02. Pagi Yang Menyesakan

103 22 4
                                    

Aku tetap menyayangi kalian. Walaupun kalian tidak pernah membalas rasa sayangku. Karena hanya kalianlah tujuanku hidup di dunia ini.

‾‾‾‾‾‾‾

[[JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN ]]


Sinar hangat matahari menelusup masuk ke dalam celah jendela seorang gadis yang masih saja tertidur dengan pulas nya. Gadis itu Ayna. Dia masih saja asik dengan alam mimpi beserta selimut hangatnya.

Kringg....kringg....kringg  Suara khas jam weker menyambut pendengaran gadis itu. Ayna masih saja enggan bangun dari tidur nyenyak nya.

Hingga suara ketukan pintu dari seorang perempuan berumur 30 tahun-an menyapa gendang telinga gadis tersebut yang masih saja tertidur dengan lelapnya. “Tok...Tok...Tok.. Ayna bangun! Kamu lihat ini sudah jam berapa?!”

Perempuan itu dia Rina Mama Ayna. Rina dengan sangat tidak sabaran kembali mengetuk pintu kamar Ayna dengan brutal. “TOK...TOK...TOK BANGUN DASAR GADIS PEMALAS!?” Ucap Rina dengan emosi. Namun gadis yang masih bermimpi dikamarnya itu masih saja belum bangun.

Dengan wajah geram Rina membuka pintu kamar Ayna dengan kasar. Di tangan kanannya sudah ada segayung air yang dia ambil dari kamar mandi tadi sebelum masuk ke dalan kamar Ayna. Tangan kirinya yang bebas dengan tidak sabaran menarik selimut tebal milik Ayna, sedetik kemudian air didalam gayung sudah berpindah ke atas wajah Ayna.

Byurr...”  Suara air yang disiramkan membasahi wajah gadis cantik yang masih tertidur lelap di atas kasurnya itu. Dengan wajah kaget Ayna segera duduk dan bangun dari tidur nya, Dia lalu melihat siapa yang telah menyiramkan air ke wajahnya. Disamping Ayna Rina berdiri dengan tatapan tajamnya.

“Ma- ma, kenapa mama siram Ayna pake air?” Tanya Ayna yang masih shock di diatas kasurnya.

“Kamu tanya kenapa? Dasar gadis gak guna! kamu lihat sekarang ini jam berapa ha?” Ucap Rina masih menatap nyalang ke arah anak sulungnya itu.

Betapa kagetnya Ayna ketika melihat jam diatas meja samping kasurnya sudah menunjukkan pukul 07.30 jika tetap diam dia akan terlambat masuk di hari pertamanya pindah sekolah. Ayna dengan rasa takut menatap perempuan yang ada didepannya.

“Ma, aku―” belum selesai Ayna berucap Rina sudah membentaknya membuat gadis itu terlonjak  kaget ditempatnya.

“MEMANG BENAR YA KAMU ITU ANAK YANG TIDAK BERGUNA! KAMU LIHAT ADIKMU ALAN DARI TADI SUDAH MENUNGGU SARAPAN! TAPI APA? KAMU MALAH DENGAN ENAKNYA MASIH TIDUR DISINI!!” Rina marah hingga membanting gayung yang dia pegang ke lantai kamar Ayna, Dentuman gayung yang sangat nyaring terdengar di kamar Ayna.

Memang dari dulu Ayna sudah terbiasa dengan sifat Mama nya yang suka marah-marah tanpa sebab ke dirinya. Semenjak kepergian Fero Ayah Ayna yang meninggal  akibat kecelakaan lalulintas ketika Ayna masih berumur 7 tahun, Semenjak itu pula Mama Ayna mulai tidak menyukai dirinya. Ayna tidak tau apa sebabnya tetapi semenjak sepeninggalnya Ayahnya Ayna selalu diperlukan semena-mena oleh Rina. Rina sangat menyayangi Alan adiknya yang hanya beda satu tahun dari dirinya tetapi berbeda dengan Ayna dia selalu diperlukan seperti bukan anggota dari keluarga ini.

“Iya Ma. Mama tunggu di meja makan sebentar ya aku mau mandi sama ganti seragam terus ntar aku bikinin sarapan buat Mama sama Alan.” Ayna berucap dengan lembut, lalu bersiap bangkit dari tempat tidurnya.

ALKAYNA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang