8. Tak terduga

172 14 0
                                    

Kei melempar tas nya asal dengan kasar, tak ada yang menyenangkan di sekolah hari ini. Hidupnya kembali monoton.

Jika Kei tipe orang yang disiplin dan rapih. Kali ini ia tak peduli, meskipun seragamnya masih ia gunakan, sepatu yang masih terpasang di kakinya. Tak peduli jika ada orang yang menegurnya.

Katakanlah ia kekanakan. Namun, siapa yang salah disini? Agatha marah padanya? Tapi, kenapa? Bukan dia yang menyembunyikan tasnya dan melemparnya di atas tanah. Apa Agatha marah karena ia tidak ikut menemaninya mengambil tas nya?

Tapi, anehnya. Malamnya ia masih mau membalas pesan darinya.

"Kenapa kamu? Ada masalah di sekolah?" ucap Hairo pada Kei yang tengah memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Kei diam.

"Sampai kapan kamu mau terus bersikap kayak begini sama Papa? Papa ini orang tua kamu."

"Kei capek habis pulang dari sekolah. Papa, bisa keluar?" ucap Kei tanpa memandang Hairo.

Hairo menghela nafasnya namun tak urung keluar. "Kamu punya teman yang namanya Agatha Kei?" Hairo bergumam kecil membuat Kei menoleh.

Kei menatap Hairo tajam, tak peduli meskipun ia adalah ayahnya. "Papa ikut campur lagi?" tanya Kei marah.

Hairo tercengang melihat anaknya yang selalu bersikap tenang ini menjadi terpancing emosinya. Jarang sekali. Hairo jadi ingin lebih tau siapa sebenarnya sosok Agatha ini bagi Kei.

"Tadi Papa ngobrol sama Agatha sebentar." ucap Hairo pada Kei.

Kei mengepal tangannya kuat dengan amarah yang ditahan. "Keluar Pa." ucap Kei.

Ia tahu arah pembicaraan mereka nanti. Ia mengenal betul Hairo. Sosok yang sangat egois. Jika saja ia bukan anaknya, mungkin ia akan membenci Hairo.

Dulu sewaktu Kei duduk di bangku SD, Kei memiliki dua teman. Hairo selalu melabrak teman temannya, sampai mereka tak mau berteman dengan Kei.

Tak hanya itu, bahkan teman Kei terpaksa pindah sekolah mengikuti orang tuanya yang pindah rumah.

Dulu ia menganggap semua itu kebetulan, semua temannya satu persatu meninggalkannya. Namun, semakin besar Kei mengetahui bahwa semua itu adalah ulah Hairo, Papanya. Mengetahui hal itu Kei menjadi geram.

Lalu ia memutuskan untuk menjaga jarak dengan siapapun, daripada orang yang dekat dengannya akan mendapat masalah karena Hairo.

Kali ini berbeda, saat ia mengenal Agatha. Ia merasa berbeda. Saat pertama kali Agatha menyatakan perasaannya pada Kei. Kei merasa lebih dihargai. Wajahnya yang memerah malu saat mengatakan perasaannya, siapapun tahu bahwa itu serius.

Sejak Kei mulai menutup dirinya, merubah dirinya menjadi sosok yang sarkas, sombong dan angkuh. Banyak orang yang tak menyukai hal itu. Namun, Agatha malah menyukainya.

Dia hanya ingin orang dapat menerima keburukannya. Kei sadar, ia tak sempurna. Tapi, ia ingin seseorang melihat kebaikannya.

Dan Agatha menerima keburukannya, bahkan kebaikan Kei seakan terlihat jelas oleh Agatha, dan Kei sangat menyukai itu dari Agatha.

"Ke-"

Kei tersenyum. "Keluar Pa, pintu keluar ada disitu." ucapnya menunjuk pintunya.

"Dengerin Pap-"

"Pa!" bentak Kei pada Hairo, jangan salahkan Kei. Hairo lah yang memulainya.

"Agatha." ucap Hairo keras masih menghadap ke arah Kei.

Kei menatap aneh Hairo yang menyebut nama Agatha.

Tiba tiba, pintu kamar Kei terbuka. Kemudian, Agatha masuk ke kamar Kei. Agatha masih mengenakan pakaian seragam sekolah, Kei yang kaget hanya bisa terdiam melihat pergerakan Agatha.

Sarcasm But CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang