Chapter 5 - Dasi

37 5 0
                                    

Seminggu berlalu artinya pelaksanaan ospek tersebut telah usai, namun tidak dengan persahabatan Aleena dan teman-temannya itu, mereka semua telah mengikrarkan janji bahwa akan selalu ada dalam suka maupun duka, dan menjalin hubungan persahabatan untuk selama-lamanya, bahkan sampai maut memisahkan.

Suasana sekolah saat itu sangat ramai dipenuhi siswa-siswi yang baru berdatangan, mereka memasuki kelas masing-masing dan beberapa diantaranya sambil menyapa teman-temannya yang lain.

Ini hari pertama bagi siswa-siswi baru untuk belajar secara efektif, sejak awal mereka telah menentukan jurusan yang akan mereka ambil selama SMA, begitupun juga dengan Aleena dan teman-temannya, ada yang memilih untuk mengambil jurusan IPA dan IPS.

Terlihat salah satu sepasang kekasih yang keluar dari mobil berwarna kuning itu. Gadis itu mengambil cermin yang ada di saku baju nya untuk melihat kondisi wajahnnya saat itu.

"Ngaca mulu, kan udah cantik" puji Devan. Pipi gadis itu memerah, dia tersipu malu  tentang apa yang baru dikatakan oleh kekasihnya.

"Kalau mau senyum, senyum aja"
lagi-lagi pipi nya tambah merah, dan dia masih menahan senyuman manisnya saat itu, padahal tidak ada yang salah kalau melepaskan senyumannya, pria itu kan bukan gebetannya melainkan kekasihnya.

"Ternyata cewek kalau nahan senyum gemes banget ya, apalagi kamu Aleena" goda Devan dengan memberikan senyumannya yang bisa membuat semua wanita terpikat padanya.

Aduh Devan, Aleena benar-benar nge-fly saat itu. Pada akhirnya senyumannya pecah, dia menyerah dan mengaku kalah dengan Devan yang terus menerus menggodanya.

"Ihh Devannn jangan kaya gitu aku kan jadi malu."

"Dan asal kamu tau, bukan cewek namanya kalau gak ngaca" lanjut Aleena.

Benar kata Aleena, namanya juga cewek setiap saat pasti akan selalu ngaca dalam situasi apapun. Walaupun tidak semua, tapi dominan seperti itu.

"Muji pacar sendiri gak ada salahnya kan?"
Ahh, lagi-lagi Aleena nge-fly akan ucapan Devan, memang paling bisa ia membuat Aleena bahagia dengan kata-katanya yang sangat sederhana itu.

"Tapi, itu bukan muji sih" jeda Devan. "Itu fakta kalau kamu emang cantik" bisiknya kepada Aleena.

Sial! DEVAN KENAPA SEPERTI INI SIIIIH???? Hati Aleena sangat tidak karuan pada saat itu, dia benar-benar senang saat mendengar ucapan Devan.

"H-hmm udah yuk ke kelas, sebentar lagi kan upacara mau dimulai" ajak Aleena, yang berusaha mengalihkan pembicaraan saat itu.

Devan tertawa pelan saat mendengar Aleena mengalihkan pembicaraan yang sedang berlangsung, namun tanpa ingin membuang waktu dengan berada terus-menerus di parkiran, Devan meng-ia kan ajakkan Aleena.

"Woiii!!!" sapa seorang pria yang menghampiri Devan dan Aleena.

"Assalamualaikum Alfi" balas Aleena dengan nada sedikit kesal dan disertai senyuman terpaksanya karena sahabatnya telah mengagetkannya.

"Waalaikumsalam Aleena."

Devan tertawa melihat tingkah laku keduanya "Eh, maksud Leena tuh lo kalo dateng salam bukannya malah ngagetin orang, dodol!!"

"Tau! Enggak peka banget sih jadi cowo. Udah enggak peka, minus lagi otaknya!"

"Anjir lu Leen! Lagian pacaran mulu si lu berdua."

"Sirik aja si lo netizen!" sewot Devan.

Aleena mengernyitkan dahinya, mencari seseorang yang selalu bersama Alfi, tetapi kali ini ia tidak ada, masa iya seorang Alfi gak bareng pacarnya. "Gak bareng Prilly?" tanya Aleena.

Pergi Dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang