"Sialan Urek!. Dimana kamu sekarang!!"
Hachuling berkata dengan panik. Tangannya dengan lincah mengotak-atik Mercusuar biru.
"Blueberry."
Suara Urek terdengar menyesal.
"Aku terjebak!"
Hachuling menggerjapkan mata.
Apa yang dikatakan Urek barusan?
...
Kata Urek bahagia karena kesenangan akibat perlawanan Naga yang luar biasa.
Butuh sehari untuknya agar bisa menurunkan Naga yang liar dan ganas ini. Tapi Urek tahu jika Naga ini kalah karena gelombang kekacauan shinsu yang Urek tebak dari tuan sang Naga. Bukan karena dia! Sialan sekali!!
Meskipun begitu. Jikapun Urek mengalahkan Naga Es dia tidak akan membunuhnya. Mana mungkin Urek akan membunuh Makhluk ini, lebih baik jika ia bisa merebutnya dari sang Pemilik Naga untuk dijadikan mahar agar Pujaan Hati tercinta mau menerimanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Urek menepuk moncong Naga yang memandangnya dengan dingin. Dengusan terdengar dari sang Naga. Urek pun hanya tersenyum kecil dan memandang tangannya yang terkena duri es. Lukanya telah berhenti mengeluarkan darah.
Naga ini sangat luar biasa karena bisa melukai dia dan bertahan bertarung dengan Urek sang Irreguler.
Braak
Dugh
Urek mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Disana Yuri berdiri diatas kepala Burung Es raksasa yang baru saja ia kalahkan.
"Bagaimana Yuri, sudah puas?"
Urek bertanya sambil tersenyum.
Yuri melompat ke dekat Urek, mengibaskan Balck March dan tersenyum senang.
"Tentu saja! Sangat langka untuk menemukan lawan yang bisa menguras shinsu dan tenagaku sampai habis."
Kata Yuri sembari duduk di atas salju. Mata merahnya memandang Burung Es yang perlahan berubah menjadi butiran salju.
"Ehh?!!"
Urek memekik karena Naga calon piaraannya hilang, berubah menjadi butiran salju.
Yuri memutar matanya. Ketika Yuri akan berdiri ia tertegun mendapati suasana tempat itu berubah dalam sekejap mata menjadi tempat penuh dengan awan putih kebiruan yang sangat cantik.
"Teleportasi Otomatis"
Suara Urek dibelakangnya membuat Yuri mengangkat alis.
Yuri dan Urek berada di tempat yang sangat berbeda. Tempat ini penuh akan shinsu yang damai dan nyaman, Yuri melihat kakinya dikelilingi shinsu, dalam sedetik luka luka di kakinya sembuh.
"Tenagaku pulih kembali" gumam Yuri.
Urek juga melihat tangannya yang sembuh, dia melihat ke atas untuk terkagum dengan apa yang ia lihat. Yuri meliriknya dan juga melihat sekeliling.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berdua tertegun.
"Dimana ini?"
"Gerbang Shinsu?!! " Urek bergumam tak percaya.
"Apa?!"
Urek menunjuk ke atas. Tepat dimana ada cahaya bersinar terang.
"Ini adalah Ruang Shinsu. Tempat pemulihan paling efektif dan tempat istirahat paling baik. Beruntung kita bisa ada disini."
Yuri mengernyitkan kening mendengar apa yang Urek katakan.
"Aku tidak pernah mendengarnya"
Urek melirik Yuri dan menyindirnya.
"Putri Zahard manapun tak perlu tahu akan adanya tempat seperti ini!"
"Apa katamu Irreguler?"
Perempatan imajiner muncul di dahi Yuri.
"Bagaimanapun juga. Tempat ini adalah legenda yang telah hilang, tidak banyak yang mengetahui mengenai hal ini"
"Orang yang tidak mampu mencapai ketinggian tertinggi dalam mengendalikan shinsu tidak pantas mengetahuinya"
"Hanya 13 Great Warrior, Pemimpin FUG saat ini, Baekryun dan Aku yang tahu mengenai tempat ini"
Urek berujar dan cemberut sambil terus memberitahu Yuri mengenai tempat dimana mereka berada.
"Tidak ada tempat seperti ini di Menara__
"Lalu dimana kita kalau bukan dimanara?!"
Tanya Yuri menyela perkataan Urek.
"Ruang Shinsu hanya tercipta oleh pengendali shinsu terbaik. Dewa Shinsu. Dan hanya ada dua orang yang memiliki Ruang Shinsu di dalam menara!"
Yuri terkejut mendengarnya.
"Jadi ini adalah tempat buatan!!"
"Benar. Lebih tepatnya disebut Dunia Kecil"
"Siapa mereka berdua?"
Yuri bertanya akan dua orang yang memiliki tempat terbaik ini.
" Ranker No 1 Menara. Phantaminum. Dan Sang Menara Merah. Enryu"
"Wow!!"
Serpihan salju terbang diseluruh tempat membuat Dunia Kecil sangat indah dan damai.
" Ruang Shinsu tempat istirahat bagi Phataminum dan Enryu. Karena itulah mereka tidak pernah bisa ditemukan"
"Darimana kamu tahu seluruh informasi itu"
Urek menyeringai.
"Enryu!"
"Siapa?!"
Yuri merasa telinganya tersumbat sesuatu.
"Enryu yang memberitahuku"
"Kapan kamu bertemu dengannya?"
Yuri menatap Urek yang kini memandang cahaya terang diujung tangga yang ada di Ruang Shinsu.
"Ribuan tahun lalu, aku bertarung melawannya dan harus babak belum hanya dalam waktu kurang dari satu jam"
Urek mendengus. Sementara Yuri yang mendengarnya hanya memandang Urek dengan pandangan tak percaya.
"Sialan Urek! Perkataanmu sulit dipercaya tapi yang jelas kamu sekarat bukan!!"
Perkataan Yuri membuat Urek tertawa.
"Benar sekali. Dan Enryu melemparku ke Ruang Shinsu miliknya. Disana Enryu sedikit berbicara mengenai Ruang Shinsu sambil melihat pemulihanku."
"Sudah cukup untuk itu. Bagaimana kita keluar dari sini?"
Yuri memberhentikan Urek yang akan mengatakan hal lainnya.
"Cahaya itu__
Jari Urek menunjuk kesana.
__Adalah Gerbang Shinsu. Jalan keluar dari Dunia Kecil"
" Ah benar... Ruang Shinsu milik siapa ini?!"
"Bukan salah satu milik Phantaminum atau Enryu tentunya"
Wajah Yuri memucat mendengarnya.
"Milik siapa?.."
Gumam Yuri. Urek menggeleng tak tahu.
"Siapapun itu. Aku tidak peduli. Ayo keluar dari sini dan temukan Bayi Khun yang hilang!!"