Ting!
Pintu lift telah terbuka, terpaksa Hyura meninggalkan Jeonghan, ia tidak ingin dihukum lantaran tidak menghadiri kelas.
"Maksud Jeonghan apa ya? Ngga mungkinkan Jeonghan mutusin Yeri?" pikir Hyura yang langsung ia tepis kembali, "akh mana mungkin! Orang bucin gitu," pikir Hyura kembali.
Di sisi lain, Jeonghan membeku merenungkan ucapan yang baru saja ia lontarkan, lalu ia menyesalinya. Namun, demi membahagiakan sang ibu tanpa memutuskan hubungannya dengan Yeri, ini merupakan jalan satu-satunya. Bagaimanapun caranya Jeonghan akan membuat Hyura menjadi pacar hanya di depan sang ibu.
Karea itulah Jeonghan berharap Hyura tidak salah paham.
.
.
.
Selama kelas sedang berlangsung, Hyura hampir saja kehilangan fokusnya karena memikirkan pernyataan Jeonghan.Saat Dosen sudah meninggalkan kelas, Joshua mengangkat kedua sudut bibirnya seraya beranjak dari tempatnya.
"Hyura!" panggil Joshua menghampiri Hyura yang masih duduk ditempatnya.
"Oh hai Shua," balas Hyura.
"Ikut makan yuk! Laper nih gue, gue traktir deh," ajak Joshua.
"Ya udah iya," Tanpa basa-basi Joshua langsung menggandeng tangan Hyura.
Hyura sudah tidak aneh dengan sikap Joshua. Seringkali Joshua bersikap lembut layaknya seorang kekasih, bahkan Hyura sempat membayangkan jika ia benar-benar menjalin hubungan dengan Joshua, namun baginya itu tidak mungkin karena hati Hyura sudah menetap pada Jeonghan.
Sepanjang perjalanan Hyura terhanyut dalam pikirannya sendiri. Menyadari hal itu membuat Joshua tersenyum pahit. Ia tahu betul siapa yang dapat membuat Hyura melamun.
"Ra Hyura ..." bisik Joshua membuat Hyura merasa geli.
"Apaan sih Josh? Geli tau!" omel Hyura.
"Hahaha ... lagian siapa suruh bengong gitu, udah nyampe nih," ujar Joshua mencubit gemas pipi Hyura.
"Ish ..." Hyura memperlihatkan wajah cemberutnya sembari mengusap pipi yang sebenarnya tidak sakit.
"Udah ngga usah protes, ayo masuk!" ajak Joshua seraya menggoda Hyura. Joshua pun masuk terlebih dahulu.
Menggoda Hyura seperti ini membuat Joshua senang karena tanggapan Hyura yang selalu menggemaskan dimatanya.
Diikuti Hyura, mereka memasuki restaurant tersebut dan segera memilih tempat. Mereka memilih duduk di pinggir dekat jendela kaca yang memperlihatkan taman restaurant membuat mata menjadi segar.
Tak butuh waktu lama seorang pelayan menghampiri mereka. Setelahnya mereka berdua memesan makanan.
Kini mereka sedang menunggu pesanan datang. Dapat Joshua liat telah terjadi sesuatu pada Hyura. Pasalnya raganya disini pikirannya entah dimana.
"Apa gue tanya Joshua aja ya? Kali aja bisa nenangin pikiran gue," pikir Hyura melirik Joshua yang sedang memainkan ponsel.
"Hmm Josh ..." ucap Hyura pelan.
"Hmm ..." balas Joshua yang langsung menyimpan ponselnya kembali, ia juga sudah menatap Hyura guna mendengarkan ucapannya.
"Kalau tiba-tiba ada temen lo yang udah punya pacar terus ngajak lo buat jadi pacarnya gimana?" tanya Hyura hati-hati.
"Biarin aja, lagian ngapain minta gue jadi pacarnya kalau dia udah punya? Itu namanya ngga tahu diri!" jawab Joshua santai.
"Iya juga sih ..." Tepat setelah Hyura selesai berbicara pesanan telah datang. Mereka pun memakannya dengan nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDIWARA [HIATUS]
Fanfiction[ON GOING AND SLOW UPDATE] SVT FANFICTION Hyura seorang gadis manis terpaksa menerima permintaan Jeonghan untuk menjadi kekasih di depan ibunya, meski Jeonghan sudah memiliki seorang kekasih bernama Yeri. Jeonghan melakukan itu semua karena rasa say...