D.2

1.3K 197 11
                                    

Taehyung menelpon Jungkook di jam makan siang, sebelum dia bersiap istirahat untuk makan siang. “Siang ini makan di luar atau makan di kantor—lagi?”

“Di kantor. Maaf, aku tidak bisa mengajakmu makan siang bersama.”

“Aku bisa makan dengan teman-teman sekantor. Sejak aku menjadi pegawai tetap, sikap mereka jadi lebih baik dari sebelumnya. Apalagi saat mereka tahu aku sudah menikah.”

“Senang mendengarnya. Apa yang akan kalian makan siang ini?”

Taehyung bergumam sebentar, “Kimchi bibimbap.”

“Di restoran mana?”

“Aku tidak ingat nama restorannya, tapi kamu pasti ingat. 100 meter, di timur kantorku.”

“Oh, bisa pesankan ke kantorku?”

“Dua porsi?” Taehyung bertanya memastikan.

“Satu saja. Aku menyuruh sekretarisku untuk pergi makan siang di luar.”

“Kenapa tidak titip makan siang padanya?” suara Taehyung terdengar seperti sedang menggoda. Teringat bagaimana naifnya sekertaris muda-nya Jungkook.

“Aku punya suami yang harus memperhatikanku, tidakkah begitu?”

Taehyung tertawa geli. “Baiklah, akan aku kirimkan lewat kurir.”

“Jangan lupa bonusnya.”

“Kamu akan mendapat bonus cinta yang banyak dan ciuman saat pulang, Tuan Jeon.”

“Aku jadi ingin segera pulang.”

“Enam jam lagi, sampai jumpa di rumah.”

Taehyung menutup panggilan teleponnya begitu saja. Teman-temannya sudah memanggilnya untuk bergegas keluar dari meja kerjanya karena jam makan siang mereka tidak banyak.

[*]

Di kantor, saat makan siangnya tiba dan Jungkook membuka kotak itu, ada ciuman bibir Taehyung pada serbet di atas kotak makan. Lipstiknya menempel di sana.

Tunggu—akibat Jungkook selalu berangkat kerja lebih awal, dia tidak pernah tahu jika suami cantiknya berias saat bekerja. Lain kali, Jungkook akan berangkat kerja bersama Taehyung untuk mengetahui, penampilan cantik suaminya dan rasa dari lipstick itu secara langsung.

--tbc.



afek.si [S2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang