That Should Be Me
( Bab 8 - Pacaran?)Kimi menatap sendu Sekala yang masih berdiri di hadapannya. Sedangkan pemuda itu menatap Kimi sambil tersenyum lembut, tak ada lagi amarah yang tergambar di wajah tampan itu seperti kemarin malam.
Perlahan air mata Kimi menitik kembali di pipi, kali ini karena bahagia melihat Sekala sudah kembali seperti orang yang dia kenal.
"Hei, maaf, maafin gue, Kim." Sekala duduk di samping Kimi lalu mengahapus air mata di pipi gadis itu.
"Maaf kalau kemarin gue bentak, lo, Kim. Lo pasti kaget, ya?" Kimi mengangguk pelan sambil terisak lalu menghambur ke pelukan Sekala.
Sekala yang terkejut dengan reaksi Kimi hanya tertawa pelan sambil tangan kirinya balik memeluk Kimi sekarang.
"Gu-gue se-sedih! Padahal gue udah berusaha sekuat tenaga supaya berani bilang semua perasaan gue sama lo, tapi lo malah marah-marah!" Suara Kimi tersendat-sendat karena isak tangis yang tak bisa dia tahan.
"Lo jahat! Jahat banget, Kal!" Kimi masih terus mengoceh sambil menangis. Lenka dan Tafisa yang melihat adegan drama gratis ini hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum geli.
"Iya, maafin, ya. Sekarang udah nangisnya, berenti dulu, Kim. Malu diliatin orang-orang. Tuh, liat," ucap Sekala.
Kimi pun melepas pelukannya lalu melihat ke sekitar dengan malu karena benar ternyata banyak pasang mata yang memperhatikan dia dan Sekala. Kimi lalu meringis kecil ke arah pemuda itu dan mengucap maaf tanpa suara.
Sekala hanya merespon dengan mengusap kepala Kimi beberapa kali dengan lembut.
***
"Jadi lo enggak tau siapa cowok yang bakal dijodohin sama lo, Kim?" tanya Sekala sambil mengunyah siomay yang baru saja diberikan oleh Kimi.
"Enggak sama sekali, gue juga enggak punya gambaran sedikitpun tentang siapa orangnya. Enggak penting juga 'kan?" jawab Kimi.
"Buat lo mungkin enggak penting tapi buat gue ini penting banget." Kimi yang mendengar itu mengerenyitkan dahinya, bingung.
"Kok? Penting gimana maksudnya, Kal?" tanya Kimi, heran.
"Iya penting bangetlah, Kim. Gue harus tau siapa saingan gue! Enak aja mau nyosor langsung nikahin lo! Gue yang cinta sama lo dari orok aja baru sekarang bisa dapetin hati lo!" Sekala berkata dengan berapi-api.
Kimi malah tertawa terbahak-bahak mendengar omelan Sekala yang sudah mirip dengan gibahan tetangga.
"Terus lo mau kasih tau Ayah enggak kalau kita pacaran, Kim?" Sekala bertanya dengan masih mengunyah siomay.
"Emang kita pacaran ya, Kal?" Sekala yang mendengar perkataan Kimi langsung menelan siomay yang belum halus dia kunyah lalu menegakkan tubuhnya.
"Kim! Kimi, yang bener aja dong! Masa udah sejauh ini perasaan gue lo bawa terbang, eh, sekarang mau dibanting ke dasar selokan! Sakit, Kim! Sakit!" sergah Sekala dengan gerakan menepuk dada.
Kimi hanya mencebik kesal, "Iya, iya kita pacaran sekarang." lalu Kimi malah mengedikan bahu dan berujar, "Hih, geli, Kal. Geli ah denger kata pacar dari, lo."
Sekala mendengkus kasar, meraih tangan Kimi untuk dia genggam lalu mengajak gadis itu untuk beranjak dari kantin.
"Eh, mau kemana, Kal?" Kimi mengikuti langkah Sekala walau dengan perasaan bingung.
"Mau ke KUA. Biar nanti gue kasih tau makna geli yang sesungguhnya kalau kita udah halal," jawab Sekala sekenanya.
Kimi yang belum mengerti apa maksud Sekala menautkan kedua alisnya. Namun, tak seberapa lama Kimi memekik kesal saat tau apa yang dimaksud oleh Sekala tadi.
"Dasar, kadal mesum!"
***
Setelah Kimi mengantarkan Sekala ke rumahnya, gadis itu bergegas kembali ke rumah untuk membersihkan diri dan berganti baju. Rencananya dia akan menonton film semalaman bersama Senja di rumah Sekala.
"Darimana?" Suara bariton yang sangat Kimi kenal terdengar sangat jelas. Langkah Kimi yang akan naik ke tangga terpaksa harus berhenti.
"Kampus, kuliah," jawab Kimi dingin.
"Sudah kamu pikirkan tawaran Ayah?" Kimi berbalik menatap tajam kedua manik mata milik ayahnya.
"Kimi 'kan sudah bilang enggak mau, Yah." masih dengan tatapan datarnya.
"Ayah sudah bilang, ini untuk kebaikan kamu! Kenapa sih kamu itu susah banget dibilangin?" sentak Yudistira.
Kimi tersenyum sinis, "Kebaikan aku? Kebaikan aku yang mana? Asal Ayah tahu, dari dulu aku enggak pernah sekalipun membantah perintah Ayah! Ayah mau aku tinggal sendiri, aku setuju! Ayah mau aku ambil kuliah jurusan ekonomi, aku setuju! Apa yang selama ini enggak aku turutin? Apa?" Kimi balas membentak Yudistira.
Katakanlah Kimi durhaka tapi gadis itu benar-benar sudah tak tahan. Perlakuan ayahnya kali ini sangat aneh. Tiba-tiba saja perduli akan masa depannya, padahal biasanya anak gadis itu mau sakit atau sehat pun dia tak akan peduli.
"Aku enggak mau dijodohin, Yah! Enggak mau!" Kimi sudah akan berbalik ke arah tangga namun tangannya dicekal Yudistira hingga gadis itu terhuyung ke belakang.
"Asal kamu tau! Saya benci melihat wajah kamu! Saya benci melihat wajah perempuan itu ada pada kamu! Saya benci melihat kamu karena hanya bisa mengingatkan saya pada dia!" Hati Kimi bagai teriris sembilu mendengar semua kata-kata menyakitkan itu.
Sampai detik ini Kimi sebetulnya dia tidak mengerti, mengapa ayahnya tidak perduli pada hidupnya. Tak ada satupun orang yang mau memberi tahunya tentang hal itu.
Kimi berlari ke lantai dua dengan air mata yang mengalir deras. Lagi, Kimi lagi-lagi merasa hidupnya tak berarti. Merasa hidupnya tak diinginkan. Merasa kembali ingin melakukan hal yang sudah lama tak pernah dia lakukan lagi setelah pernah di selamatkan oleh Sekala.
***
Sekala tengah khawatir karena ini sudah tiga jam lebih Kimi belum juga kembali ke rumahnya. Padahal kata Senja mereka sudah berjanji akan menonton Film bersama malam ini.
Ponsel Kimi pun tak bisa di hubungi. Sekala membuka balkon kamarnya dan menemukan kamar di sebrang balkonnya sudah gelap. Apakah Kimi sudah tidur? Itu yang ada di benak Sekala.
Ingin sekali Sekala berlari ke rumah Kimi dan memastikan keadaan gadis itu secara langsung. Namun, dia tahu bila ada Yudistira di rumah, dia tidak bisa dengan leluasa keluar dan masuk ke sana.
'Semoga Kimi baik-baik saja,' batin Sekala.
Bersambung
***
KAMU SEDANG MEMBACA
That Should Be Me (SUDAH TERBIT)
RomanceBLURB Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada sahabat kalian sendiri? Jika pernah, maka kalian sama dengan Sekala Bumi Mahameru yang mencintai sahabatnya dari kecil Kimi Anasya Deandra. Bagi Sekala menikah dan hidup dengan Kimi adalah impian te...