7

894 102 2
                                    

Saat ini chenle sedang berada di kelas sambil memainkan handphone miliknya, sesekali ia melihat keluar apakah ada yang ingin masuk ke kelas nya atau tidak, rasanya dia seperti buronan karena Vidio itu, tetapi dia juga tidak mau ambil pusing karena siapapun yang berani mengancam atau mengusiknya, dia berjanji anak itu tidak akan pernah menampakkan diri di sekolah itu lagi.

"Dah lama ga ketemu" ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk ke kelasnya,
Chenle pun terkejut dan hampir tidak bisa berkata-kata lagi, dia sangat ketakutan sekarang.

"Lu? Lu ngapain di sini" ucapnya sedikit membentak.

"Gua baru aja pindah hari ini ke sini, kenapa? Terkejut? Lemah" ucap pria itu dengan enteng.

"Heh felix, gua peringatin ya ke elu, jangan pernah ganggu gua lagi, atau lu ga akan tenang nantinya"ucap chenle.

Pria yang bernama Felix itu hanya bersmirk riah.

"Tujuan gua datang ke sekolah ini cuman untuk chenle, jadi lu ga berhak ngatur gua" ucap Felix dengan datar.

"Mungkin dulu gua kalah dari sungchan maupun shotaro, tapi kali ini gua ga akan kalah dari siapa pun" ucap Felix.

Sungchan dan shotaro? Yah mereka dulu nya adalah dua pria yang sangat membenci satu sama lain hanya karena ingin mendapatkan hati chenle, chenle saat itu masih menjadi uke, dan mengapa sekarang tidak? Ya itu semua pasti ada alasan tertentu, jadi mari tunggu chapter selanjutnya agar mengetahui alasan itu.

" Sampai kapan pun gua ga akan pernah Nerima lu, mau lu berusaha sekeras apapun itu, lu udah buat hidup gua hancur dan gua ga mau tambah hancur karna lu" tunjuk chenle ke Felix.

"Tapi lu bakalan kejebak dalam permainan gua, tunggu aja" ucap Felix dengan santai lalu pergi meninggalkan chenle.

Chenle? Seperti nya dia prustasi mengapa dia harus bertemu kembali dengan Felix, mengapa Felix harus bersekolah di situ dan mengapa Felix tau tempat sekolah chenle saat ini, pertanyaan itu menghantui pikiran nya, dia tidak merasakan ketenangan sama sekali, dia ingin mengadu ke para sahabat nya tetapi dia tau bahwa Sahabat nya tidak mengetahui latar belakang chenle yang dulunya di perebutkan oleh 3 orang keras kepala dan juga sangat sangar, Sehingga membuat dia depresi akibat permainkan yang dimainkan oleh mereka dan lantas dia lah korbannya.

................

Saat ini jisung sedang berada di taman belakang, dia sendari tadi hanya memainkan handphone miliknya, sambil memasang wajah yang sangat amat dingin.

Tittt....titttt.....

Merasa handphone nya berbunyi, dia langsung mengangkat sebuah panggilan masuk dari seseorang.

"Halo" ucapnya

"Gua minta lu jangan gegabah, dan lu harus jalanin semua rencana gua, atau liat aja apa yang akan terjadi kedepannya"ucap seorang pria yang baru saja memerintah jisung.

" Gua ga mau di perbudak sama lu, ini urusan lu sama chenle dan lu jangan bawa bawa gua" ucapnya dengan sangat amat dingin.

"Kalau lu mau rahasia lu aman, karena lu udah ngebunuh Kakak lu sendiri, maka lu harus ngikutin apa yang gua bilang"ucap pria itu lagi.

Dengan kesal jisung mematikan panggilan tersebut dan menjambak rambutnya.

"Sialan" hanya itu yang keluar dari mulut Jisung.

Sesungguhnya dia tidak ingin menyakiti siapapun, tetapi dia harus melakukan sebuah perintah dari seseorang yang sangat mengagumi seorang Zhong Chenle.

Dia juga tidak suka dengan kehidupan nya yang sekarang, yang banyak tingkah dan juga banyak bicara hanya karena suruhan dari orang tersebut.

.................

Bel pertanda pulang berbunyi, semua siswa sudah berhamburan keluar kelas dan langsung pergi meninggalkan sekolah, sedangkan chenle? Dia hanya diam dan sangat takut dengan keberadaan Felix di sekolah itu, dia ingin meminta ayahnya untuk memecat Felix tetapi kalian tau sendiri apa yang terjadi antara ayah Chenle dan juga dirinya.
Dia bingung, dan harus minta tolong ke siapa.

"Kok belum pulang? Nungguin gue? Gua tau lu kangen sama gua semenjak kita pisah beberapa tahun yang lalu, karena lu nusuk perut gua pake besi kecil dan lari entah kemana, mungkin itu pertemuan terakhir kita, hmm sayang banget padahal di situ udah waktu yang tepat untuk gua bercinta sama lu" ucap seorang pria, siapa lagi kalau bukan Felix.

"Mau apa lu, gua bilang jangan ganggu hidup gua, gua udah banyak beban pikiran dan lu nambahin beban pikiran gua" ucap chenle.

"Gua ga peduli, gua cuman mau dapatin apa yang gua mau, dan yang gua mau udah ada di depan mata gua, jadi lu harus jadi milik gua atau mati di tangan gua" ucap Felix dengan bersmirk.

Chenle pun mulai nangis, dia tidak sanggup menjalani bahkan mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Felix, dulu dia sudah sangat prustasi dan hampir mengalami gangguan mental, dan sepertinya gangguan itu kembali sedikit demi sedikit.

"Jangan nangis sayang, gua ada di sini, lu cuman nurutin apa yang gua bilang dan lu ga akan ngalamin masalah apapun itu" ucap Felix

Dan tiba tiba.

BRUAKKK

pintu kelas itu berbuka ketika seorang pria menendang kursi yang di tutup oleh Felix.

"Siapa lu, ngapain lu di sini, kenapa lu ganggu chenle" ucap jisung yang ternyata sendari tadi mengintip pembicaraan mereka hingga chenle menangis.

"Lu yang siapa, gua pacar nya chenle, dan lu ga ada berhak ngelarang gua untuk ganggu atau ngelakuin apapun ke chenle" ucap Felix enteng.

"Oh lu pacarnya? Cih, gua ga percaya" balas jisung.

"Dan gua ga peduli lu percaya apa enggak, yok chenle ikut gua" ucap Felix sambil menarik tangan chenle, tetapi di hempaskan oleh chenle sendiri.
Felix hanya melotot tak percaya, ternyata banyak perubahan di diri chenle setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Hah, itu yang di bilang pacar? Chenle ayok ikut gua" ucap jisung lalu menarik tangan Chenle, dan merekapun meninggalkan Felix sendirian di kelas itu.

"Argghhh sial" amuknya yang merasa di kalahkan lagi,
Dia juga sedikit heran, mengapa banyak yang melindungi chenle ketika Felix sangat ingin mengganggu atau mempermainkan anak itu.

..............

Sekarang Jisung dan chenle sudah berada di taman belakang
Ji-Sung menatap Chenle dengan wajah sangat datar.

"Siapa dia" ucap jisung memecah keheningan.

"Bukan urusan lu" jawab jisung.

"SIAPA DIAA!!!" Ucap jisung yang membuat chenle kanget.

"Gua bilang bukan urusan lu" ucap chenle lalu pergi meninggalkan Ji-Sung sendiri.

Ji-Sung sepertinya sedikit prustasi karena dia akan sedikit kesusahan menjalankan rencananya karena adanya Felix, dia merasa bahwa Felix akan mengacaukan semua dan dia tidak akan kembali bebas seperti dulu, sejujurnya dia tidak mau mengenal chenle apalagi berbicara dengannya tetapi karena perintah dari shotaro, makanya dia harus melakukan nya
Eittss tunggu dulu apa? SHOTARO?
Mengapa shotaro bisa tau juga akan keberadaan chenle, jika shotaro dan Felix sudah berhasil menemukan kebenaran chenle, lantas sekarang sungchan dimana? Apa dia tidak perduli dengan cinta nya tersebut sehingga tidak mencari chenle sama sekali? Wahh ini sangat membingungkan





















Maaf ya kayak nya chapter kali ini pendek banget, soalnya author banyak urusan juga
Ini author juga sempat sempatin lanjut
Jangan lupa vote, follow juga dan Jangan lupa dengan komen kreatif dari kalian

Kalau kalian punya imajinasi untuk menambah kan tambahan di cerita ini, kalian bisa komen dan nanti author bakal menyambung ceritanya dengan lebih menarik lagi
Kalian senang? Author jauh lebih senang jika kalian juga senang 😊😗

everything changed ; Chenji ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang