Tower Of God @SIUIni adalah cerita buatan saya sendiri. Mohon maaf apabila banyak kekurangan dan kalimat yang tidak sesuai EYD. Dan kesalahan typo lainnya.
Sebagai informasi saja, saya tidak tahu menahu tentang cerita TOG secara lengkap, yang saya tahu hanya garis kasarnya saja dan saya enggan untuk membaca Manhwanya dikarenkan tidak adanya kuota.
Informasi yang saya tahu sekarang adalah full dari anime TOG yang Khun Aguero Agnisnya terlalu sayang untuk dilewatkan.
Jadi, seluruh cerita ini mungkin bertentangan dengan pemahaman reader tentang Menara dan alur Manhwanya.
Tolong dimaafkan.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Tiga tahun lalu, bertepatan dengan pertempuran melawan pasukan Raja Zahard. Khun Aguero Agnis dinyatakan meninggal akibat ledakan shinsu musuh yang hanya meninggalkan kepingan Lighthouse sang Pembawa Cahaya yang berserakan dan medan luas yang hancur.
Tidak ditemukan apa apa lagi disana dan Tidak ada mayat untuk dikubur juga.
Dengan itu. Bukti kehidupan Khun Aguero Agnis tidak ditemukan.
Di Lantai 84.
Seminggu yang lalu berita tentang sebuah Gurun Pasir yang membentang luas tiba tiba mengalami fenomena yang aneh tapi mengerikan membuat banyak orang tercengang.
Gurun yang sudah terbentuk jutaan tahun lalu dan seumur Menara itu telah berubah dalam sekejap. Yang bisa dilihat bukanlah hamparan pasir gersang dengan terik matahari yang membakar.
Tetapi daratan putih dengan Badai Salju yang sangat dahsyat dan suhu udara yang membuat orang ketakutan.
Berita lainnya adalah sehari sebelum itu terjadi Markas Penelitian milik Po Bidau Gustang dikabarkan terbakar dan hancur total. Tidak ada korban selamat termasuk para Ranker dan High Ranker yang menjadi bawahan Kepala Keluarga Po Bidau Itu.
Banyak Ranker dikirim untuk mencari informasi ketika berita baru saja menyebar. Fug bahkan bergerak diikuti organisasi lain dalam menara. Namun tidak ada yang kembali. Mungkin karena Badai Salju yang muncul menghambat kepulangan mereka.
Urek mengenakan baju tebal karena merasakan hawa dingin yang ekstrim. Dia berada di sebuah kedai minuman, duduk tenang di depan kaca yang mengarah langsung ke Gurun.
"Suhunya saja sudah sangat ekstrim. Daerah ini tidak termasuk area yang terkena badai tetapi angin dari gurun masih mempengaruhi Kota" Kata Urek setelah menaruh gelas minumannya.
"Karena kondisi cuaca yang berubah. Ujian pun diundur selama sebulan" Lanjutnya.
'Badai Salju ini sangat berbahaya' pikirnya.
Karena dia saja sebagai Irreguler yang tahan kondisi apapun mendapat dampak yang cukup luar biasa. Apalagi Ranker, Reguler dan warga Kota pasti mendapat dampak lebih.
Urek sang Pendiri Wolhaiksong yang sedang melihat perbatasan gurun yang masih diguncang Badai Salju hebat dengan kota tempat pelaksaan ujian dikejutkan oleh panggilan pocket.
Itu dari Hachuling.
Tanpa ragu Urek menerima panggilan dari si Teknisi.
"Ada apa Blueberry?" Urek bertanya dengan santai.
Suara dari Hachuling membuat Urek mengerutkan kening.
"Urek!!"
"Blueberry ada apa?"
Suara panik Hachuling membuat Urek agak kaget.
"Kembali ke Kapal Apung!"
"Kenapa?"
"Tolong bantu aku!!"
"Apa yang terjadi?" Urek bertanya sambil bangkit dari duduk nyamannya. Jarang sekali Blueberry meminta sesuatu apalagi bantuan darinya.
Firasat Urek mengatakan jika ada yang tidak beres terjadi dan itu berkaitan dengan sang Teknisi.
"Aku dapat informasi tentang Adikku!"
Urek tertegun ketika keluar dari pintu kedai mendengar apa yang Hachuling katakan selanjutnya.
"Urek! Adikku masih hidup!!"
Nada suara Hachuling seharusnya bahagia tapi yang Urek dengar adalah kepanikan.
"Tapi dia dalam bahaya!!!"
"Urek tolong kembali! Aku butuh bantuanmu sekarang!!"
"Dalam perjalanan Blueberry"
'Oh, jadi Bayi Khun imut itu masih hidup ternyata!'
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN
Fanfiction"Sialan Urek!. Dimana kamu sekarang!!" Hachuling berkata dengan panik. Tangannya dengan lincah mengotak-atik Mercusuar biru. "Blueberry." Suara Urek terdengar menyesal. "Aku terjebak!" Hachuling menggerjapkan mata. Apa yang dikatakan Urek barusan? ...