III - FLASHBACK (3)

72 2 0
                                    

(3)

**********

Satu bulan dua minggu tiga hari  berlalu sejak ia memasuki kehidupan seorang Lucas D'Andreas. Ashley mulai memahami kehidupan tuannya yang berliku-liku.

Pria itu bahkan dengan pongah menetapkan aturan untuknya dengan semena-mena.

1. Ashley akan tidak boleh keluar dari mansion barang seinci pun kecuali saat bersama dengan pria itu atau pria itu sendiri memintanya untuk pergi.

2. Ashley akan menjadi maid pribadi Lucas Matthew Fredericks di dalam mansion dan memenuhi kebutuhan Lucas tanpa ada yang terlewati.

3. Ashley akan terus menjadi sekretarisnya untuk urusan dunia bawah tanah.

Urusan gelap, Lucas memimpin organisasi mafia yang cukup mengerikan di daratan Amerika.

Melakukan perdagangan senjata ilegal atau sesuatu lain yang berhubungan dengan dunia gelap seperti pemburu bayaran, perbudakan dan jual beli organ manusia.

Dia juga tidak pernah segan menyeret rekan maupun pegawai yang berkhianat padanya ke markas utama, yang Ashley yakini adalah rumah tua penuh dengan aura kegelapan didalamnya.

Ia mulai terbiasa dengan kekejaman Lucas. Apalagi jika pria itu mulai menunjukkan kesombongannya.

Seperti saat ini, Lucas selesai dengan eksekusinya dan dengan kekuasannya, dia pergi dari Las Vegas menuju Miami dengan helikopter dengan lambang D'A kebanggaannya.

Ashley harus profesional berurusan dengan pembunuh diusianya yang baru akan menginjak tujuh belas tahun.

Duduk berdampingan penuh canggung bersama Lucas adalah hal yang biasa baginya. Tidak ada yang memulai percakapan dan tidak ada yang berniat untuk memulainya.

Dia sibuk menerbangkan helikopternya, sedangkan Ashley hanya bisa duduk menikmati bisingnya baling baling helikopter.

"Shit"

Umpatan kecil itu membuat Ashley menoleh kearah atasannya. Lucas menekan auto-pilot dan membuka sabuk pengamannya.

"Ada apa tuan?" Ashley mulai panik ketika melihat Lucas menyiapkan parasut.

"Sepertinya kau harus duduk manis dan diam Ashley" tukas pria itu tajam.

"Lepaskan sabukmu" ungkapan Lucas membuat Ashley terburu-buru melepaskan sabuk yang mengikat tubuhnya. Matanya mengerjap ketika Lucas memeluk erat pinggangnya.

"Hitungan ketiga, tutup matamu dan jangan menoleh kearah belakang maupun bawah. Kau mengerti?"

Ashley hanya mengangguk sebagai jawaban, gadis itu menutup matanya dan merapatkan diri ketubuh Lucas ketika pria itu membuka pintu helikopter dan melompat turun.

Secara bersamaan, bunyi pelatuk yang dilepaskan Lucas, dengan helikopter yang mereka tumpangi meledak bersamaan dan berhamburan. Kobaran api juga turut serta melahap helikopter itu.

Ashley semakin bergetar ketika Lucas masih dengan posisi memeluknya dengan satu tangan, yang berarti tangan kiri pria itu masih memegang pistol.

"Turun"

Titah suara itu membuat Ashley membuka matanya dan mendapati dirinya masih bergantung pada Lucas sedangkan pria itu sendiri sudah menapaki tanah.

Bunyi pelatuk sekali lagi membuat Ashley tersadar. Matanya menatap penuh siaga sekitarannya.

Ia dan Lucas mendarat di tempat yang tidak tepat, lebih tepatnya di hutan belantara.

Namun mereka masih bersyukur bahwa hari itu masih siang. Namun rasa syukur itu harus ditunda ketika Lucas menariknya pergi menjauh.

Segerombolan pria dengan senjata lengkap menuju kearah mereka. Lucas melemparkan Glock 45 GAP padanya.

"Aku pernah mengajarimu menggunakannya, kuharap kau mempraktekkan ilmu itu disini" tandasnya ketika Lucas berhasil mengenai kepala salah satu pria yang mengejar mereka.

Ashley mengangguk bergetar. Permainan kejar-kejaran mereka semakin menjadi. Puluhan peluru ditembakkan bersamaan kearah mereka.

Beruntung pohon-pohon selalu menghalau untuk tidak langsung menembus kulit mereka berdua.

Tetapi itu juga tidak menghambat Lucas untuk selalu bisa tepat sasaran mengenai mereka. Dia bahkan membuat gerombolan itu berkurang menjadi dua orang.

Lucas berhenti berlari dan bersembunyi dibalik pohon, sedangkan Ashley mengikutinya bersembunyi dibalik batu besar.

Ia mencoba menarik pelatuknya, berhasil namun tidak sepenuhnya berhasil. Bidikannya berhasil menembus dan mengenai lambung salah seorang dari mereka.

Bunyi tembakan semakin menjadi ketika pria terakhir menyaksikan temannya tertembak. Lucas dengan sigap menodongkan Desert Eaglenya pada pria yang bergerak tak beraturan di depannya.

Ashley bergetar melihat pemandangan menegangkan tepat di hadapannya.

Mulutnya hanya bisa terkatup ketika Lucas sama gilanya ketika berhasil menembak pria itu hingga tewas.

Ia berdiri menghampiri Lucas. Matanya mengerjap ketika Lucas memeluknya erat secepat kilat setelah bunyi dari sebuah tarikan pelatuk.

Ashley membulatkan matanya, bahu Lucas tertembak karena pria yang tidak berhasil ia bunuh tadi.

Lucas membalas dengan dua tembakan yang membuat pria itu tidak bernyawa lagi.

Keduanya terjatuh di atas tanah.

Ashley menatapnya panik, ia menyenderkan pria itu dibalik batu besar tempatnya bersembunyi tadi.

Tangannya bergetar ketika menyentuh kemeja Lucas yang penuh darah. Senjata yang dipakai lawannya tadi sudah dipersiapkan sebaik mungkin dengan berisi racun yang bisa membunuh mereka dalam sekejap mata.

Hal itu Ashley ketahui ketika melihat sedikit cairan ungu pada luka tembak Lucas. Ia pikir ia pernah belajar beberapa racun dari tuannya.

"Kau tak apa?" Tanya Ashley, gadis itu semakin panik ketika pria di hadapannya menutup mata.

"Tuan?!"

"Pergilah" satu kata itu membuat Ashley tampak bingung.

Lucas membuka matanya dan menabrak iris mata cokelat Ashley yang sedang menatapnya bingung bercampur panik.

"Kau mau bebas bukan? Kau ingin lepas dari kurungan ku? Pergilah, aku memberimu satu kesempatan padamu. Kau bebas"

Ashley menatap Lucas tidak percaya, Lucas menatapnya dengan datar dan serius seolah benar-benar memberi nya kesempatan untuk pergi.

Ia menjadi sangat bimbang, disatu sisi ia bebas pergi dari kurungan pria ini dan memulai hidup baru.

Disisi lainnya ia bisa hidup sampai sekarang berkat bantuan dari Lucas. Ashley sangat bingung, ia menatap serius pada Lucas yang juga menatap penuh keseriusan padanya.

Ia kemudian memantapkan hatinya. Gadis itu berdiri dan menatap Lucas sebentar kemudian berbalik badan dan pergi menjauh. Lucas menatap punggung itu nanar.

Sakit pada lukanya tak terasakan jika dibandingkan rasa sakit hatinya ketika melihat Ashley pergi meninggalkannya.

"Ya pergilah sebelum aku benar-benar jatuh kedalam pelukanmu"

Ucapnya ketika Ashley benar-benar menghilang dari pandangannya.

********

Yoo, gimana nih? Udah mulai tertarik? Atau alurnya lebay? Atau gimana? Saran dan kritik ditunggu ya. See u
.
.
.
.
Salam manjah dari Lucas >3

My Sweets Jerk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang