15

1.1K 90 11
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 17:10
Itu artinya jam pelajaran sudah usai dan waktunya pulang

Saat ini chenle bergegas untuk pulang, sebenarnya dia malas pulang hari ini karena ayah nya ada di rumah, dia tidak mau kena ocehan dari sang ayah.

"Ini supir gua mana sih, lama bener dah"

Chenle sendari tadi sudah menunggu kedatangan supirnya, tetapi sampai saat ini masih tak kunjung datang dan itu membuat dia semakin kesal.

Dia pun memutuskan akan pulang menggunakan bis.

Dan sekarang dia sudah ada di halte dan tinggal menunggu bis itu datang.

Chenle mengeluarkan handphone nya beserta dengan earphone nya dan menyumbat earphone itu ke telinga sekaligus memutar musik kesukaan nya.

"Hai"

Sebuah sapaan membuat chenle terkejut di acara melamunnya, dan memandangi orang tersebut.

Seketika tubuhnya bergetar, keringat nya bercucuran.

Tidak ada yang menyeramkan di wajah orang ini, malah dia tersenyum ramah sambil memandangi chenle.

Namun itu semua berhasil membuat chenle bergetar hebat.

"S-sungchan?" Tanya nya

"Lu kenal sama gua?" Ucap sungchan.

Seketika chenle merasa kebingungan, apa maksud perkataan sungchan ini, dia lupa ingatan? Kalau memang dia lupa ingatan maka chenle akan menjadi orang terberuntung di sekolahnya.

"Lu s-sungchan...k-kan?" Tanya chenle memastikan namun tubuhnya tetap bergetar tak karuan.

"Iya, lu tau nama gua dari mana?" Tanya sungchan.

"Ah, itu nametag lu"

"Oh gtu, tapi lu ngapain di sini le?" Tanya sungchan.

Seketika chenle pun bingung lagi, bagaimana sungchan tau namanya sementara nametag milik chenle tertutup karena dia sedang memakai jaket sekarang.

"Lu t-tau nama gua?" Tanya nya takut²

"Tau lah, kan kita dulu satu SMP" ucapnya santai.

Sial.

Sepertinya keberuntungan memang tidak memihak kepada chenle.
Lihat lah siapa yang berada di depannya ini, bagaimana bisa dia bertemu dengan manusia manusia yang paling di hindarinya, habis sudah lah riwayat nya.

"Lu takut sama gua? Kok kek gemetaran gitu? Gua bukan setan kali" ucap sungchan sambil memandangi jalan dan duduk di samping chenle.

"L-lu gak akan nyakitin...g-gua lagi kan?" Tanya chenle.

Sungchan menyergit "siapa bilang?" Ucapnya.

"Sungchan gua mohon jangan ganggu gua lagi" ucapnya bermohon.

"Ck, siapa suruh lari dari gua"

"Sungchan plis kasihani gua, lu gak tau sekarang gimana kondisi gua sekarang, lu mau liat orang yang lu sayangi menderita kek gini?" Ucapnya.

"Bukan urusan gua, yang penting lu gak boleh lari dari gua, gua gak akan biarin lu ketemu sama Felix begitu juga sama shotaro, gua gak mau saingan lagi sama orang orang sampah" ucapnya.

"Tapi lu telat, gua udah ketemu mereka berdua, lu jauh telat, dan gua gak akan milih salah satu dari kalian" ucapnya dan beranjak dari tempat itu.
Namun tangan sungchan membuat langkah nya terhenti.

"Ck, lepasin tangan gua"

"Lu harus ikut gua sekarang"

"Gak gua mau, lepasinn!!!" Berontak chenle.

"Lu gak akan bisa kabur dari gua le, ayo ikut gua, lu bakal bahagia kalau hidup sama gua untuk selamanya"

"Awass, gua bilang gak mau ya gak mau!!"

Percuma saja chenle memberontak toh juga sungchan lebih kuat dari pada dia, sekarang apalagi? Ya pasrah lah.

"TUNGGUU"

Suara seseorang membuat langkah mereka terhenti, dan chenle mendapati seseorang yang membuat nya gelisa akhir akhir ini, tanpa sadar senyuman terbit di sisi bibir chenle seperti orang yang menemukan pertolongan.

"Siapa lu"

"Lepasin chenle" ucap jisung.

"Ha? Lepasin? Lu bukan bapaknya chenle jadi gak usah sok ngatur"

Jisung geram, dia tidak mau melihat orang yang di sayangi nya di tarik paksa seperti itu

Jisung berjalan mendekati mereka, dan dengan sigap menarik tangan chenle dan menyingkirkan tubuh chenle untuk berlindung di belakangnya.

"Balikin chenle ke gua" ucap sungchan.

"Lu bukan bapaknya jadi gak usah sok ngatur" ucap jisung sambil bersmirk riah

"Sialan"

"Gua minta ke elu jangan pernah ganggu pacar gua lagi bisa? Gua tau dia manis, tapi dia milik gua, capek gua liat tiga manusia beridiot ngejar ngejar pacar orang lain" ucap jisung lantang.

Chenle yang mendengar itu seketika membeku, pacar katanya? Wah sepertinya otak jisung sedang tidak baik baik saja sekarang.

"Pacar lu bilang?!!"

"Iya kenapa? Budeg? Oh pantes"

"Ck, gak usah sok ngedrama, chenle tuh gak mau pacaran sama laki laki, lu kira gua ketipu?" Ucap sungchan.

"Drama? Perasaan gua gak lagi syuting, iya gak sayang?" Tanya nya pada chenle
Namun hanya di balas anggukan kecil.

"Liat pacar gua takut sama monster, jadi tolong jangan di ganggu atau lu bakal jumpa sama tuhan"

"Chenle, sekarang lu bisa bebas, tapi liat aja kedepannya, cepat atau lambat lu bakal ada di tangan gua" ucap sungchan sambil meninggalkan tempat itu.

"Le lu gak papa kan?" Tanya jisung sambil memeriksa tubuh chenle.

"Gak papa"

Jisung menangkup kedua pipi chenle dan menyatukan dahi mereka, dan jisung memejamkan matanya

Tanpa di sadari air mata jisung keluar, dia takut jika tadi sungchan akan membawa chenle dan menikahi nya, dia tidak mau hal itu terjadi.

"Sung lu nangis?" Tanya chenle yang merasa pipi nya ikut basah.

Refleks jisung melepaskan interaksi tersebut dan mengusap air mata.

"Ah enggak, cuman kelilipan" eles nya

"Lu nangis goblok, kelilipan apaan sampe banjir gitu, muka gua juga kena nih"

Jisung pun mengusap air matanya yang berada di wajah chenle.

"Ah sorry"

"Lu kenapa sih" tanya chenle.

"Gak papa"

"Ck, yaudalah gua mau pulang"

"Gua anterin"

"Ga usah, gua naik bis aja"

"Enggak, pokoknya gua anterin, gua gak Nerima penolakan"

"Ck, yaudah cepat"

Jisung tersenyum mendengar ucapan chenle, dan dia menggenggam jari jemari chenle untuk membawa nya ke area mobilnya di parkir.

"Gak usah di pegang pegang, gua bisa jalan sendiri" oceh chenle.

"Biar gak kabur"

"Ck"

Dan mereka pun sampai di tempat parkiran, jisung membukakan pintu untuk chenle, dan beranjak ke kursi kemudi.







####




Maap baru up
Dan chapter yang ini dikit banget, maap ya

everything changed ; Chenji ShipperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang