Chapter 10 - Double Date

29 2 0
                                    

Haii follow dulu yuk sebelum baca! jangan lupa buat vote dan komen nya ya🤗🤍

Selamat Membaca!🦖

***

Tepat seminggu setelah kejadian itu, Aleena dan Devan sudah tidak pernah bertemu Abian lagi. Walaupun tidak selamanya, mungkin nanti. Sahabatnya pun juga tidak ada yang melihat Abian, jejaknya juga tidak ada.

Aleena benar-benar bersyukur, dia berharap sampai Abian lulus mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Meskipun kemungkinannya kecil untuk itu.

"Leen, double date yuk?" ajak gadis mungil yang berada di belakang tempat duduk Aleena.

Aleena menoleh ke arah Prilly. "Lo free kan?" tanya Prilly lagi.

Aleena mengangguk. Memang untuk tiga hari kedepan ia tidak memiliki kegiatan apapun dalam pekerjaannya. Dia butuh istirahat dari dunia keduanya itu. Untung saja semua pekerjaannya dapat ia selesaikan sebelum memasuki tanggal cutinya.

Walau hanya mendapatkan izin tiga hari, itu sudah membuatnya senang karena bisa metime, atau melakukan apapun yang sebelumnya ingin ia lakukan namun belum tercapai karena jadwalnya yang padat.

"Lo udah bilang Alfi?" tanya Aleena.

Prilly menggeleng cepat. Dia merencanakan hal itu memang tiba-tiba saja, mumpung semua sedang free, menurutnya kenapa tidak untuk double date? Dan kalau jadi, ini double date pertama mereka.

"Nanti aja di kantin, sekalian lo bilang ke Devan juga."

Aleena mengangguk tanda ia setuju. "Gue boleh ikut gak?" tanya Syahra yang ikut mendengar percakapan keduanya.

Prilly mengerutkan dahinya. "Dih, siapa lo?"

"Prilly!" tegas Aleena. Maksudnya tidak boleh berbicara seperti itu kepada Syahra.

"Lagi tiba-tiba mau ikut. Judulnya aja double date kalau sama dia namanya bukan double date!" jelas Prilly kepada Aleena.

"Kalau lo mau ikut, cari pasangan dulu sana!" kata Prilly lagi, kali ini kepada Syahra.

Syahra menghela napasnya kasar. "Emang kenapa lo mau ikut Ra?" tanya Aleena.

"Nyokap nitip sesuatu sama gue, tadinya mau jalan sendiri. Pas gue denger kalian mau pergi ya gue pengin bareng tadinya, tapi kalau gak boleh yaudah."

Aleena melirik ke arah Prilly, ingin meminta jawaban dari Prilly lagi setelah Syahra menjawab pertanyaanya. Prilly langsung menggeleng pelan, tanda ia tidak setuju kalau Syahra ikut bersama mereka.

"Lo bisa sendiri kan? Yaudah!" balas Prilly.

Entah dorongan darimana, raut wajah Aleena seperti memohon kepada Prilly agar ia mengizinkan Syahra ikut bersama mereka.

Prilly memutar kedua bola matanya malas. "Emang lo gak papa kalau jadi nyamuk?"

"Fine kok. Asal lo gak keberatan" balas Syahra.

"Keberatan, banget malah."

Lagi-lagi Aleena menatap Prilly sedikit tajam. Ia meminta Prilly untuk mengontrol caranya berbicara kepada Syahra kali ini.

Pergi Dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang