Chapter 5

248 41 6
                                    

"Mingyu, ceritakan padaku apa saja yang kemarin kau lakukan bersama Rose!" ujar June tak sabaran.

Ia sengaja berangkat lebih awal karena tak sabar ingin mendengar cerita Mingyu, dan tentu saja kedua temannya juga harus ikut berangkat pagi-pagi.

"Kami hanya bersepeda lalu makan berdua."

"Makan? Yak itu tidak ada dalam rencana. Perjanjiannya kau hanya lari pagi dengan Rose." June bersedekap kesal.

"Sudahlah June itu kan hanya makan." Jaehyun mencoba menengahi, tapi June tetap tidak terima.

"Mana bisa aku menolak jika Rose sendiri yang meneraktirku," ujar Mingyu sengaja membuat June semakin cemburu.

"Apa? Bagaimana bisa?" June melongo tak percaya. Seumur-umur ia belum pernah diteraktir oleh Rose. "Hey itu tidak mungkin. Kau pasti yang mengajak Rose, iya kan?"

"Kalau tidak percaya tanyakan saja langsung pada Rose," ujar Mingyu cuek. June mendengus kesal.

"Ini semua salahmu. Sudah kubilangkan untuk tidak membiarkan Mingyu dan Rose berdua." June menunjuk Jaehyun dengan kesal. Pantas saja kemarin perasaannya tidak enak.

"Apa maksudmu dengan tidak membiarkanku berdua dengan Rose? Kau berniat untuk mengacaukan kencanku, June? Bukankah dalam perjanjian hal seperti itu tidak diperbolehkan?"

"Sudah sudah! Kenapa kalian malah jadi bertengkar?" tanya Jaehyun heran. Kedua temannya itu selalu saja mempermasalahkan hal sepele.

"Pokoknya hari ini kita harus tanyakan pada Rose siapa yang akan dia pilih."

"Apa itu tidak terlalu cepat June?" Jaehyun tampak tak setuju.

"Memangnya kalian tidak ingin mendengar jawaban Rose?"

"Tentu saja kami ingin tapi—"

"Tidak ada tapi-tapian, hari ini pokoknya kita harus meminta Rose untuk memilih diantara kita." June memotong ucapan Mingyu. Sementara keduanya hanya bisa pasrah saja dan mengikuti keputusan sepihak dari June.

***

Mingyu meremas tangannya dengan gusar. Dia tidak tahu, ternyata menolak seseorang juga sama beratnya dengan menyatakan cinta.

"Mingyu!" Seseorang berseru dari belakang Mingyu. Dia adalah Jiho.

"Oh, Jiho!"

"Tumben sekali kau memanggilku, ada apa?" tanya gadis itu ramah.

Mingyu meneguk ludahnya. Ia bingung harus memulai dari mana, terlebih ia tak kunjung menemukan kata-kata yang pas sejak tadi.

"Ehm Jiho, aku dengar kau menyukaiku, benarkah itu?" tanya Mingyu ragu.

Jiho tampak terkejut, tapi detik berikutnya sebuah senyuman kembali menghiasi wajah cantiknya.

"Ya aku memang menyukaimu, Kim Mingyu." Jiho terdiam sesaat, dan Mingyu pun ikut terdiam.

"Tapi tenang saja, aku tidak akan meminta apa-apa darimu. Aku hanya menyukaimu itu saja, tapi kalau boleh, aku ingin lebih dekat denganmu. Maksudku kita bisa berteman," sambung gadis itu.

Mingyu mengangguk setuju. Selama ini, ia dan Jiho memang jarang berbicara walaupun mereka satu kelas. Mingyu dan kedua temannya terlalu sibuk merecoki Rose, hingga seolah hanya ada gadis itu saja yang ada di sekolahnya.

"Ya aku tidak masalah jika kita berteman, tapi ...." Mingyu menggantungkan ucapannya.

"Ya?"

"Soal temanmu Eunha,"

Tender Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang