Bab 4 - Kimi Cemburu

3 1 0
                                    

That Should Be Me
(Bab 4 - Kimi Cemburu)

Sudah seminggu lamanya Kimi pergi dan pulang ke kampus sendiri tanpa Sekala. Ada rasa aneh yang Kimi rasakan. Seperti ada ruang kosong di hatinya yang biasanya pemuda itu isi.

Setiap kelas berakhir, Kimi akan dengan cepat membereskan semua urusan di kampusnya dan bergegas ke rumah sakit. Rasanya Kimi rindu gombalan yang biasanya Sekala lontarkan untuknya.

'Enggak mungkin gue suka sama Sekala 'kan?' tanya Kimi dalam hati.

"Kimi!" Merasa ada yang memanggil namanya, Kimi menoleh kebelakang dan mendapati Rival berjalan ke arahnya.

"Eh, Kak Rival. Ada apa, Kak?" Rival memberikan senyum terbaiknya untuk Kimi, gadis itu pun tersenyum juga pada Rival.

Kimi merasakan ada yang aneh. Kemana perginya para kupu-kupu yang berterbangan di perutnya saat setiap kali melihat Rival? Harusnya kupu-kupu itu berterbangan lebih heboh saat Rival menghampirinya saat ini 'kan?

'Sekarang kemana mereka semua?' pikir Kimi dalam hati. Segera dia tepis perasaan aneh itu dan kembali memperhatikan Rival yang sejak tadi hanya menatap Kimi dari atas rambut sampai ujung kaki.

"Kak? Helooo!" Kimi melambaikan-lambaikan tangannya di depan wajah Rival.

"Eh, iya, Kim!" Rival tersadar dari lamunannya, laki-laki itu baru menyadari betapa menariknya Kimi, tubuh mungil dengan rambut sebahu. Jangan lupa wajahnya yang memang cantik, kalian tau Lily Collins? Nah, mirip Kimi.

"Kenapa, Kak?" Kimi masih menunggu jawaban Rival yang sekarang malah terlihat senyum-senyum sendiri.

"Kimi mau kemana?" tanya Rival.

"Mau ke rumah sakit, Kak." jawab Kimi sambil tersenyum. Rival mengerenyit bingung tapi tak lama wajahnya berubah masam.

"Mau jenguk Sekala?" Rival menaikan satu alis matanya.

Kimi mengangguk semangat dan tersenyum lebar, tiba-tiba saja teringat wajah konyol Sekala jika sedang bercanda. Ah, Kimi rindu Sekala.

"Kakak mau apa, ya? Gue buru-buru soalnya, udah waktunya Kala makan siang." Entah kenapa Rival merasa kesal.

"Tadinya gue mau ajak lo nonton, tapi kayaknya enggak bisa, ya?" Rival menatap mata Kimi, memohon.

"Yah, enggak bisa Kak. Gue udah janji sama Sekala soalnya, maaf, ya." ucap Kimi dengan ringan, entah mengapa gadis itu merasa biasa saja. Harusnya dia merasa menyanyangkan kesempatan ini bukan?

"Oke kalau gitu, gimana kalau lain kali?" Rival masih belum mau menyerah.

"Will see, ya, Kak!" Kimi hendak pergi ke parkiran saat tangan Rival mencekal tangannya.

"Gue anter aja kalau gitu ke rumah sakit," pinta Rival, penuh harap.

"Enggak usah, supir gue udah nunggu di sana." Kimi menunjuk mobil yang sudah ada Kang Darma di dalamnya.

"Oh, oke, hati-hati Kimi." Rival menghela napas panjang. Kenapa dia tiba-tiba merasa tidak rela? Padahal sejak awal dia hanya ingin main-main 'kan.

***

Kimi berjalan dengan hati yang entah kenapa terasa berdebar. Rasanya seperti saat melihat wajah Rival pertama kali.

'Ada yang enggak beres sama hati gue," racau Kimi dalam hati.

"Asalamualaikum." Kimi membuka pintu ruangan Sekala dan tertegun karena ada seorang perempuan yang sedang duduk di dekat ranjang Sekala, posisinya membelakangi Kimi sehingga gadis itu tidak bisa melihat wajah si perempuan.

That Should Be Me (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang