Satu - Hukuman

22 2 0
                                    

Gemericik hujan membasahi bumi pagi ini. Dengan suara klakson kendaraan yang mendominasi jalanan. Mengiringi langkah demi langkah gadis mungil yang sebenarnya tak lagi bocil.

Layra menatap arloji yang melingkar ditangannya. Mata nya membulat sempurna, dia hanya punya lima menit untuk bisa sampai sekolah yang jaraknya hampir 1KM dari tempatnya berpijak sekarang.

"Maaaang!!! Ojekkk!!!!" Teriak Layra yang berlari menuju pangkalan ojek depan komplek.

Mang Arman, tukang ojek langganannya bersiap sedia menyalakan mesin. Layra berlari sekuat tenaga agar dapat secepatnya mendekat ke arah Mang Arman. Begitu jaraknya dengan motor hanya terpaut 1 meter, dia langsung melompat ke atas motor.

"Mang buruan!!!" Teriak Layra panik.

"Si eneng mah, telat wae!" Omel Mang Arman seraya melajukan motor menuju sekolah.

"Baru sekali Mang... buruan Mang saya buru-buru banget!!" Balas Layra yang masih panik. Mang Arman yang paham situasi, seketika berubah bak pembalap profesional namun tetap mengutamakan keselamatannya dan Layra.

"Gue optimis.... telat!!" Gumam Layra dalam hati.

***

"Sepuluh... sembilan.. delapan..." suara nyaring seorang siswi terdengar menghitung mundur. Sontak seluruh siswa baru berlarian melewati gerbang sekolah. Jika lewat satu detik saja, mereka tentu akan mendapat hukuman yang entah akan bagaimana.

"Tujuh.... enam... limaaa...empat..." seluruh siswa siswi semakin terbirit-birit melewati gerbang sekolah.

"Tigaa.. duaaaa... satuuuu" seluruh siswa telah berhasil melewati gerbang tanpa terlambat.

"Ashilla!! udah masuk semua?" Suara seorang pria terdengar dari arah belakang. Siswi yang memiliki nama lengkap Ashilla Ramadiana itu menoleh ke arah sumber suara.

"Udah kayaknya Han!" Balas Ashilla.

"Mang Diman, gerbang nya ditutup aja. Kalo ada yang telat, lapor saya ya Mang!" Ucap pria bernama lengkap Raihan Hadid Al-Lathif.

"Siap jang!!" Mang Diman, satpam SMAN Garuda Bangsa menggangguk mengiyakan. Mang Diman mendorong gerbang hingga tertutup, namun sama sekali tidak dikunci.

"Nuhun Mang!" Ucap Raihan sambil berlalu masuk kedalam sekolah, sedangkan Ashilla membuntuti nya dari belakang.

***

Waktu menunjukan pukul 07.00. Sudah dapat dipastikan Layra akan telat masuk sekolah.

"Ah, neng! Seperti nya gerbangnya teh sudah ditutup!" Seru Mang Arman saat gerbang sekolah sudah mulai terlihat. Layra sependapat dengan Mang Arman, namun setidaknya dia sudah berusaha secepat mungkin untuk bisa sampai sekolah tepat waktu.

"Gapapa Mang, yang penting saya udah nyampe sekolah aja. Soal telat mah, gampang lah Mang itu mah, bisa diurus!!" Ucap Layra. Mang Arman mengangguk, lalu dengan cepat menepikan motornya didekat gerbang sekolah. Segera Layra turun, dan merogoh saku seragamnya.

"Ini Mang ongkosnya! Tarif biasakan?" Ucap Layra .

"Iya atuh, ke Neng Ayya mah tarif biasa aja!!" Balas Mang Arman dengan setengah guyonan. Layra tersenyun membalas ucapan Mang Arman.

Layra menatap kembali arloji nya. Pukul 07.01, dia telat 1 menit

Bruummmm brummm

Bip bip bip bip

Suara gerungan motor lain terdengar mendekati gerbang sekolah diselingi oleh bunyi klakson yang beberapa kali dibunyikan.

"Mang Diman, tolong dibuka!" Ucap seorang pria dengan motor ninja yang baru saja menepi di depan gerbang. Namun si empunya nama tak kunjung terlihat. Pria itu mengintip kearah gerbang yang ternyata tidak dikunci. Dia mendorong gerbang itu hingga cukup untuk motor nya lewat.

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang