"Pembatas Ruang yang keren"Urek berujar ketika melangkah masuk ke area Badai, kagum akan shinsu yang kuat yang menjadi tabir penghalang antara Badai dengan Kota terdekat.
Inilah alasan mengapa Badai tidak menerpa Kota dan hanya angin dingin yang bisa dirasakan tapi cukup mematikan.
'Shinsu yang tidak stabil tapi bisa dikendalikan dengan baik. Orang dibalik ini agak menarik' Pikir Urek.
Yuri berjalan dengan santai, matanya menajam melihat badai yang ganas disekeliling mulai lebih liar.
"Sepertinya pencipta Badai ini mengatahui penyusup yang masuk ke wilayahnya"
Urek hanya mengangkat bahu acuh.
"Semakin liar. Semakin seru untuk dijelajah" Yuri berkata dengan kilatan mata yang bergairah terhadap apa yang akan dia temukan di medan Badai ini.
"Jangan membuang waktu lagi. Ayo! Siapa yang tercepat sampai di tujuan adalah pemenangnya!!"
Urek berkata.
"Jangan anggap remeh aku Irreguler! Akan kupastikan kau tertinggal jauh dibelakang!!"
Yuri melesat duluan. Urek tersenyum kecil dengan kelakuan Putri Zahard itu. Urek pun meningkatkan kecepatannya.
Selama tiga hari penuh mereka menjelajah Badai Pasir. Menerobos hembusan angin yang sangat kuat dan mereka merasa takjub akan Badai yang makin mengganas ketika mereka semakin dalam menuju tempat yang mereka cari.
Urek tahu Yuri agak kesal karena Badai ini benar benar bisa menguras shinsu, untungnya Yuri adalah Putri Zahard jadi bisa diatasi dengan mudah olehnya.
Mereka masih melesat dengan kecepatan luar biasa. Semakin maju ke depan mereka merasakan kehadiran sesuatu yang kuat disana.
Urek akhirnya menemukan sesuatu. Dia agak bosan dengan Badai Salju yang terus menerus mereka lihat, selama menerobos Badai tidak ada apa apa yang mereka temukan.
Setengah jam kemudian Urek dan Yuri terhenti karena kepulan angin dengan tingkat suhu dingin sepuluh kali lebih kuat dari suhu dalam badai yang akan menerpa mereka.
"Wow!"
Hempasan kuat angin sedikit mementalkan Urek dan Yuri. Tubuh mereka berdua menggigil dengan suhu yang dirasakan.
"Rasanya darahku membeku!"
Urek bergumam.
"Sialan!"
Yuri mengumpat kesal.
"Apapun itu. Akan sangat menarik untuk melawannya!!"
Urek menyeringai.
Raungan keras menggema dari arah depan. Mereka berdua tidak bisa melihat apapun selain tempat yang tiba tiba dipenuhi awan salju dingin.
Sedetik kemudian Yuri terpental.
"Yuri!"
Urek berkata dengan keras.
"Masih hidup bodoh!!"
Sang Putri menjawab dengan keras.
Kembali raungan keras terdengar tetapi disertai sinar biru yang muncul dari kumpulan awan.
Urekpun melepaskan shinsunya. Menghempas seluruh awan yang menghalangi pandangan.
Sedetik kemudian salju yang mereka pijak dipenuhi duri es yang tajam. Beruntung mereka bisa menghindar.
Di depan mereka adalah makhluk raksasa seukuran Administrator meraung dan mengirim ribuan duri es yang runcing.
Mereka dengan cepat menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
Fanfiction"Sialan Urek!. Dimana kamu sekarang!!" Hachuling berkata dengan panik. Tangannya dengan lincah mengotak-atik Mercusuar biru. "Blueberry." Suara Urek terdengar menyesal. "Aku terjebak!" Hachuling menggerjapkan mata. Apa yang dikatakan Urek barusan? ...