That Should Be Me
(Bab 7 - Patah Sebelum Berkembang)Mata Kimi memanas, rasanya ingin menangis. Jika saat ini dia sedang sendirian pasti air mata gadis itu sudah bercucuran deras di pipinya.
Kimi diam membisu, menggigit bibirnya dengan keras, berusaha menahan tangis yang ingin dia teriakan. Sedangkan Sekala duduk di sebelahnya, masih diam seperti tadi setelah perdebatan di kafe.
Kimi dan Sekala memutuskan pulang menggunakan taxi online karena tentu saja pemuda itu tidak membawa kendaraan mengingat tangan kanannya masih berbalut gips. Sebelumnya Kimi akan pulang sendiri tapi di tahan oleh Sekala. Sehingga sekarang mereka berdua berada di satu mobil.
Tak ada percakapan diantara mereka berdua, Sekala marah karena menyangka pernyataan perasaan Kimi itu hanya permainan agar dia mau menjadi pacarnya karena akan dijodohkan.
Kimi sebetulnya sudah menerka bahwa Sekala akan berpikiran seperti itu tapi gadis itu tak pernah menyangka bahwa Sekala bisa semarah ini.
Kimi sedih bukan karena Sekala yang marah tapi karena pemuda itu tidak bisa menyadari perasaan tulus Kimi. Padahal gadis berkulit putih itu sudah mati-matian berusaha mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya. Seharusnya Sekala bisa berfikir lebih jernih.
Kimi membuka pintu taxi dengan tergesa sudah tak tahan ingin mengeluarkan air matanya, sementara Sekala menatap punggung kecil Kimi yang semakin menjauh dengan perasaan yang berkecamuk.
Awalnya Sekala sangat bahagia mendengar pengakuan Kimi tapi kini malah kepalanya tidak bisa berpikir jernih saat gadis itu bilang bahwa dirinya akan dijodohkan. Perasaan takut akan dipermainkan mendadak timbul di benak Sekala.
"Argh!" Sekala berteriak lalu melemparkan tubuhnya ke ranjang, merasa frustasi dengan keadaan sekarang ini.
Bukan dia tak tahu bahwa sedari tadi Kimi menahan tangisnya di dalam mobil. Sekala sebenarnya tak tega tapi ego sudah mengalahkan perasaannya.
'Aku harus gimana, Kimi?' lirih Sekala dalam hati.
***
Kimi bangun dengan mata bengkak dan merah karena menangis semalaman, gadis itu berkali-kali mengumpati dirinya sendiri saat bercermin, wajahnya terlihat sangat kacau.
"Jadi lo bilang sayang sama gue karena pengen gue jadi pacar lo, terus lo enggak perlu menerima perjodohan dari Ayah, gitu?" Kimi menggelengkan kepalanya keras ketika sekelebat bayangan kejadian kemarin terulang di kepalanya, kata-kata tajam Sekala kepadanya seperti terus berulang bagai kaset rusak.
Kimi baru saja merasakan jatuh cinta dan harus patah hati padahal belum sama sekali memulainya.
Setelah mandi dan bersiap, Kimi mengambil bucket hat untuk menutup kepala sekaligus menyembunyikan mata bengkaknya, walaupun tidak bisa tertutup semua tapi setidaknya orang-orang tidak akan langsung menatap wajahnya ketika berpapasan.
"Non, mau sarapan di sini atau dirumah Den Kala?" tanya Mbok Nah.
"Di sini aja, Mbok. Mau roti selai coklat sama keju ya, Mbok," jawab Kimi sambil duduk. Ya biasanya Kimi selalu sarapan di rumah tetangga depannya. Sekala. Namun, pagi ini pengecualian, dia tak mau bertemu Sekala dengan keadaan matanya yang bengkak dan hidungnya yang merah.
"Lagi marahan sama Den Kala, ya, Non?" tanya Mbok Nah lagi, Kimi hanya menggeleng pelan dan tersenyum.
Kimi menguyah rotinya tanpa selera, berkali-kali mengambil napas dan menghembuskannya dengan keras seolah dengan begitu rasa sesak dihatinya bisa hilang.
"Mbok, Kimi berangkat, ya!" Kimi menghampiri Mbok Nah yang berada di dapur lalu mencium tangan keriput perempuan yang telah dengan rela dan penuh kasih sayang mengurus gadis itu dari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Should Be Me (SUDAH TERBIT)
RomanceBLURB Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada sahabat kalian sendiri? Jika pernah, maka kalian sama dengan Sekala Bumi Mahameru yang mencintai sahabatnya dari kecil Kimi Anasya Deandra. Bagi Sekala menikah dan hidup dengan Kimi adalah impian te...