D.9

810 113 1
                                    

Jungkook tiba di rumahnya, Busan pada pukul sepuluh pagi.

Taehyung masih terlelap di sampingnya. Kepala suami cantiknya tampak bersandar tidak nyaman. Jungkook melepas sabuk pengaman keduanya, ia mendekat ke kursi Taehyung; mengecup pipi suaminya dan berbisik, “Sayang, bangun. Kita sudah sampai.”

Bibir Jungkook berganti mengecup sepasang mata yang kini mulai berkedip resah. Kemudian, Taehyung terbangun—Jungkook bisa melihat sepasang iris mata coklat yang berkilau memukainya. Lagi-lagi dia dibuat jatuh cinta oleh Taehyung.

“Bangun,” bisik Jungkook mencium bibir Taehyung sebelum ia turun dari mobil. Tidak lupa membawa tas mereka. “Jangan lupa kadonya, Taehyung.”

Taehyung masih berada di dalam mobil, mengumpulkan tenaganya yang sempat lenyap di bawa mimpi. Ia memperhatikan rumah keluarga Jungkook yang megah. Taman di sisi samping rumah terlihat subur. Bunga-bunganya terlihat cantik terawat.

Kemudian, Taehyung turun sambil membawa kado untuk di bawa ke acara babyshower teman mertuanya.

“Taehyung, sayang!” pekik mama Jungkook menyambut Taehyung yang masuk ke rumahnya. “Apa kabar, nak?” tanya beliau ramah, sembari memeluk Taehyung penuh kasih.”

“Baik, Ma,” jawab Taehyung. Ia lagi-lagi mendapat kecupan di pipinya. Kali ini dari ibu mertuanya. Wanita itu bahkan, mengabaikan Jungkook yang dianggurkan di ruang tamu.

“Aku bahkan belum disambut, loh tadi,” bisik Jungkook di balik punggung mamanya. Taehyung tersenyum sungkan kala membaca gerak bibir suaminya. Namun ia juga tidak bisa menutup rasa bahagia di hatinya. Saat tahu, bahwa ia sangat diterima dalam keluarga ini.

“Tadi Mama langsung nyariin, kamu,” bisik Jungkook lagi. Pria itu melenggang pergi ke dalam rumah, mencari keberadaan papanya. Meninggalkan mamanya bersama dengan Taehyung.

“Kapan acara babyshowernya, Ma? Aku juga bawa hadiah.”

“Aduh, sebenernya nggak usah repot begini, Taehyung. Acaranya nanti sore sekalian dinner gitu,” kata Mama menerima kado yang dibawa Taehyung untuk bayi temannya. “Kalian sudah makan?”

“Belum.”

“Perjelanan Seoul ke Busan bikin capek, ya? Mau istirahat dulu atau langsung makan siang? Mama belum masak sih,” ujar mama sambil tertawa. Tangannya mengapit lengan Taehyung, menggiring menantunya masuk ke ruang tengah. Ada papa dan Jungkook di sana.

“Aku mau mandi dulu, biar seger—boleh, Ma? Nanti aku bantu Mama masak buat makan siang,” ungkap Taehyung. Mama mengangguk, mengiyakan.

“Selagi Taehyung mandi, Mama siapin bahan-bahannya dulu kalau gitu. Ada menu yang lagi Taehyung pengen?” tanya mama menawarkan.

Taehyung berpikir sejenak, ia sedang tidak fase ingin sesuatu. Lantas, ia pun menjawab, “Aku suka apapun masakan Mama. Semuanya enak.”

“Aku antar Taehyung ke kamar dulu,” ujar Jungkook, merangkul bahu Taehyung, membawa suaminya ke kamarnya. Di lorong menuju kamar, Jungkook tidak berhenti mengendusi leher Taehyung. “Ayo mandi bareng.”

“Nanti jadi lama.”

“Cuma mandi, kok,” balas Jungkook penuh keyakinan.

“Omongan kamu itu nggak bisa dipegang.”

“Ayolah, sayang. Justru mandi bareng bisa menghemat waktu.”

Pintu kamar di banting tertutup. Jungkook pelakunya. Pria besar itu bahkan tidak melepas pelukannya dari suami kecilnya yang terus merengek ingin lepas.

“Jungkook tanganmu! Katanya mau mandi aja! Jangan sentuh!”

“Sekali aja, ya?”

“Tuh ‘kan!”

Dasar, pengantin baru.

-tbc

Halo, longtime not see?? Apa kabar kalian? Semoga semuanya sehat yaaa.
Sehat lahir batin 🥰
Oh, ya. Belum terlambat kan?
Happy New Year buat kalian semuaaa

Aku juga mau bilang, terima kasih banyak karena nggak nyangka masih ada yang nungguin cerita ini up dan masih banyak yang baca juga. Lama engga buka wattpad dan dapat notifikasi wattpad lewat email... aku beneran makasih banget. Banget. Banget. Karena kalian udah bikin aku... apa ya sebutannya healing?? dengan baca komentar dan dukungan dari kalian.

Sekali lagi, terima kasih. I purple you and i miss you so much 💜

afek.si [S2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang