cerita. Mungkin suatu hari aku juga akan menemukan jalan hidupku seperti kamu," katanya dengan senyum tulus.

TBC
•••

Kangen juga rasanya sama book ini

Roi Pirate ; ateezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang