09. Sayang Atau Kasihan?

64 6 4
                                    

[[JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN]]

‾‾‾‾‾‾‾

Alka menatap rumah yang cukup besar dengan perpaduan cat tembok berwarna biru namun lebih dominan warna abu-abu nya dan juga pagar kayu coklat kokoh yang menjulang tinggi, "Mungkin." Jawabnya santai dengan menggedikan kedua bahunya. 

"Lah kok mungkin?" Tanya Liam dengan alis berkerut.

Mendengus Alka lantas menatap Liam jengah, "Tadi nih cewek bilang alamat rumahnya disini, jadi udah pasti ini kan."

"Err iya juga ya." Liam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo turun pencet bel. Buru!" Perintah Alka kepada sahabat kecilnya ini.

"Ish iye iyee." Cowok itu lantas turun dari mobil dengan ogah-ogahan.

Beruntung hujan sudah berhenti jadi dirinya tidak perlu repot-repot memakai payung.

TING TONG

TING TONG

"Bentar." Suara serak laki-laki menyapa gendang telinga Liam dan juga Alka yang masih duduk tenang didalam mobil.

Grekk

Ketika pintu gerbang sudah terbuka tampaklah Alan dengan pakaian rumahnya. Ia sedikit terkejut ketika mengetahui siapa yang ada dibalik pagar rumahnya.

"Lah? Lo Alan murid pindahan di kelas sepuluh tadi kan." Tanya Liam memastikan.

"Iya." Jawab Alan singkat.

Canggung karena sang lawan bicaranya hanya menjawab singkat, Liam lantas memanggil Alka untuk segera turun dari mobil. "Woy Al, sini dah lo! Buruan bawa tuh cewek kemari!!"

Mendengar kata 'cewek' Alan dengan cepat mengalihkan tatapannya kearah Alka yang tengah menggendong Ayna dalam dekapannya.

"Lo apain dia?!" Desisnya tajam ketika melihat Ayna dalam keadaan pingsan. Ia mengira Kakaknya itu pingsan tetapi aslinya Ayna hanya tertidur pulas didalam gendongan Alka.

Alka melangkah mendekati Alan dan dengan penuh kehati-hatian memberikan tubuh Ayna kedalam gendongan cowok tersebut. "Gak usah sok khawatir kalau tadi siang aja lo ninggalin dia disekolah." Ucap Alka dingin. 

Tak terima dengan ucapan Alka cowok itupun kembali menatap tajam kearah Alka, "Bukan urusan Lo!"

"Hei! Lo bisa sopan―"

"Cabut." Ucap Alka memotong kata-kata Liam.

Kedua cowok itupun masuk kedalam mobil meninggalkan Alan yang sedang menggendong Ayna, Sebelum benar-benar pergi Alka kembali menatap Ayna yang masih saja tertidur pulas dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Woy! Lo kenal deket sama tuh cewek?" Tanya Liam yang sedang fokus menyetir mobil.

Menyenderkan kepalanya ke kursi penumpang cowok itu lantas menjawab singkat. "Gak."

"Lah!?" Liam kaget ia kira Alka sudah mengenal dekat cewek tadi tapi nyatanya? Ah sudahlah.

"Terus gimana sih?"

"Kok lo mau nolongin tuh cewek, setau gue nih ya lo tuh gak bakal nolongin makhluk berjenis perempuan mau mereka punah atau enggak lo juga gak peduli kan?" Tanya Liam nerocos seperti emak-emak depan komplek.

Tanpa mau menjawab pertanyaan Liam Alka menatap keluar jendela mobil ia muak dengan pertanyaan bertubi-tubi dari makhluk yang ada disampingnya ini.

Liam menoleh kesamping ketika sang lawan bicaranya tidak mau menjawab pertanyaannya, "HOI!! LO DENGER GAK SIH?!" Kalau seperti ini dirinya lama-lama bisa jadi kue moci eh emosi maksudnya.

ALKAYNA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang