Di pagi hari, Vely sudah sibuk dengan kegiatannya di dalam kosan. Menanak nasi dan memasak untuk sarapan, mencuci pakaian, mencuci piring, sampai bersiap-siap untuk pergi bekerja.
Vely bekerja di sebuah perusahaan besar dengan gaji yang lumayan. Namun, dia tetap memilih tinggal di kosan dari pada apartemen. Memilih hidup hemat dan sederhana, agar sebagian gajinya bisa dia tabung.
Vely sudah tak memiliki orang tua sejak kecil. Dia dibesarkan di panti asuhan dan bisa sekolah juga kuliah karena mendapatkan beasiswa. Beruntung dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata hingga bisa mencapai cita-citanya sekarang.
Sampai sekarang, Vely tak tahu siapa orang tuanya. Ibu panti bilang dia ditemukan di selokan kecil samping panti asuhan. Beruntung salah satu pengasuh panti menemukannya. Kalau tidak, mungkin dia tak akan terselamatkan karena kedinginan.
Vely kadang sedih saat mengingat bagaimana dia bisa sampai ada di panti asuhan. Bertanya-tanya, apa salahnya hingga dia dibuang dan dengan kejamnya menyimpannya di dalam selokan. Apa dia anak yang tak diinginkan? Apa dia anak yang lahir di luar nikah dan akan mempermalukan orang tua? Vely pun tak tahu jawaban mana yang benar.
Tapi sekarang, dia bisa menerima takdir dengan lapang dada. Menjalani hidup sesuai rencananya. Jika suatu saat dia diberi umur untuk bertemu dengan orang tuanya, Vely hanya ingin membuktikan bahwa dia sukses dengan kerja kerasnya. Vely ingin membuat mereka menyesal karena sudah membuang dan menyia-nyiakannya.
***
Beberapa menit sebelum jam kerja di mulai, Vely sudah sampai di depan gedung perusahaan tempatnya bekerja. Berdiri di sana, dan merapikan penampilannya lebih dulu. Dia naik bis untuk sampai ke sana. Karena cukup berdesakan, maka penampilannya pun jadi sedikit berantakan.
Baru juga akan melangkah, sudut mata Vely menangkap kehadiran pimpinan tertinggi perusahaan. Vely pun mengurungkan niat untuk melangkah lebih dulu. Menyapa sang pemimpin sekaligus pemilik tempatnya bekerja. Membiarkan pria baya itu untuk berjalan lebih dulu.
Vely mengekor dari belakang. Beberapa kali melihat jam tangannya, semoga dia tak terlambat. Tak mungkin juga dia mendahului orang di depannya. Bisa-bisa nanti dia dibilang tak sopan dan dipecat begitu saja.
Saat akan masuk ke dalam lift, Wirawan, sang CEO tak sengaja menjatuhkan tas kerjanya. Dia mendesah kesal, dan Vely dengan sigap mengambilnya lalu menyerahkannya. Tak lupa memberikan senyuman sopan.
"Ini tasnya, Pak."
"Ah, terima kasih." Wirawan mengambil tasnya dari tangan Vely. Lalu mereka masuk ke dalam lift. Di dalam lift, tidak hanya mereka berdua saja. Ada juga beberapa karyawan yang lain.
Lift berhenti dan pintunya terbuka. Vely dan beberapa karyawan lain memberikan hormat pada Wirawan lalu berjalan keluar dari lift karena itu adalah lantai tempat mereka kerja. Wirawan tersenyum ramah pada seluruh karyawan. Memberikan mereka semangat. Dan saat pintu lift hampir tertutup, Wirawan melihat Vely membantu rekannya yang tak sengaja jatuh hingga berkasnya berserakan.
"Wanita yang baik."
***
Berhari-hari, Wirawan sering berjumpa dengan Vely. Dan dengan sengaja, dia memperhatikan Vely. Selalu dia lihat Vely membantu teman-temannya. Belum lagi wanita itu selalu memasang senyuman ramah.
Karena penasaran, Wirawan pun mencari tahu tentang Vely lewat sekretarisnya, Ayu. Yang tak lain adalah keponakannya sendiri.
"Namanya Vely Fahranita. Tak punya orang tua dan dibesarkan panti asuhan. Riwayat pendidikannya juga bagus. Makanya sekarang Vely bisa memegang posisi manager keuangan. Dia mudah naik jabatan karena kinerjanya tak pernah mengecewakan. Tak pernah membuat masalah juga di kantor ini." Ayu, keponakan Wirawan, membacakan riwayat hidup Vely pada pamannya tersebut. Sedikit heran juga kenapa pamannya tersebut menanyakan hal tentang Vely. Sedikit menaruh curiga, apa pamannya tersebut tertarik pada Vely?
"Dia tak punya skandal apapun kan?" tanya Wirawan.
"Tidak, Om. Memangnya ada apa sih? Aku jadi penasaran kenapa Om ingin tahu tentang dia."
"Om berpikir, untuk menjodohkan dia dengan Sean. Bagaimana menurutmu?" tanya Wirawan. Mata Ayu membelalak kaget mendengarnya. Rupanya, itulah alasannya. Dia pikir pamannya tersebut menyukai Vely.
"Ehm, aku gak tahu sih Om. Kriteria pasangan orang-orang kan beda. Tapi, sepertinya bisa saja Vely cocok untuk Sean. Vely kan ramah dan baik. Beda dengan Sean yang selalu judes tanpa alasan." Ayu mengungkapkan alasannya mengatakan mereka cocok. Mendengar ucapan Ayu, Wirawan serasa ada yang mendukung.
"Baiklah. Om akan bicarakan ini dan tantemu dan Sean."
"Iya, Om. Lagi pula sudah waktunya Sean menikah. Dia sudah tua," ucap Ayu. Wirawan tertawa renyah mendengarnya. Sean dan Ayu memang sepupuan. Usia mereka terpaut beberapa tahun, tapi karena Ayu bekerja di sana, mereka sering berinteraksi. Dan Ayu tahu bagaimana menyebalkannya Sean.
"Iya. Om juga memiliki rencana untuk mengundurkan diri setelah Sean menikah. Biar dia yang menggantikan posisi om di sini," ujar Wirawan. Ayu mencebik pelan mendengarnya. Tak bisa dibayangkan bagaimana Sean menjadi bosnya. Pasti Sean akan semakin menyebalkan karena menjadi seorang bos.
"Sebaiknya Om tanyakan dulu pada Sean dan Tante Lena. Takutnya mereka tak setuju."
"Mereka harus setuju. Jika tak seperti ini, Om tak tahu kapan Sean akan menikah. Dia terlalu asyik hidup sendiri," gerutu Wirawan. Ayu mengangguk membenarkan. Sean menjalin hubungan dengan wanita hanya karena diperintah oleh orang tua. Setelah merasa tak cocok, dia memutuskan pacarnya. Kembali hidup dengan status lajang.
Ayu memang pernah dengar kalau Sean enggan menikah. Katanya menikah itu hanya menambah masalah. Dia juga tak akan bebas berkumpul dengan teman-teman. Belum lagi jika punya istri yang serba menuntut. Pernikahan menjadi suatu hal yang sangat dihindari Sean.
Namun sepertinya, sekarang pria itu tak akan bisa menolak. Wirawan sudah yakin ingin menjodohkan Sean dengan Vely. Tak perduli latar belakang Vely yang dibesarkan oleh panti asuhan, yang penting dia tak pernah membuat masalah dan skandal. Untuk wajah, Vely juga cantik. Belum lagi riwayat pendidikan yang tak mengecewakan.
"Ayu, siap-siap lah untuk bekerja dengan Sean nanti. Kalian jangan terus bertengkar. Kamu juga harus terus mengawasi Sean. Jangan sampai dia membuat masalah," ucap Wirawan. Ayu mengangguk lesu mendengarnya. Ah, padahal dalam keluarga besar mereka Sean lah musuh bebuyutan Ayu.
_______________________________________
Hai hai...
Update dulu di pagi buta seperti ini hehe😁Jangan lupa tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
RomanceMenikah bukan karena dasar cinta memang berat untuk dijalani. Apalagi selalu ada orang yang memaksa untuk berpisah dan bercerai. Semuanya menjadi serasa tak mungkin untuk diteruskan. Seperti halnya Sean dan Vely yang menikah karena perjodohan yang d...