And there's no remedy for memory, your face is like a melody
It won't leave my head
Your soul is haunting me and telling me that everything is fine
But I wish I was dead
( Dark Paradise ~ Lana Del Rey )
——————————————————Hembusan angin dingin menerbangkan helaian daun pohon ek yang sudah berwarna kecokelatan ke udara. Meskipun langit semakin menggelap karena mendung, namun itu tak menyurutkan langkah mantap seorang wanita cantik untuk menembus lebatnya hutan.
Bayangan pepohonan menjulang di sekelilingnya, begitu rapat dan suram. Membuat sang wanita mulai menatap awas ke sekeliling. Ia merasa seseorang sedang mengawasinya saat ini. Suara gemerisik ranting yang terinjak membuat netra karamelnya membulat panik. Mempercepat langkah kakinya, ia malah mendengar suara langkah kaki si penguntit yang ikut mengejarnya. Tanpa berpikir panjang, ia pun akhirnya memutuskan untuk berlari. Namun, ia merasakan sang penguntit juga ikut berlari. Menoleh ke belakang, ia begitu terkejut ketika mengetahui siapa yang sedang mengejarnya.
"Gabriel...?"ujar sang wanita dengan nada tak percaya yang di balas dengan sebuah senyum lebar oleh si penguntit tersebut.
Masih dengan tatapan tak percaya, wanita itu kemudian berlari menghampiri pria bernama Gabriel tadi kemudian memeluknya dengan erat. Ia pun menangis sejadinya ketika mengetahui jika itu benar Gabriel, kekasihnya. Namun, tiba-tiba sesuatu yang aneh pun terjadi.
Sang wanita merasakan sebuah jilatan kasar di tengkuknya dan juga tangan dan tubuh yang dipeluknya terasa berbeda. Seketika tangisannya pun terhenti, ia mencoba melepaskan diri dari pelukan itu namun tak bisa. Ia seperti sedang dibelit oleh seekor ular raksasa dengan sangat kencang. Tak lama ia mendengar suara bisikan serak tepat di telinga kanannya.
"Kita akan segera berjumpa, Luna... Dan kau tak akan pernah ku lepaskan selamanya."
Lalu pelukan itu pun terlepas, seketika itu juga sang wanita pun berteriak histeris mengetahui bahwa ia sedari tadi memeluk monster berwujud gurita menyeramkan dengan tentakel-tentakel merah yang penuh lumuran cairan aneh berwarna kehitaman serta wajah bak moncong serigala purba, begitu besar dengan deretan gigi runcing nan tajam yang nampak sanggup mengoyak apapun. Wanita itu semakin berteriak histeris tatkala sang monster menyunggingkan senyum miring yang membuatnya semakin terlihat mengerikan.
Sejurus kemudian ia pun berbalik kemudian berlari dengan sekuat tenaga. Namun, sesuatu menahannya. Ia pun melirik ke bawah, ke arah sesuatu yang terasa membelit pinggangnya dan kedua matanya pun segera membola panik. Semakin panik ketika tentakel sewarna darah itu tiba-tiba mengeluarkan zat aneh berwarna kehitaman yang perlahan mulai merambat di sekujur tubuh sang wanita.
Menjerit histeris sembari mencoba melepaskan diri, ia justru merasakan zat hitam aneh itu bertambah banyak, kini sekujur tubuhnya nyaris tertutupi cairan hitam hingga sebatas dada. Tak hanya itu saja, cairan hitam itu kini mulai terasa menggeliat, mencoba naik ke bagian lehernya. Ia mencoba mengenyahkan cairan hitam yang masih menggeliat di sekujur tubuhnya itu, namun tak bisa. Cairan hitam itu kini justru menempel bak lem di sekujur tubuhnya, membuatnya semakin menjerit histeris karena takut dan panik. Lalu sebuah suara menghentikannya, "Jangan melawannya, Sayang. Kau tentu tahu jika aku tidak akan pernah menyakitimu."
Wanita itu pun berhenti berontak dan hanya menangis ketika menyadari apa yang dikatakan oleh monster mengerikan di depannya adalah kebenaran. Tetapi, ia kemudian terperanjat saat menyadari monster itu baru saja memanggilnya 'sayang'.
"Apakah....?"
"Ya, Sayang?"
"K-kau...Gabriel? Gab...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK PARADISE (ANGELS#1)
Fiksi IlmiahBook One Of Angels Series #1 'A Romance Sci-fi Novel' Melody Winter tak pernah menyangka kalau kekasih yang selama ini ia idamkan untuk menjadi suaminya kelak tiba-tiba pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Hanya kata "putus" dan "sudah tak C...