VIII -

76 3 1
                                    

"Sungguh, aku tidak tau kamu masih trauma dengan hal itu. Kemarilah, aku berjanji tidak akan menyakitimu"

Ashley perlahan mengintip dari celah yang dibuatnya. Di sana terlihat jelas Lucas tersenyum lembut dan menyodorkan tangannya padanya.

Ia jelas masih merasa takut. Trauma hari di mana masa lalunya terasa sangat jelas menghantuinya setiap malam.

"Ayo, aku minta maaf. Setelah ini kita berjalan-jalan, bagaimana?"

Lucas semakin meyakinkan dengan mendekat perlahan, dia masih belum menarik tangannya menjauh.

Perlahan, Ashley meraih tangan besar itu dengan ragu. Namun sekelebat bayangan tentang orang tuanya kembali menghantui.

[Sekitar 7 tahun lalu]

"Ashley, keluarlah sayang. Aku membawakan mu cake"

Sosok gadis mungil dengan gaun compang-camping bersembunyi di balik lemari besar dengan ketakutan.

Namun pikirannya yang masih kecil, belum lagi rasa laparnya yang setelah sekian lama tidak terpuaskan memaksanya untuk mengintip dan mendengarkan Rose berbicara.

"Ashley, kemari. Kau lapar kan? Ayolah. Aku berjanji tidak akan menyakitimu"

Ia bergegas keluar dari balik lemari ketika mendengar Rose sudah berjanji. Mata mungilnya menatap penasaran dengan sebuah kotak yang digendong oleh Ibu panti.

"Apa aku boleh makan?"

"Ya, tentu saja" jawab Rose.

Perlahan dia menurunkan kotak itu di atas ranjang dan membukanya secara perlahan. Tampak sebuah kue mungil yang cantik di dalamnya.

Namun tak disangka, wanita itu mencengkram leher mungil dari gadis tak berdosa dan menerjangnya secara tiba-tiba pada kue hingga keduanya berantakan dan hancur lebur. Sisa-sisa cream nya bahkan memasuki hidung dan mulut Ashley secara paksa.

"Nah, sekarang makanlah sepuas mu. Kau sedang lapar bukan, jadi habiskan atau kau tidak akan mendapat jatah makan lagi"

Perkataan jahat itu sekali lagi menghancurkan kepercayaan yang akan dibentuknya lagi pada Rose.

Sebelumnya ia sungguh berminat untuk membuat kepercayaan untuk yang kesekian kalinya, namun dia dengan kejamnya kembali merusak ikatan rapuh yang sudah dibuatnya susah payah.

Tapi itu sungguh tidak penting, sekarang yang terpenting adalah bagaimana ia bisa melepaskan diri dan kembali bernapas dengan baik.

Hari itu Ashley tidak menghabiskan kue nya. Jangankan untuk makan, bernapas saja saat itu sangat susah.

Namun Rose tidak mau ambil pusing. Dia menyiksa Ashley semalaman dengan alasan gadis itu telah membuang waktu dan uang nya karena tidak menghabiskan kue yang dia beli.

*

Karena itulah, Ashley kembali menjauhkan diri dan menepis tangan Lucas dengan kasar. Lagi-lagi ia menatap takut pada nya.

Lucas menatap telapak tangannya yang memerah karena pukulan dari Ashley. Dia menghembuskan nafasnya sedih, sepertinya gadis itu butuh waktu sendiri dulu.

"Aku berada di luar, jika kamu butuh sesuatu panggil aku"

Lucas mengarahkan tangannya di atas kepala Ashley untuk mengelus nya seperti biasa. Namun reaksi takut itu membuat nya kembali menarik tangannya.

Dia beranjak pergi meninggalkan ruangan, namun ketika akan membuka kenop pintu, Ashley bergerak tiba-tiba dan menarik kemejanya.

"Ada apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweets Jerk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang