part 11

53 50 5
                                        

Sekarang Kenza sedang menjalani tugasnya, yaitu mengabdi pada negri alias ngejalanin hukuman hormat pada tiang bendera—benderanya gak ada, minimal dikibarin pas 17'an doang—sampai jam istirahat.

"Njirrr panas banget dah, pasti nih matahari lagi buka cabang," monolog Kenza sembari mengibas-ngibaskan tangannya.

"Panas ye bang? Nih minum!"

Kenza menoleh kesamping, dimana sebuah botol minuman dingin diulurkan padanya. Lalu menunduk agar tau siapa yang ngasih tuh minuman.

"Via," gumam Kenza ketika melihat Via yang menyodorkan minuman padanya.

"Ngapain lu kesini?" tanya Kenza yang bingung melihat Via yang ntah sejak kapan ada disampingnya.

'Ini asli apa lamunan gue yah?' Batin Kenza menatap Via lekat.

Itumah asli Ja.

"Gpp cuma mau ngasih lu minum, nih ambil," kata Via yang kemudian nempelin air itu dipipi Kenza.

'Oh asli to, gue kira halu," kata Kenza dalam hati.

"Yaudah, sini kalo maksa." Kenza mengambil alih air tersebut lalu meneguknya sampai setengah botol.

"Elah tadi aja pura-pura gak mau," sindir Via.

"Itukan tadi bukan sekarang," jawab Kenza sembari duduk untuk berteduh, diikuti Via.

"Lagian lu tuh seneng banget dihukum yah, lagi pas panas-panas gini," kata Via yang udah duduk disamping Kenza.

"Ini tuh bukan dihukum, melainkan gue lagi jalanin tugas mengabdi pada negri. Kapan lagi coba gue bisa hormat bendera kalo bukan sekarang?!" jawab Kenza membuat Via kesal.

"Eleh preeettt ... bilang aja lu abis ngelakuin kesalahan makanya dihukum," sindir Via membuat Kenza menatapnya.

"Andai lu tau gue dihukum gara-gara lu. Iya lu Vi. Gara-gara lu masuk kedalam lamunan gue ngebuat gue gak fokus dan akhirnya dihukum," monolog Kenza dalam hati sembari menatap Via lekat. Via yang ditatap seperti itu memasang wajah bingung.

"Dibilangin ini mengabdi pada negri, ngeyel!" ketus Kenza.

"Dibilingin ini mingibdi pidi nigri ngiyil." Via menirukan ucapan Kenza dengan nada mengejek, membuat sang empu menahan gerah body dan hati.

"Halah, bilang aja lu iri karna gak pernah mengabdi pada negri," balas Kenza dengan penuh percaya diri.

"Sembarangan! Sebenernya gue tuhpengin mengharumkan nama bangsa, tapi sehubung minyak wangi gue gak tahan lama. Yaudah gak jari deh," bantah Via diakhiri dengan kekehan.

"Dasar cewek kucluk. Makanya pake downy dong," kata Kenza sembari menoyor jidat Via. Via yang  ditoyor bukanya marah malah cekikikan.

"Apa? Aku jadi duta minyak wangi lain? HAHAHAHA ups! Dulu sih pernah," balas Via menirukan iklan tv.

Kenza yang mendengar lawakan receh dari Via hanya bisa menggelengkan kepalanya. 'Bisa setres gue."

"Via ini maaf banget yah, gue bener-bener minta maaf kalo gak sopan sama lo, tapi gue tuh cuma mau ngasih tau. Kalo tiga lolly milkita setara dengan 150 kalori," kata Kenza, ngawur.

"Emang iya? Bukannya 120 kalori ya?" tany Via bingung.

"Masa sih?" kata Kenza ikutan bingung.

Via menopang dagu. "Kayanya iya deh."

"Tau ah, iklannya udah gaada," balas Kenza, sebelum akhirnya keduanya tertawa bersamaan.

"Vi lawakan lo receh banget, coba deh lo belajar lagi ama Raditia Dika," ujar Kenza diakhiri tawaan.

"Gue maunya ama Kemal, gimana dong?" balas Via.

Kenza menoleh. "Yaudah gpp! Tak kemal maka tak sayang."

"Udah sayang malah ditinggal ngilang," timpal Via.

"Ghosthing ... ghosthing," jawab Kenza mulai ngawur.

"Gosok dikit langsung bunting." Ini lebih ngawur.

"Dahlah HAHAHA," kata Kenza sembari tertawa diikuti Via.

Tiba-tiba Kenza teringat sesuatu lalu menghentikan tawanya. Membuat Via juga ikut berhenti.

"Kenapa?" tanya Via bingung.

"Udah sana masuk kelas, nanti lu dihukum lagi," perintah Kenza dengan mimik muka yang serius.

"Ya gak mungkin lah, ini tuh udah jam istirahat. Bel aja udah bunyi daritadi," jawab Via, enteng.

"Masa sih?"

"Iya, cius deh." Via menjawab dengan jari yang diangkat membentuk huruf 'V'

"Mi apa?"

"Micintaimu wkwk," jawab Via ngasal.

"Kenapa gak bilang daritadi kalo udah bel, kan gue mau ngantin. Perut gue udah kejeng-kejeng daritadi," kata Kenza lalu berdiri dari duduknya.

"Woy bang Eja, mau kemana?" tanya Via ketika Kenza sudah berdiri.

"Kantin," jawab Kenza sembari berjalan.

"Ikut," teriak Via.

Via memberhentikan langkahnya, lalu menoleh kearah Via.

"Ayo."

Bukannya Via berdiri justru dia malah masih diam ditempat.

"Kenapa masih disitu?" tanya Kenza.

"Bantuin," jawab Via mengulurkan tangannya. Manja lu Vi.

"Ogah, diri aja sendiri," jawab Kenza membuat Via memberengut kesal.

Ketika ingin kembali berjalan meninggalankan Via, Kenza menarik napas dalam dan kemudian berbalik arah menuju tempat Via duduk sembari mencabikkan bibirnya.

"Ayo!" Kenza mengulurkan tangannya untuk membantu Via berdiri, Via memberengut kini tersenyum lebar dan dengan cepat membalas uluran tangan Kenza.

"Gitu kek daritadi," kata Via sembari berdiri.

"Dasar manja," kata Kenza sembari berjalan.

"Biarin."

Tanpa mereka sadari mereka berjalan menuju kanti sembari bergandengan, membuat orang yang melihatnya bingung.


***************Votment🙏***************

Kucluk CoupleWhere stories live. Discover now