Chapter 2 - Fight!

70 7 0
                                    

Devan menangkis tangan kakak kelasnya yang ingin menampar orang yang ia cintai yaitu Aleena.

"URUSAN LO SAMA GUE BUKAN SAMA ALEENA" jelas Devan.

"Oh jadi dia kelemahan lo?" tanya kakak kelasnya itu. "Sini lo" dia menarik tangan Aleena yang sekarang sudah berpindah tempat menjadi berada di sampingnya.

"Lepasin dia ga?!" ucap Devan yang berusaha untuk menahan amarahnya.

Kakak kelasnya itu benar benar menggenggam tangan Aleena dengan erat sehingga membuat gadis itu merasa kesakitan, melihat kondisi kekasihnya Devan kembali emosi. Sial, kakak kelasnya memancing dia dengan cara menahan Aleena. Padahal sebelumnya emosinya sudah mereda.

"GUE BILANG LEPASIN DIA."

Aleena lagi lagi merasa kesakitan dia berusaha untuk melepaskan genggaman kakak kelasnya itu.

"BANGSAT" Lagi lagi devan memukul kakak kelasnya itu, dia memang paling tidak bisa melihat orang yang ia sayang tersakiti.

Genggamannya sudah terlepas. Devan segera menarik Aleena untuk berada disampingnya kembali.

"GUE BARU KALI INI LIAT ADA COWOK SEBAJINGAN LO."

"PUNYA MASALAHNYA SAMA SIAPA TAPI NGELIBATIN ORANG LAIN APALAGI CEWEK."

"Banci lo?" tanya Devan.

Emosi Devan tak kunjung reda saat itu, Kakak kelasnya yang pada saat itu dalam kondisi tergeletak di lantai, lalu dia bangkit berusaha untuk membalas pukulan yang sudah Devan berikan padanya.

"Kak, gue tau gue salah, gue minta maaf. Please, udah gausah diperpanjang" ucap Aleena sambil menahan pukulan kakak kelasnya untuk Devan.

"Leen awas!" ucap Devan.

"Kenapa? lo takut?" tanya kakak kelas itu.

Aleena tidak memberikan respon berbentuk penyataan dia hanya memberikan senyumannya.

"Leen, COWOK KAYA GINI GABOLEH DIBIARIN!" ucap Devan dengan jari telunjuknya yang mengarah tepat didepan kakak kelasnya.

"Dev, udah gak papa! Aku juga gak kenapa kenapa kok" ucap Aleena yang ingin menenangkan kekasihnya itu.

"Gak papa gimana sih Leen? kamu hampir ditampar sama cowok BAJINGAN kaya dia, dia juga udah nyakitin kamu!" Devan kembali menekankan suaranya, termasuk dikata bajingan itu.

Suasana memakin memanas, sudah banyak sekali siswa siswi yang memperhatikan keadaan mereka, teman temannya yang lain tidak tahu harus bagaimana. Mereka mengenal Devan, disaat seperti ini hanya Aleena yang bisa menenangkannya.

"Devan, udah. Aku mohon sama kamu." lagi-lagi Aleena berusaha menenangkan Devan, namun tetap saja gagal, seolah-olah Devan sudah kehilangan siapa dirinya dan dia sedang dikendalikan oleh emosinya sendiri.

"Devan, aku mohon. Kamu sayang kan sama aku? Udah ya, ini hari pertama kita masuk sekolah. Aku gak mau nantinya anak-anak lain dan guru-guru mandang kamu jelek."

"Udah ya sayang" ucap Aleena sambil mendekap Devan.

Deg!!!

Devan cukup kaget mendengar perkataan kekasihnya yang berusaha menenangkan dia dengan menggunakan kata 'sayang'. Memang jarang sekali diantara keduanya menggunakan kata sayang, walaupun mereka sepasang kekasih.

Mendengar Aleena mengucapkan kata itu membuat hati Devan luluh, dan emosinya mereda.

"APA-APAAN INI. UDAH CUKUP! ABIAN LO IKUT GUE! Aleena bawa Devan pergi!" ucap seorang ketua ospek yang baru saja datang menghampiri mereka.

Pergi Dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang