31

1.2K 211 98
                                    

Hari ini Karasuno kembali ke Tokyo untuk mengikuti pelatihan di Shinzen. Karena Karasuno lolos penyisihan, mereka diberi waktu kurang dua bulan untuk kembali berlatih.

Disiang hari bolong saat lagi panas-panasnya, (name) kembali tugaskan mengisi beberapa botol air untuk para anggota timnya.

Tanpa sadar, kembali ada nyamuk yang mengganggunya.

"lah, dateng lagi dia?"

(name) tahu betul suara itu. disana kembali terdapat tiga gadis, Chieko dan wah, satu lelaki dengan seringaiannya yang menyebalkan. (name) hanya memandang mereka sebentar datar lalu melanjutkan kegiatannya.

"oi oi oi, gak kangen sama aku hm? atau kamu lupa? aku ini Kris. orang yang dulu kamu suka." ucapnya sombong. (name) mengabaikan mereka.

"woi, tuli ya?" tanya Chieko.

(name) mengubah posisinya menjadi menghadap mereka berdua. tangannya yang masih basah sehabis mencuci botol, ia cipratkan tangannya keempat orang yang ada di depannya membuat mereka berjalan mundur menghindar.

"apaan sih lu?!" Kaoru.

"nohkan jadi basah!" Rin

"yaelah, cuma nyiprat bukan ngeguyur. lebay amat." (name) mengambil botol dan berjalan melewati mereka berempat. "minggir. dikira lorong punya bapak lu apa?" titahnya ketus. 

(name) hanya berjalan santai kedalam gedung sampai hampir didepan gedung olahraga, Kris menarik tangan si gadis sampai satu botol yang ada digenggamannya terjatuh ketanah.

"nah, kotor lagi kan. apaan sih? aku sibuk. entar aja kalau mau gelud, sore dah aku ladenin." (name) kesal

"yaelah kayak bisa aja lu." Kris 

"tau, kemaren aja udah kayak mau nangis." Chieko.

"betewe, kakak lu mana? gua naksir sama dia. panggil sana!" Kaoru.

"idih najis. mana mau kakak gua sama cabe-cabean kayak lu." (name) mengambil botol dan hendak mau pergi ditarik lagi.

Shoyo yang sudah menunggu lama akan adiknya berniat untuk menghampirinya ke wastafel tempag dimana tadinya (name) berada.

Namun saat ia membuka pintu gym, dilihat olehnya sang adik yang sedang ditampar keras oleh Kaoru.

(Name) terdiam ditempat memegang pipinya yang merah. Shoyo? Dia segera menghampirinya dengan raut wajah yang panik setengah mati.

"Hei! Apa ini?!" Tentu sang kakak tak sudi adiknya kenapa-napa. Emosinya sudah tersulut.

"Wah wah.. mentariku.. keluar juga kamu." Ucap Kaoru. Shoyo masih menatapnya sinis.

"Pacaran yuk. Kasian kamu diikutin adikmu yang merepotkan. Pasti susahkan?" Kaoru.

"Benar. Dia bisa apa sih? Dia itu gak bisa apa-apa. Membahagiakan orang aja gak bisa." Kris.

"Benar. Buat masuk ke nasional aja gak becus!" Chieko.

"Dia itu cuma pengganggu." Rin.

"Apa-apaan?! Adikku ini gak merepotkan! Dia adalah anugrah yang diberikan Tuhan untukku! Dia adalah hadiah terindah yang pernah aku punya. Jangan ngomong sembarangan!" Shoyo berteriak kesal. Sorot matanya juga terlihat sinis sekali.

(Name) menoleh pada kakaknya yang ada disebelahnya dan tersenyum, "niichan, masuklah. Aku yakin kamu tak mau melihat ini."

"Hah? Apa maksud-- oi, (name)!" (Name) berjalan mendekati Kaoru dan mendorongnya sampai terjatuh. Dia hanya dapat meringis lebay.

Volly & TrumpetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang