Chapter 3 - Ruang Guru

39 7 0
                                    

Tanpa memperdulikan barang yang ingin ia pinjam kepada ibu kantin untuk mengobati luka sang kekasih, ia langsung berlari ke arah Devan dan menempatkan posisi duduknya yang berada di samping kekasihnya.

Jantungnya berdegup kencang saat itu, ia susah untuk mengatur kecemasannya terlebih soal Devan.

Devan yang mendengar suara jantung Aleena yang sangat kencang itu segera bertanya kepada kekasihnya, ia ingin memastikan bahwa Aleena baik baik saja.

"Leen, kok kamu yang deg-deg-an gitu sih?" tanya Devan.

"Ya aku takutlah Dev, kejadian tadi udah sampe ke guru-guru. Dan sekarang dia manggil kamu. Padahal ini salah aku" balas Aleena dengan nada cemas.

"Heiii, udah ya. Jangan nyalahin diri kamu, itu udah tugas aku ngelindungin kamu Leen. Jadi stop nyalahin diri kamu ya."

Bagaimana bisa Aleena tidak menyalahkan dirinya sementara dia yang mengusulkan temannya untuk pergi ke rooftop sekolah. Dan kalau saja saat itu dia tidak melanjutkan perbincangannya dengan Abian dan yang lain mungkin Devan tidak akan terkena kasus seperti sekarang.

"Dev, gue tau lo sayang banget sama Aleena. Tapi ga harus segitunya juga kan tadi? Sekarang nama baik lo bener-bener terancam banget" sambung Syahra.

"Harus! Ra, lo tau gue sayang sama Aleena kan? Dan gue bakal ngelakuin apa aja demi dia, sekalipun menyangkut hidup dan mati gue" balas Devan.

Syahra terdiam mendengar ucapan Devan tadi, baginya Aleena benar-benar sangat beruntung karena bisa mendapatkan cowok yang sayang tulus sama dia.

"Sekali lagi, panggilan kepada Devan Alvarazka dan Abian Fareza dimohon mendatangi ruang guru sekarang! Terimakasih" panggilan itu berbunyi untuk yang ke dua kalinya, dan membuat Aleena merasa cemas lagi akan nama baik kekasihnya itu.

Devan menghelakan napas nya terlebih dahulu. "Yaudah guys, udah di panggil mulu tuh gue, cabut ya" jeda nya sebentar. "Aku ke ruang guru dulu ya Leen."

"Dev?" ucap seorang gadis yang berada di belakang Devan.

"Iya?"

"Aku ikut ya? pleaseee."

Devan tersenyum menatap gadis itu. Dia senang bahwa gadis itu mengkhawatirkannya.

"Gak usah, kamu disini aja ya?"

"Pleasee Dev, ini bukan salah kamu doang. Tapi aku juga, aku yang buat suasana kacau."

"Aleena?"

"Dev, please!" ucap Aleena dengan nada yang semakin lembut sehingga dia berhasil membuat Devan pasrah, pada akhirnya Aleena pergi bersama Devan menuju ruang guru, walaupun ada rasa cemas dihati Devan karena takut lawannya itu menjelekkan Aleena.

"Permisi bu?"

"Silahkan masuk Devan" ucap guru yang sedang berhadapan dengan Abian.

Devan dan Aleena segera masuk ke dalam ruangan itu. Hati Aleena saat itu sangat cemas, dia takut nantinya akan ada sesuatu yang tidak dia inginkan terjadi.

"Loh, kok kamu sama Aleena?" tanya guru itu. "kan tadi ibu hanya manggil kamu."

"Ee-ehh" Devan benar benar bingung dan tidak tahu harus menjawab seperti apa, dia takut kalau kekasihnya itu akan terlibat dimasalahnya.

Pergi Dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang