ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜʀᴇᴇ

10 4 0
                                    

don't forget to vote and comment!
it'll make me happy so much, thank you xoxo.

»»——⍟——««

sudah seminggu berlalu, namun zea masih belum juga mengenal banyak teman dari kelasnya maupun kelas lainnya. dan sekarang, suasana kelas yang sepi membuat zea bosan setengah mati, ia sendiri pun sedang tidak minat bermain dengan handphonenya, tidak banyak murid lainnya juga yang berada di kelasnya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari kursi dan segera mencari alesha yang katanya ingin ke kantin.

langkah demi langkah, sambil memainkan jari jemari tangannya tanpa melihat arah jalannya sendiri, zea pun menabrak pundak seseorang, lebih tepatnya, keningnya terbentur pundak lelaki itu.

"ADUH!" tangan kanan zea menyentuh keningnya yang terbentur.

"maaf, lo gak papa?" laki-laki itu memegang lengan lainnya zea, dan mengalihkan pandangannya ke wajah zea.

­zea mengangkat kepalanya, seketika matanya berbinar dan wajahnya merona melihat ketampanan laki-laki itu. "ganteng banget.." gumam zea pelan.

"sorry?" laki-laki itu bertanya apa yang zea barusan katakan.

zea tersadar dari lamunannya. "gak, gak papa" buru-buru zea menarik lengan kirinya yang dipegang laki-laki itu, kemudian melangkah cepat ke depan.

"malu banget shit, dia denger gak sih tadi? aaa bodo ah! muka lu mau ditarok mana ze.." zea menggelengkan kepalanya sendiri.

"tapi kok familiar gitu ya?.." pikirnya sendiri, dan tentu tetap melangkah maju.

tiba-tiba terlintas ingatan seminggu yang lalu.

'lo belum dijemput?'

"WAH IYA BENER!" zea tanpa sadar berteriak di koridor yang ia lewati. zea langsung menutup mulutnya, dan tersenyum tanpa dosanya pada anak-anak yang meliriknya.

"ya ampun ze, bisa-bisanya tadi lo langsung pergi bukannya nanya nama itu cowok" gerutunya pada diri sendiri.

ia pun mengoceh kesal pada dirinya sepanjang koridor, sampai-sampai ia berhenti di dekat lorong tempat menuju kantin. tampaknya, lorong itu sedang ditempati oleh segerombolan laki-laki dengan tampang nakalnya yang sedang makan sambil berbincang dengan suara keras ala lelaki.

zea bingung harus melewati mereka bagaimana, karena dapat dirasa, hawanya menegangkan sekali untuk satu perempuan yang ingin melewati sembilan laki-laki yang sedang asyik berbincang. ia menoleh ke sekeliling lorongnya, dan zonk hanya ia satu-satunya orang yang sedang mengarah ke lorong kantin itu.

"ah gak tau lah, ngapain coba takut gitu doang ze, oke ayo maju!" entah apa yang dirasanya wajar atau tidak pikirnya, tetapi jauh di lubuk hati, ia gugup untuk melewati sembilan laki-laki itu, rasanya sudah seperti masuk ke kendang penuh singa jantan pikirnya, namun apa salahnya apabila cuman melewati saja pikir zea lagi.

"permisi.." zea melangkah dengan hati-hati sambil melihat kaki-kaki panjang mereka yang diluruskan di lantai.

yes! berhasil!, batinnya.

beberapa langkah lagi saja zea sudah memasuki kantin, namun sayangnya baru saja zea maju selangkah sehabis melewati mereka, seseorang menahan pergelangan tangannya.

jleb!, rasanya jantung zea berhenti sedetik sampai membuat zea mematung di tempat.

laki-laki dengan badge nama "jaehyun" itu berdiri dari duduknya, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga zea, membisikan sesuatu padanya.

seketika kedua pipinya merah merona seperti tomat yang matang, kemudian segera berlari menjauh dari dekat mereka semua.

"ciee ciee"
"ehem! ehem! batuk gue batuk!"
"aduduh.. mesra banget ya bang jaehyun" ejek haechan.
"oh jaehyun gini sekarang? selingkuhnya di depan mata hiks" canda johnny.

MISTAKEN | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang