[07] HIDDEN LIGHT

112 22 4
                                    

Dokter bermarga Kim itu kembali mengecek keadaan Umji untuk terakhir kalinya setelah Umji berada di rumah sakit lebih dari seminggu.

SeokJin kembali menjelaskan keadaan Umji.
"Keadaan Umji sudah semakin membaik. Saat pulang nanti Umji harus banyak istirahat, tidur yang cukup dan mengonsumsi makanan sehat. Jangan terlalu lelah, jika ada yang sakit seperti sebelumnya, segera datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan."

"Terimakasih dokter Jin, berkat anda Umji kembali pulih," ujar Ilhwa.

"Saya hanya menjalankan tugas sebagai dokter," jawab SeokJin dengan senyum manisnya.
Begitu juga Sowon yang melihatnya, mereka bertukar pandang.

"Mereka jatuh cinta," bisik Yugyeom ke telinga Insoeng.
Inseong menatap SoekJin dan Sowon, ia menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Yugyeom.

"Kalau begitu, saya permisi. Umji, jangan lupa untuk istirahat yang cukup." Setelah pamit, SeokJin keluar dari kamar VIP milik Umji.

"Akhirnya kau pulang," sahut Sowon.

Umji menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Aku tak sabar ingin pulang ke rumah," ujar Umji.

Mereka kemudian keluar dari kamar VIP itu, para bodyguard yang senantiasa menjaga sembari membawa barang-barang Umji.
"Ah kalian duluan saja, aku masih ada urusan di sini," ujar Sowon tiba-tiba saat berada di depan pintu rumah sakit.

"Kenapa? Apa kau mau mengucapkan selamat tinggal kepada dokter Jin?" Tanya Yugyeom menggoda Sowon.

Sowon memukul Yugyeom cukup keras.
"Jaga ucapan mu!" Bentak Sowon.
Yugyeom hanya tertawa melihat Sowon yang tampak salah tingkah jika dirinya di hubungkan dengan dokter Jin.

"Baiklah, jangan lupa mampir ke rumah ku jika kamu sempat," sahut Umji.

Sowon mengangguk sambil melambaikan tangannya ke arah Umji yang menuju mobil jemputannya untuk kembali pulang ke rumah.

Sowon masuk kembali ke dalam rumah sakit, ia pergi ke taman yang berada di rumah sakit itu.
"Dokter." Sowon menghampiri SeokJin yang menunggunya sambil membawa dua gelas es kopi americano.

"Maaf sudah membuatmu menunggu," ujar Sowon.

"Tidak apa-apa." SeokJin memberikan segelas es kepada Sowon. Mereka duduk berdua di kursi taman, sambil menikmati langit sore yang tampak cantik.

"Oh ya, ku dengar kau membuka cafe di Seoul," kata SeokJin membuka percakapan.

"Ah iya, baru buka beberapa bulan ini. Hanya cafe sederhana," jawab Sowon.

SeokJin tersenyum.
"Lain kali aku akan mampir ke cafe mu. Tapi, jangan lupa untuk mentraktirku," ujar SeokJin.

Sowon dan SeokJin tertawa.
"Aku akan mentraktir mu, tapi kau harus siap menjadi pekerja paruh waktu di cafe ku."
Mereka berdua lagi-lagi tertawa.

SeokJin menatap Sowon sambil tersenyum. Tapi Sowon tidak menyadari nya, ia fokus menatap langit yang semakin berwarna oranye.
Angin berhembus di antara mereka. Poni yang cukup panjang itu menutupi wajah Sowon.

SeokJin mengangkat tangannya, ingin menyelipkan rambut Sowon ke telinga.
Tapi ia menurunkan kembali tangannya, Sowon sudah lebih dulu melakukannya sendiri.

Hidden Light [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang