"Badai Salju ini bukan Fenomena dari Menara"
Ha Yuri Zahard yang kebetulan sedang berkunjung ke Kapal Apung milik Wolhaiksong ikut mendengar informasi dari Hachuling.
Urek yang duduk di kursi melihat Hachuling yang terus mengotak-atik Lighthouse dengan kecepatan luar biasa.
"Jadi. Badai Salju dari mana itu?" Sang Putri Zahard bertanya penasaran.
Dia juga mendengar kabar Gurun yang dilanda Badai Salju. Sebuah Gurun yang sangat tua tiba tiba berubah tanpa tahu penyebabnya adalah berita terkini yang dibicarakan oleh banyak orang di berbagai lantai.
Dia juga agak penasaran jadi dia pun berkunjung ke Lantai 84 untuk mencari tahu info terbaru.
Dan sepertinya itu keputusan yang tepat.
"Badai Saljunya disebabkan oleh seseorang"
"Ho~ Siapa itu?" Yuri bertanya mengenai siapa yang dimaksud oleh sang Teknisi.
Hachuling tidak menjawabnya.
"Blueberry. Dimana adikmu sekarang?" Urek berujar.
"Khun Ran?" Gumam Yuri. Salah mengartikan orang yang dimaksud.
'Kenapa si Urek ini menanyakan adiknya Hachuling?'pikirnya.
"Urek. Apakah kamu mau jika aku memintamu membunuh salah satu dari Kepala Keluarga Agung?"
"Apaa!!" Yuri Kaget dengan ucapan Hachuling.
Membunuh salah satu Ranker Top Menara, ada apa sebenarnya dengan Khun yang satu ini?
"Katakan yang mana? Dan apa motifmu memintaku untuk membunuhnya?"
Yuri dan Urek melihat Hachuling mengepalkan tangannya. Berhenti dengan kegiatan mengakses data dari berbagai macam alat yang Hachuling kirim ke Gurun dua minggu lalu.
Hachuling menatap Urek dengan pandangan nanar.
"Adikku. Ada ditangan Po Bidau Gustang" Suara Hachuling terdengar sangat memendam amarah.
"Tolong Urek! Tolong bawa adikku!!"
Bagaimana mungkin Urek menolak permintaan Teknisinya yang berharga.
.....................................................Yuri dan Urek berdiri tepat selangkah dari Badai Salju yang akan mereka jelajahi.
"Jadi Rekannya Bam yang dikabarkan mati 3 tahun lalu sebenarnya masih hidup"
Urek melihat Yuri yang juga memakai jaket bulu untuk memberinya kehangatan hanya mengangguk. Sepertinya Yuri pun terkena efek dari adanya Badai Salju.
"Benar. Hachuling ada di lantai ini 2 minggu sebelum terjadinya Kebakaran di Markas Penelitian. Dia datang untuk membobol beberapa informasi baik dari FUG maupun 10 Keluarga Agung"
Urek merenggangkan tangan, leher dan persendian lainnya sembari bercakap dengan Yuri.
"Beberapa alat baru Hachuling dikirim ke Gurun untuk menyelidiki Markas Gustang. Dan sepertinya salah satu alatnya mampu menembus pertahanan dan mengakses beberapa data. Selain itu Hachuling juga dapat melihat keadaan Markas dari kamera CCTV" Urek menekan persendian jari tangannya hingga terdengar suara tak tak tak berturut turut.
Yuri melihat Urek menyeringai.
"Dari rekaman yang baru sampai 3 jam lalu. Dia menemukan fakta bahwa adiknya masih hidup. Isi rekaman itu adalah Gustang yang sedang menyuntikan sesuatu ke tubuh Bayi Khun 3 hari sebelum hancurnya Markas"
Yuri mengangguk mengerti.
"Dari data yang terlambat datang. Kita membutuhkan waktu 3 hari penuh untuk sampai ke Markas. Namun dengan keadaan sekarang sepertinya akan terhambat mungkin satu hari atau lebih"
Urek melirik Yuri setelah selesai dari peregangannya.
"Mengapa kamu ikut Yuri?" Urek bertanya kepada Yuri dengan seringai gila yang menghiasi bibirnya.
"Mengapa aku melewatkan kesenangan yang menjanjikan hanya untukmu Irreguler?"
Seringaian gila lainnya terukir.
"Sebagai informasi tambahan. Badai Salju ini bisa menguras shinsu dan akan sulit ditaklukkan. Masih mau ikut?"
"Itu menjadi faktor penguat mengapa aku lebih dari sekedar ikut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
Fanfiction"Sialan Urek!. Dimana kamu sekarang!!" Hachuling berkata dengan panik. Tangannya dengan lincah mengotak-atik Mercusuar biru. "Blueberry." Suara Urek terdengar menyesal. "Aku terjebak!" Hachuling menggerjapkan mata. Apa yang dikatakan Urek barusan? ...