"Lepasin dia!"
Suara itu....
Gak asing ditelinga gue.
"Wehh siapa luh? Mau jadi pahlawan kesiangan, hah?" Jawab salah satu dari mereka. Padahalkan udah sore yah.
Duh Via, Via ini tuh luh lagi terancam. Masih aja sok-sokan.
"Lepasin dia! Kalo kalian berani, sini lawan gue."
Siapa sih? Karena gue penasaran gue, akhirnya gue berbalik badan dan dia ternyata....
"Kenza," gumam gue.
"Wah, nantang luh?"
Dan akhirnya terjadilah perkelahian antara Kenza dan para berandalan itu. Satu banding lima. Gue takut sumpah, kagak pernah gue seumur-umur liat orang kelahi.
Bugh.
Bugh.
Bughh.
Kenza mulai memukuli satu persatu kelima berandalan itu, seketika gue bingung, kelimpungan gak tau harus apa?
"Kenza awas." Gue teriak-teriak sendiri ngeliat salah satu orang tersebut ingin memukul Kenza dari belakang.
Fyuhh....
Tapi syukurlah Kenza berhasil menghindar.
Gue makin cemas kala melihat Kenza kewalahan. Gimana kalau dia kenapa-napa?
"Kenza."
Huh, sukurlah akhirnya ada yang ngebantuin dia, yaitu kedua temannya yang datang tepat waktu.
"Wah, sini luh lawan gue, beraninya kroyokan doang! Laki bukan?!" Teman Kenza menantang sambil mencolek para brandalan itu.
"Oh, atau jangan-jangan luh banci yang ikut demo kemaren yah? Parah ... parah...." Heran deh malah pada ngebacot, duh.
"Eh sini luh, tangkap gue. Kalo bisa." Ini lagi yang satu malah main-main sambil gelitikin lawannya.
"Woy Bayu, Ryan! Malah main-main." Nah loh sewot kan Kenza.
"Yan!"
"Bay,"
Mereka berdua tersenyum miring, dan saling memberi isyarat agar....
Bugh.
Bugh.
Bugh.
Brak.
Dag.
Dan akhirnya kelima berandalan itu jatuh dan tak bisa bangkit lagi. Bahkan ada yang sampai nyemplung got, nyangsang dipohon dan parahnya ada yang gak sengaja nubruk emak-emak yang lagi jalan. Alhasil digebukin deh ama emak-emak itu.
"Pergi! Atau gue laporin kalian kepolisi," ancam Kenza kepada mereka yang masih terkapar, dan tak menunggu waktu lama merekapun pergi.
Dan gue, gue masih syok ngeliat perkelahian tadi, apalagi ngeliat darah, bisa pingsan gue.
"Via luh gak papa?" tanya Kenza yang udah berada disamping gue, gue cuma bisa menggeleng lemah.
Maklum masih syok.
"Za, luh gak papa?" tanya Ryan, salah satu temannya.
"Gak! Thank yah kalian udah datang tepat waktu," jawab Kenza sembari menepuk pundak Ryan.
"Iyeh, sans kali."
"Vi, Vi luh gak papa kan? Luh gak diapa-apain sama mereka, kan? Atau ada yang sakit? Mana yang sakit?"

YOU ARE READING
Kucluk Couple
Novela Juvenil[Follow dulu yah] Cover by: TiaraAtika4 ***** "Dari ketidaksengajaan menjadi kebiasaan." *****